MELODIOUS-BAB 1 : Wanita Misterius
“Hmm..mm…ng?” gumamku pelan. Perlahan dua kelopak mataku terbuka dan aku terbangun, berada di taman bunga yang luas sekali.
“dimana ini?” tanyaku dalam hati.
Aku segera berdiri dan terheran-heran. Kenapa aku bisa berada di taman bunga ini? bukannya tadi aku ada di kamar sambil membaca novel, kenapa aku tiba-tiba ada disini? aku kebingungan sendiri. Aku mencoba memutar otak agar bisa berpikir kenapa aku bisa disini. Akhirnya, aku menyerah karena tidak bisa mengingat apa apa sama sekali.
Aku mencoba melihat sekeliling taman bunga itu, dan bergumam dalam hati,
“Sepertinya taman ini luas sekali,ya…”
Mungkin tempat ini tidak terlihat seperti taman, lebih tepatnya sebuah lautan bunga yang luas! Lautan bunga ini memiliki banyak bunga yang sedang bermekaran dengan indahnya dan tersusun rapi. Bermacam-macam warna bunga itu terlihat seperti pelangi. Pohon-pohon disekitarnya pun berdiri kokoh, memberikan kesan yang sejuk diantara bunga-bunga yang bermekaran. Sungai satu aliran pun menambah damainya suasana. Gunung-gunung yang menjulang tinggi itu menambah keindahan panorama yang kulihat. Keindahan taman bunga ini membuatku merasa ingin terus memperhatikannya, mengitari dan mengaguminya.
Saking terkagum-kagumnya, aku menyentuh pelan salah satu kuncup bunga yang berada tepat di bawah kakiku. Saat aku menyentuh kuncup bunga itu, mataku berbinar-binar
“Astaga! Kuncup bunga ini halus sekali!!” batinku.
Aku jadi gemas sendiri pada kuncup bunga itu. Karena penasaran, Aku pun mencoba mengelilingi padang bunga itu sambil sesekali menyentuh lembut setiap ujung bunga. Saat aku berjalan,aku mendengar suara kicauan burung pipit yang beterbangan dan suara pelan air sungai.
“Tempat yang indah sekali, rasanya jadi tenang” batinku dalam hati.
Aku memetik salah satu bunga dan menghirup aromanya sambil berkata, ”wanginya…”.
Ditengah jalan, aku melihat sesosok wanita yang sedang menyanyi di tepi sungai. Nyanyian wanita itu terdengar merdu dan lembut. Seakan seluruh hutan dan isinya juga ikut bernyanyi bersamanya. Rambutnya yang berwarna putih itu terlihat bersinar ditimpa cahaya matahari. Sosoknya yang seperti peri sangat misterius, membuatku penasaran.
Aku pun mencoba mendekatinya, perlahan tapi pasti aku terus melangkah menuju wanita bersurai cokelat terang itu. Aku terus mendekat dan mendekat. Entah kenapa semakin dekat, suaranya semakin merdu dan jelas. Rasanya aku seperti mengenal wanita itu. Sekarang jarakku dan wanita itu hanya beberapa langkah. Aku mencoba memanggil wanita itu,”Hei…,” ucapku pelan. Wanita itu menghentikan nyanyiannya dan langsung memutar badannya agar bisa melihatku dengan jelas. “Ya, ada apa ya?” balasnya.
Aku merasa terpana melihat wajah wanita itu, wajahnya itu tidak bisa dibilang seperti wanita, tapi seperti ‘Kakak Bidadari’. Wajahnya sangat mirip denganku dari ujung rambut sampai parasnya.
Kulitnya yang putih bersih, bibirnya yang mungil berwarna pink, hidung mancung, rambut seputih salju sepinggul, tubuh yang ramping, dan bulu matanya yang lentik sangat mirip denganku. Kecuali iris matanya, iris matanya yang berwarna pink cerah bagai batu delima itu membuat parasnya yang cantik menjadi lebih cantik. Aura yang lembut dan penuh kasih sayang membelit seluruh tubuhnya. Dengan dress semata kaki berwarna putih tulang itu, dia terlihat anggun. Matanya yang sayu itu menatapku lembut, dia membuat jantungku berdetak hebat. Rasanya aku mengenalnya. Tapi dimana ya? Aku pun terdiam.
Hening, hanya angin yang lewat. Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut kami, keadaan jadi sedikit canggung.
“A..anu.. apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanyaku gugup, berusaha menghilangkan kecanggungan ini.
“Entahlah. Aku rasa kita belum pernah bertemu sebelumnya.” Jawabnya santai.
“Tapi rasanya, wajahnya sangat familiar buatku” Kataku dalam hati.
Lalu, suasana menjadi hening lagi. Kami hanya terdiam dan saling menatap satu sama lain dalam keheningan yang tercipta, wanita itu terdiam, aku juga ikut terdiam gara-gara terbawa suasana.
“Pe..perkenalkan, namaku Alice” Kataku memulai percakapan, berusaha menghilangkan kecanggungan.
Wanita itu tersenyum simpul sejenak dan berkata,”Waah, salam kenal ya..namaku…”
Baru saja kakak itu bicara, tiba-tiba tanah di taman itu bergoncang kuat. “Ada apa ini?! Apakah ini gempa bumi?!” Panikku dalam hati. Tiba-tiba, muncul lubang besar merongga karena gempa hebat tadi.
“Kraaak…”
Aku terkejut dan mundur beberapa langkah, takut jatuh ke dalam lubang besar itu. Namun, tidak sengaja aku tersandung batu dan terjatuh. Aku terjerumus ke dalam lubang besar itu, berteriak kencang meminta tolong,
” Tolong..!! kakak..!!, tolong!!!...tolong!! ” Teriakku kencang.
Lubang itu semakin dalam dan dalam sampai puncak dari lubang itu tidak terlihat. Aku terus menerus berteriak, memanggil kakak itu dan semakin lama suaraku lama-lama hilang dan tak bisa bersuara. Aku menangis,
“ To..tolong…ka..kak..to..long..” lirihku sambil menangis berlinang air mata.
Aku terus menerus menangis, mengeluarkan air mata sambil menggenggam erat bunga yang kupetik tadi.
Seketika sekelilingku gelap dan semakin gelap. Udaranya semakin dingin, kucoba menutup mataku, berusaha menenangkan hatiku. Ah, rasanya sunyi dan sepi. Apakah aku melayang? Kemana lubang tanpa arah ini akan berakhir? Dalam sepi, aku merasakan sesuatu di dalam hatiku, aku benar benar merasakannya..Hatiku hampa, seperti…seperti ada lubang yang sangat besar. Seperti sesuatu yang penting bagiku…seperti kesempatan emas yang hilang. Tapi…apa itu?
“ Haaaaa??!! “
“ Haaaah…haaaaaah….”
Aku membuka kedua mataku lebar. Kini yang tampak bukanlah tempat yang gelap dan hampa melainkan langit-langit kamar, itulah yang pertama kali kulihat.
“Untunglah..yang tadi itu cuma mimpi” kataku dalam hati, sembari mengelus dada.
Aku beranjak bangun dari posisi tidurku yang tadinya menyamping, mendaratkan kaki dilantai lalu duduk sebentar, berusaha mengumpulkan nyawa. Aku menyeka anak sungai yang berjejak di pipiku. Lalu aku melirik seluruh ruangan di kamarku sekilas, untuk memastikan apakah aku benar-benar dikamar dan sudah bangun dari tidur.
Aku berkata dalam hati, ”Ini benar-benar di kamarku..syukurlah kalau mimpi itu tidak nyata.”.
Saat aku berdiri, Aku lihat ditepi bantal terdapat setangkai bunga yang kupegang didalam mimpi. Aku terkejut bukan main, segera mengambil bunga itu, aku benar-benar terkejut sampai mulutku ternganga lebar. Haah?! Serius ?!!?! ini kan bunga yang kupegang didalam mimpi..masa sih..kalau mimpi itu..
Kalau mimpi itu nyata?!?!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutin donk kak, seru banget!
makasih udah baca! iya insya allah segera dilanjutkan
Lanjut dong... penasatan nih
makasih. iya insya allah^^
Sama2 ^^
Hai salam kenal
Hai salam kenal aku Radhwa
salam kenal radhwa, aku bilqis
Bagus banget!
makasih
makasih, iya insya allah saya bakal sering2 upload
ini cerita pertama ana, klau ada kritik dan saran silahkan tulis di sini ya!! ^^