Keringat sang Ibu tidak membuatnya lelah, bentakkanku tak membuatnya marah, kadang diriku selalu membuatnya kesal. Tetapi ibu selalu tahu caranya agar aku tidak kesal kepada nya. Tangisan kecilku dulu tidak membuatnya menyerah, Ibu seperti bulan dan aku bintangnya selalu dekat setiap waktuku.

Aku selalu salah kepadanya, selalu marah kepadanya. Tetapi ibu hanya diam dengan sikapku itu, Kenapa Bu? Kenapa hanya diam dengan sifatku seperti itu. Yang aku lakukan selalu salah di depan mata ibu!! Selalu salah, selalu dibanding-bandingkan. Tetapi laranganmu memang benar Bu, kau seperti cenayang.

Kau larangku untuk jangan salah dalam pergaulan, jangan ikut teman yang tidak benar. Iya aku salah Bu, Aku tidak pernah mendengarkan laranganmu dan membuatku jatuh Bu, tidak mau mendengar kamu selalu membentak pembicaraanmu "Aku minta maaf Bu"

Apakah maaf aku bisa menyembuhi lukamu Bu? Karena aku selalu salah denganmu Bu."maafin aku Bu"walau bibirmu memaafkan aku,tetapi hatimu sakit dengan perilakuku."aku minta maaf Bu" maafkan aku

"Maafkan anakmu ini Bu"

Maafkan aku Bu selalu tidak mendengarkan kata-katamu, padahal kata-katamu selalu benar dan kata-katamu selalu terbaik untuk diriku. Kau tahu mana yang terbaik untuk diriku aku selalu salah menilai dirimu Bu, aku sudah salah kepadamu. Kata-kata nakal di dalam bibirku tidak membuatmu marah atau kecewa

TERIMAKASIH IBUKU