Linda Dwiyanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Berharganya Selembar Kertas Biru Karena Menulis
Dok. Media Guru

Berharganya Selembar Kertas Biru Karena Menulis

Berharganya Selembar Kertas Biru Karena Menulis

Selembar kertas biru membuatku senang dan sedih. Mengapa? hari Senin bahagia kutangkup, setelah tak dinyana aku menerima uang. Tapi tak hanya aku saja ada beberapa orang dan 3 sahabatku, mengapa aku mendapatkan selembar kertas biru? Karena aku telah memenangkan lomba puisi, jika seandainya aku ikut tetapi tak berhasil tentunya aku tak diberi uang sebagai bentuk apresiasi dari sekolah. Beberapa kali aku mengikuti lomba menulis yang diadakan oleh MediaGuru namun pihak sekolah belum memberikan respon, itulah yang membuatku aktifitas menulisku menjadi timbul tenggelam tak ada ucapan maupun tanggapan yang mendorongku lebih semangat hingga aku terkejut saat upacara namaku dipanggil didepan. Wah...jangan ditanya bagaimana aku tak terkejut, dalam benakku kesalahan apa yang sudah kuperbuat. Tak dinyana aku merasa senang karena memperoleh uang, kusadari baru kali ini aku mendapatkannya. Entahlah alasan apa aku tak tahu, tentunya yang paling memahami adalah pembimbingku, beliaulah yang terus mendesakku untuk menulis. Ssst...padahal bukan guru bahasa Indonesia lho, tapi guru seni budaya.

"Senang ya dapat biru" sindir Nindi,

"Coba kemarin kamu ikut menulis dan menang, pasti juga sama" jelasku,

"Baru mager nulis nich. Tapi belikan es krim dulu dong, jangan pelit"

"Okey, untuk sahabatku sesama penulis kuturuti dech. mau yang mana?"

" Koperasi aja, mumpung sepi kita khan juga sama-sama dihukum" sambil tertawa

"ha..ha..Ayo. Keburu ketahuan Bu Atik bisa berabe kita"

Segera kami berlari, setelah sampai di koperasi aku dan Nindi segera membeli jajanan yang diinginkannya, tak lupa aku juga membeli untuk teman-teman di kelas.

“Hore..terima kasih ya, sering-sering aja nich dapat traktiran” seru Anton, teman satu kelas,

Kutunjukkan wajah masamku, hm..maunya padahal nulis susah banget, belum kalau dikejar oleh pembimbingku. Jadi takut kalau bertemu. Pft..

"Nanti kalau ada lomba lagi, ikut aja" kataku pada Nindi

"Ogah...takut kalah"

"Kenapa harus takut? kalah dan menang adalah hal biasa, atau ada indikasi lain?"

"Selembar biru kalau bisa" senyum Nindi,

"Pasti kamu bisa, aku khan baru beberapa kali bedalah" jawabku,

Keduanya kini sudah melebur jadi satu. Tak ada iri hati, yang ada hanyalah keinginan untuk meraih lembaran biru.

Yah, menulis bisa dikatakan mudah bisa juga susah, mudah kalau sudah ada kalimat pembuka dalam otakku, ketika ide datang maka aku menulis tanpa ada hambatan beda bila tak bertemu dengan namanya inspirasi akan susahlah menulis bahkan bisa dikatakan macet dijalan. Bisa berhari-hari hanya membuka catatan di gawai tapi tak menulis dan biasanya aku akan berjalan-jalan guna menangkap gagasan. Lancar menulis karena terbiasa, maka seminimal mungkin kubiasakan untuk tetap menulis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post