Ibuku
Sang dewi malam menunjukkan sinar cerahnya malam ini, aku sedang mempersiapkan buku untuk sekolah besok. Aku mendengar suara bising dari dapur, aku langsung bergegas untuk melihat situasi. Ternyata, aku melihat ibuku sedang makan, sesuap nasi hanya dengan sambal. Sedangkan aku, adikku, dan ayahku sudah makan penuh dengan lauk pauk yang bermacam ragam.
Pikiranku kosong, tangan ku bergetar, dan mataku sudah tergelinang air di kedua bola mataku. Sejak sebelum aku menghembuskan nafas pertama-ku di bumi, jauh sebelum kita bertemu, sejuta jasa telah ibu curahkan demi diri-ku. Hingga sekarang, aku yang sudah bisa berdiri sendiri, bergerak sendiri, mengutarkan seluruh aspirasi ku, semua berkat ibu. Dan aku yang kini sudah besar, ibu tidak pernah berhenti menyayangiku setiap detik. Seribu berlian di dunia tak akan pernah membayar segala hal yang telah ibuku lakukan untuk-ku.
Aku yakin, aku adalah anak paling beruntung yang bisa mendapatkan-mu sebagai ibuku. Aku bersyukur Tuhan mempertemukan dua garis lurus pada satu titik temu. Terima kasih atas segalanya, Mah. Maafkan aku hanya bisa menjadi beban di hidupmu. Jika ada yang bertanya, "Apa ketakutan terbesarmu?", jawabanku akan selalu menjadi "Kehilangan Ibuku."
Jakarta, 17 Oktober 2023.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar