Didi Kempot, Rajanya Campursari. Beliau memiliki nama asli Didik Prasetyo. Lahir pada tanggal 31 Desember 1996 di Surakarta, dan wafat pada tanggal 5 Mei 2020 di Surakarta pula.

Sekali lagi, tokoh yang kutuliskan sebagian kecil kisahnya ini merupakan salah satu penyanyi favorit Ayah. Dan sama halnya seperti bagaimana first impression-ku dengan lagu-lagu Iwan Fals(di artikel sebelumnya), aku sempat tidak suka dengan lagu-lagu Didi Kempot yang bertema campursari. Tapi lama-kelamaan, lagunya cukup menarik dan terngiang-ngiang di telinga :)

Banyak orang yang menyukai lagu-lagu Didi Kempot, terutama orang Jawa. Jelas karena lagunya banyak yang berbahasa Jawa. Para pecinta Didi Kempot membuat komunitas bernama Sobat Ambyar. Ayahku tidak ikut, karena Ayah tidak sefanatik itu. Kalau suka, ya suka, dengerin lagunya, nonton konser dari Youtube, sebatas itu.

Mengapa dijuluki The Godfather of Broken Heart? Karena lagu-lagu Didi Kempot sebagian besar berisi tentang patah hati. Dan walau liriknya berbahasa Jawa, Didi Kempot tidak hanya populer di dalam negeri, loh!

Lagu pertamanya adalah Ginah, yang aku sendiri belum pernah dengar(hasil searching saja). Dan lagu terakhirnya, menjelang wafat, adalah Ojo Mudik, yang berisi ajakan untuk jangan mudik di tengah wabah COVID-19 kala itu. Lagu Didi Kempot yang paling kusuka adalah Cidro, Banyu Langit, Layang Kangen, dan Kalung Emas. Coba deh, kalian dengar lagunya, dijamin cocok untuk yang lagi patah hati!

Sampai jumpa di artikel singkat berikutnya!