Psyche
Sudah lebih dari 1 jam gadis itu duduk disana. Memandang halaman rumahnya yang penuh dengan berbagai macam jenis bunga. Jika diperhatikan lagi, halaman itu lebih terlihat seperti sebuah taman bunga dibanding halaman rumah.
Gadis itu geming. Pagi ini dia ingin duduk saja di kursi rotan itu, sambil meminuk segelas susu hangat yang selalu menjadi favoritnya.
Semalaman hujan terus turun, membuat tidurnya lebih nikmat dibanding malam-malam lainnya. Hujan diluar, selimut yang hangat, serta mimpi indah yang ia dapatkan semalam, menjadi sebuah kenikmatan tersendiri baginya. Pagi ini matahari bersinar terik menyilaukan mata. Kehangatan yang ia sebarkan, begitu nyaman menyentuh kulit.
Gadis itu menghela nafas, sudah datang saatnya ia bosan duduk sendirian disini. Baru saja ia hendak berdiri, seorang gadis lainnya datang.
Seorang gadis kecil berumur 4 tahun dengan pita pink dirambutnya. Tangannya menggenggam sebatang coklat yang telah ia makan setengahnya. Kemudian ia duduk dikursi rotan lainnya disamping sang kakak.
"Mukanya kotor tuh, bersihin dulu gih" Gadis itu meraih tisu yang terletak di meja bundar didepannya. Dengan telaten mengelap sisa coklat yang menempel dipipi adiknya.
Gadis kecil itu tertawa gemas, kemudian kembali menyuap coklat ditangannya.
"Kakak kenapa disini cendili?" Dengan mulut yang masih mengunyah, ia bertanya.
"Nggak ada, cuma mau berjemur doang"
"Emangnya kakak cucian bunda? Kenapa dijemul"
Anak yang lebih tua hanya menghela nafas. Kemudian kembali menatap bunga-bunga matahari yang tertanam dihalaman. Kini bunga-bunga itu dikelilingi sesuatu yang beterbangan dengan riangnya, seolah mereka menyukai bunga-bunga itu.
"Kakak-kakak! Ada kupu-kupu! Kak!" Anak itu berdiru, melompat-lompat kegirangan melihat sekumpulan kupu-kupu yang terbang kesana kemari itu. Sang kakak tersenyum, tangannya bergerak menyentuh surai hitam sang adik.
"Kamu tau?"
Gadis kecil itu berhenti melompat, kemudian kepalanya mendongan menatap kakaknya.
"Nama lain kupu-kupu itu Psyche, yang artinya penyembuhan" Gadis itu tersenyum.
"Belalti kalo sakit, telus mau sembuh halus makan kupu-kupu?"
Seharusnya aku sadar dia masih 4 tahun.
"Hmm, bukan begitu"
"Telus?" Kedua mata itu kini menuntut penjelasan. Sedangkan sang tua hanya tersenyum geming, lantas berdiri dan pergi begitu saja kedalam rumah.
"Kakak! Kok malah pelgi? Kakak!" Gadis kecil itu berlari, ikut masuk kedalam rumah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar