Khurriyatul Muthrofin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Prolog

Musim gugur telah datang. Daun-daun berjatuhan dan berserakan di jalanan. Banyak orang berlalu-lalang sambil mengobrol bersama teman, kekasih, ataupun keluarga mereka. Saking asyiknya berbicara, mereka tidak tahu kalau diantara mereka ada seorang gadis kecil yang sedang menangis.

"Huuuu... Hiks.. Slrpp... Hiks.. Huuu.." Suara tangisan, isakan, suara ingus disedot berkali-kali terdengar dari gadis itu.

Suara itu tidak mampu untuk membuat seseorang pun mendengarnya. Jika diibaratkan, maka akan seperti seekor semut diantara sekumpulan gajah.

"Hei, kenapa kamu menangis?" Seorang anak laki-laki turun dari sepedanya dan berjalan menghampiri gadis itu.

Tidak ada jawaban. Gadis itu terus saja menangis.

"Ini coklat buat kamu. Jangan nangis lagi yah." Laki-laki kecil itu menyodorkan sebatang coklat.

Gadis itu bergegas mengusap wajahnya dengan bajunya dan mengambil coklat itu. Ia memakannya dengan tenang.

"Aku mau pulang dulu, kamu mau ikut?" Tanya anak laki-laki itu lagi dan dibalas dengan anggukan kecil oleh yang ditanya.

"Ayo!!" Anak itu menarik tangan gadis kecil itu dan membawanya ke sepedanya.

***

Di perjalanan tidak ada yang berbicara. Si gadis menunduk menatap jalanan sambil memakan coklatnya, sementara anak laki-laki itu fokus ke depan sambil menyeimbangkan sepeda kecilnya agar tidak jatuh.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di rumah anak laki-laki itu.

"MAMA, AKU PULANG!!"

"Iya, sebentar. Mama bukakan."

Dari dalam keluarlah seorang wanita yang masih muda untuk dipanggil mama. Wanita itu membuka pintu gerbang. Ia terdiam sejenak saat melihat tidak hanya putranya yang ada disana.

"Kamu apakan gadis itu!!" Mama anak laki-laki itu memegang tangan gadis tadi.

"Eh, Vino nggak tahu, Ma," jawab anak tadi yang ternyata namanya Vino.

Mama Vino tidak menjawab, ia menggiring gadis itu ke dalam rumahnya.

"Kamu diapain sama Vino?" Tanya Mama Vino.

Gadis itu menggeleng dan membuat wanita di sampingnya bingung. Mama Vino menoleh ke putranya yang sedang menunduk dengan tatapan bingung.

Seakan tahu mamanya sedang memandangnya, Vino menjawab, "Vino nggak tahu apa-apa. Dia tadi menangis di bawah pohon maple, terus Vino samperin dan ngajak pulang."

Mama Vino kembali menatap gadis tadi.

"Kamu ingat rumahmu?" Tanyanya.

Gadis tadi mengangguk.

"Vino, kamu anterin dia pulang! Kasian, pasti mamanya sedang mencarinya."

"Iya, ma. Ayo!" Vino menarik tangan gadis itu dan kembali membawanya ke sepedanya.

"Baiklah, rumah kamu dimana?"

Gadis itu tetap diam.

"Hei, bagaimana aku bisa mengantarmu kalau kamu diam terus."

"Jalan edelweis nomor 24, rumah warna biru." Gadis itu menjawab pelan.

Vino menjalankan sepedanya kembali saat tiba-tiba gadis itu menarik bajunya.

"Kenapa?"

Gadis itu tidak menjawab. Dia menatap ke penjual es cappucino yang ada di depannya.

"Kamu mau es itu?"

Gadis tadi mengangguk.

"Oke." Vino turun dan membelikan gadis itu es.

"Nih."

Anak perempuan itu mengambil es nya dan mulai menyedotnya. Vino diam menyaksikan anak di depannya minum sampai sudah tersisa setengah.

"Mau?"

Vino mengangguk dan menyedot sedikit es itu.

"Oke, ayo kita lanjut jalan."

Gadis itu menurut.

***

"Vella, dari mana saja kamu? Ibu khawatir kamu tidak ada dimana-mana?"

Gadis yang dipanggil Vella itu memeluk ibunya sambil menangis lagi.

"Udah, kamu masuk kamar dulu."

Vella mengangguk.

"Kamu, terima kasih yah. Tante kirain Vella tadi kemana."

"Iya, Tan. Vino balik dulu."

"Iya, hati-hati. Benar-benar anak menantu idaman itu. Masih kecil, udah baik gini."

"Vino balik dulu. Dadah tante."

"Iya."

Dan itulah awal pertemuan dua anak itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post