Tidak Mudah Untukku
Judul:Tidak Mudah Untukku
Oleh:Khansa Taqiyya Mufida
Jenis buku:Novel
Sekolah:SDIT Daarul Fikri (kelas 6A)
Sinopsis:
"Hhmm, kenapa dia tidak bermain dengan teman teman yang lain? Aku ajak bicara deh." Pikir Zahra. "Hai, namaku Zahra Annida. Salam kenal." "..." Anak Pojokan itu tidak menjawab "Oh hahaha, maaf. Lagi sakit gigi ya.." Zahra menenangkan suasana. "Nggak." Anak Pojokan itu menjawab. "Oh hahaha," "dia kenapa ya, dia kesepian.."
Itulah julukannya, "Anak Pojokan" karena meja nya dipojok, dan tempat kesukaan nya dipojok. Anak anak lain bilang dia itu memang suka berada dipojokan. Dan katanya siapapun yang berteman dengannya akan mendapat sial! Zahra sih tidak percaya. "Lagipula dia itu kan teman sekelas, masa aku harus menjauhi nya.." Pikir Zahra.
Pada saat yang lain...
"Mmm, hei, kau mau berteman denganku?" Zahra memulai pembicaraan. Anak Pojokan itu melihat ke arah Zahra dengan tajam. "Waaa, apa aku salah bicara?? Dia akan menjawab apa?? Haa, seharusnya aku tidak melakukan ini..." Zahra seketika membeku. Apakah tawarannya akan diterima? Apakah benar Anak Pojokan itu membawa sial? Simak cerita selengkapnya di novel "Tidak Mudah Untukku". Selamat membaca!
Outline:
Babak baru
In 2016
Dapat tapi tak selamanya
Hari Bahagia Ku
Janji yang tak pernah terjanjikan
Masa masa sulit
Kenapa blok?
Rindu dirimu yang dulu
Keputusan
Mentari atau teman?
Walau aku benci...
Babak baru
"Kriieettt...." Suara pintu terdengar di ujung malam. "Buun, bangun Buunn" Suara imut terdengar di telinga Bunda. Bunda terbangun dan menoleh. "Haaahh, Zahra?? Kok udah bangun sayang? Ini kan masih jam 3.00." Bunda kaget melihat sosok Zahra kecil didepan nya. "Hehehe, iya Bunda. Zahra udah gak sabar mau difoto bareng teman teman saat kelulusan hari ini Bunda..." Zahra kecil sangat bersemangat. "Ayo tidur lagi, nanti disekolah mengantuk loohh. Nanti tidur saat difoto gimana hayoo? Kata Bunda. "Nggak, Zahra gak mau tidur lagi. Zahra mau siap siap ke sekolah Bun. Boleh kaann? Hihihi." Zahra membujuk Bunda. "Hhmm, iya deh" jawab Bunda. "Asiikk, terima kasih Bunda" Zahra kegirangan. Ia langsung berlari ke kamar nya lalu mempersiapkan barang barang yang akan dia bawa dan baju wisuda yang akan Zahra kenakan. "Ini kan masih pagi Zah, kok sudah siap siap?" gumam Bunda.
Sinar mentari mulai menyinari hari. Pukul 9, Zahra akan berangkat ke sekolah. Tak sabar ingin lulus TK dan akan melanjutkan ke SD (Sekolah Dasar). "Teng tong teng tong, teng tong teng tong..." suara jam berbunyi. Jam berbunyi tiap 30 menit sekali. "Waahh, Ayah, Bunda, ayo berangkat. Sudah jam 8.30. Ayoo cepaatt." Zahra tak sabar lagi "Hahaha, iya iya, ayo naik mobil" kata Ayah. Zahra sedikit terdiam di mobil. Entah kenapa. Dia agak merasa resah. Zahra sendiri tidak tau kenapa dia merasa resah. Ia menutupi kereshannya dengan cara mengajak Ayah dan Bunda bicara agar Ayah dan Bunda tidak khawatir pada Zahra karena terdiam.
Pemotretan selesai. Pembagian rapot selesai. Tinggal berpamitan pada guru guru yang akan ditinggalkan. Bu Nina, Bu Aisyah, Bu Siti, termasuk Bu guru favorit ku, Bu Anis. "Huuu, Zahra akan rindu sama Bu Anis..." "Iya, nanti Zahra jadi anak pintar ya." "Iya bu, Zahra janji." "Percakapan terakhir ku dengan Bu Anis"
Zahra melanjutkan SD di sekolah swasta. Nama sekolah nya SDIT Al-Muminun. Katanya sih sekolahnya bagus, murid muridnya bagus bagus juga, dan sekolahnya dapat peringkat A. Ekspektasi Zahra, dia akan bahagia disana. Yaa, Zahra yakin orang tuanya pasti memilihkan sekolah yang terbaik untuk anaknya.
Hari pendaftaran dimulai hari ini. Semua calon siswa datang kesekolah untuk tes. Zahra dan orang tuanya pergi kesekolah untuk mendaftar. Zahra berjalan di lorong utama sekolah. Lorongnya terlihat ceria. Lorong dipenuhi pernak pernik berwarna warni, seakan menyambut kedatangan para murid. Zahra bahagia. Ia merasa sekolahnya tersebut tidak akan menjadi kehidupan kelamnya.
Zahra bertemu beberapa calon murid lainnya. Mereka semua tinggi tinggi. Saat Zahra berjalan menuju ruang pendaftaran bersama Bunda, Zahra bertemu seorang anak perempuan, dia sepantaran dengan Zahra. Namanya Adyn. Dia lahir di Jogja, tapi tinggal di Bandung. Adyn punya seorang kakak perempuan, namanya Mei. Karena lahir bulan Mei. Kak Mei sekarang kelas 9. Memang jauh perbedaan usianya sama Adyn. Zahra dan Adyn disuruh bergandengan. Katanya sih biar saling mengenal. Hihihi, kata para orang tua murid. Oh ya, katanya hasil tes masuk sekolah akan diumumkan di Instagram sekolah.
"Zahra lulus gak yaa.." Goda Ayah. "Weee, lulus laahh..." jawab Zahra. "Ayah nii, goda goda aja, anak pintar pasti lulus dong yaahh" Bunda ikut berbicara. "Hehehe, Ayah kan cuma bercanda bun." yah menjawab.
Bunda sepertinya sangat penasaran dengan hasil tes Zahra. Bunda selalu menatap Instagram. Hahaha, Bunda, Bunda.
8 jam berlalu, Instagram belum mengeluarkan dering pesan nya. Bunda sampai berkeringat. Hahaha, Bunda ini berlebihan. "Tong teng." Dering khas Instagram dari hp Bunda terdengar. "Waaaa, sudah kedengaran..." Kata Bunda. "Waahh, mana hasilnya?? Mana?? Mana???" Ayah terlalu dramatis.
"Waahh, anak Ayah lulus niih... Hihihi. Selamat yaa Zahra" Sorak Ayah. "Asiikk, sekolah baru, kehidupan baru. Selamat..." Bunda ikut bersorak. "Hihihi, senang rasanya punya keluarga seperti ini" Pikir Zahra. Ia sangat bersyukur terlahir dikeluarga ini.
Mingdep alias minggu depan, Zahra akan memulai kehidupan barunya di SDIT Al-Muminun...
Minggu baru, hidup baru, sekolah baru, teman baru, guru baru, lingkungan baru, semua terasa berbeda. Hari Zahra diawali dengan doa tentunya. Lalu sinar mentari pagi dan air dingin. Mandiii.
"Huuuu, dingiinn Buunn. Gak ada air hangat memangnya Buunn. Ini kan Bandung Buunn. Dingiinn" Zahra mengadu pada Bundanya. "Laahh, ini kan orban, orang Bandung, masa gak bisa mandi pake air dingin." Bunda menimpali. "Yaa, terserah Bunda deh" Zahra sedikit merajuk, hihihi.
"Naahh, gini kan cantiikk, rapiihh, sudah siap sekolaahh." Bunda bersemangat. "Hehehe, iya Bun." Zahra menjawab. "Ayo berangkat." Kata Ayah. "Ayoooo." Kata Bunda dan Zahra.
"Waahh, sudah sampai." Gumam Zahra. Ayah dan Bunda mengantarkan Zahra ke kelasnya. Semua kursi dan meja di kepinggirkan. Para murid duduk melingkar dilantai. Mereka semua tampak gugup, termasuk Zahra. Setelah para murid terkumpul, para orang tua dipersilakan untuk keluar. Disini banyak drama. Ada yang menangis, ada yang malu malu, ada yang tidak mau ditinggalkan orang tua nya, DLL. Zahra sangat gugup. Kehidupan barunya sangat berbeda. Zahra melihat wajah wajah asing didepan matanya. Namun, para wajah asing itu terlihat perhatian pada murid barunya. Yup, para guru. Guru guru disini sangat baik. Oppss, lupa dengan kelas. Hehehe. Kembali ke kelass....
Semua murid duduk melingkar dengan para guru. "Assalamualaikum anak anak, selamat datang, hari ini kita akan berkenalan dulu niihh. Belum ada pembelajaran ya. Naahh, nama Ibu, Ibu Yasmin dan ini Bu Nisa. Ibu akan melempar bola kertas ini ya kesalah satu anak disini, nanti yang mendapatkan bolanya harus memperkenalkan diri ya, kalau sudah, bolanya dilempar lagi ke salah satu anak disini lalu memperkenalkan diri, dan seterusnya. Oke anak anak?" Bu Yasmin berbicara. "Oke bu.." Anak anak menjawab.
Bu Nisa melempar bola ke anak yang duduknya disebelah ku. Zahra mendapat lemparan bola dari seorang anak perempuan.
"Itu. Itu kan anak yang waktu itu aku gandeng." Ya, itu anak yang waktu itu Zahra gandeng saat pendaftaran. Adyn itu lohh. Yang sepantaran dengan Zahra tingginya.
Kesamaan tinggi badan membuat Zahra dan Adyn sangat dekat. Mereka sudah seperti sahabat. Akan tetapi. Kedekatan itu tak berlangsung lama. Adyn lebih suka berteman dengan Kayla, Naisya, dan Hasna.
"Aku dilupakan Adyn." "Adyn tak peduli lagi padaku." "Mengapa dia begitu padaku?" "Mengapa dia melakukan itu padaku?" "Apa salahku?"
Awan gelap mulai menutupi mentari dihati. Keresahan Zahra saat itu terjawab. Seakan ada yang mencoba memberitahu Zahra masa akan depannya. Semakin lama mereka semakin mesra. Mereka seperti geng. Kemanapun mereka pergi selalu bersama. Andai Zahra punya sahabat seperti itu.
Setiap pagi sesampainya disekolah, Zahra selalu menaruh tasnya dikursi lalu pergi keluar dan duduk duduk sendiri di teras sambil melihat ke arah lapangan. Dimana banyak persahabatan dan pertemanan terlihat disana. Begitu bahagianya mereka. Melihat mereka berteman seperti itu sudah cukup untuk Zahra mengeluarkan senyum kecilnya walau tak selalu. Terbayang bayang selalu ketika Zahra melihat benda benda disekitarnya. Seperti saat dia melihat emoji berbentuk tangan yang menunjukkan angka dua. Dia membayangkannya seperti 2 orang yang bersahabat dan takkan terpisah karena berada di satu tangan atau diterjemahkan Zahra menjadi satu hati.
Zahra sedang berjalan ke kantin sendirian. Sejak Adyn meninggalkannya dia selalu sendiri. "Zaahh.... Zah tunggu Zahhh.." Teriak orang itu. "Hhmm, sepertinya tidak asing." Pikir Zahra. "Naahh, akhirnya berhenti juga." Kata orang tersebut. "Eehh, Mika... Bikin kaget aja sih." "Hehehe, maaf mau nanya. Bentar lagi Shopping Day kan?" Tanya Mika. "Iya. Eh katanya kelas satu enggak boleh jualan ya?" Tanya Zahra. "Iya iihh. Padahal aku mau jualan juga." Jawab Zahra. "Iya, tapi gak apa apa lah. Kita tinggal makan aja. Hahahahahah." Zahra tertawa terbahak bahak. "Hahaha, iya benar juga ya." Mika ikut tertawa.
Mika lumayan dekat dengan Zahra. Mereka teman dekat dikelas. Dan pada saat itu mereka memutuskan untuk bersahabat karena mereka berdua memang tidak mempunyai sahabat.
Zahra berjalan ke kantin bersama Mika. Mereka melewati perpustakaan sebelum akhirnya sampai di kantin. Tidak sengaja mereka mendengar mendengar percakapan keempat sahabat itu. Tentu, siapa lagi kalau bukan Kayla, Naisya, Adyn, dan Hasna.
"Hhhh, sahabat lama..."
Mereka mengobrol sambil makan. "Eh, nanti kalian mau enggak saat jajan di acara Shopping Day kita barengan?" Ajak Adyn. "Ayo, cuma kita berempat aja kan?" Tanya Kayla. "Iya dong, emangnya mau siapa lagi." Jawab Adyn.
Zahra merasa sedih. Mika merasa kesal. "Zah." Panggil Mika. Zahra pun menoleh pada Mika. "Enggak usah dengaran mereka Zah. Nanti sedih kamunya." Kata Mika. "Mmm, iya Mik." Jawab Zahra.
Besok akan diadakan Shopping Day. Hari dimana kita bisa berjualan dan membeli sesukanya. Ada yang menjadi penjual, ada yang menjadi pembeli. Semuanya siswa. Eh, guru juga bisa membeli makanan yang dijual para siswa loohh. Seru banget deh pokoknya. Kelas satu dan dua SD hanya menjadi pembeli. Kelas 3-9 boleh menjadi penjual. Hhmm, enak ya visa jualan. Eh tapi ribet juga loh jadi penjual. Bisa dipastikan kelas 1 dan 2 enggak akan bisa mengurusnya. Hahaha. Bercanda. Hehehe.
Kak Fay, Kak Mei, dan Kak Icha akan membuat standnya sendiri. Katanya untuk membuat 1 stand minimal ada 3 orang di stand itu. Kak Fay, Kak Mei, dan Kak Icha memang sahabat. Rumah mereka berdekatan. Jadinya enak kalau mau main bareng. Enak ya. Kak Fay itu kakak kelas 6 yang dekat sama Zahra. Kalau Kak Mei kakak kelas 6 yang dekat sama Hasna. Kalau Kak Icha kakak kelas 6 yang dekat sama Naisya. Hhmm, sahabat sahabat ya. Pasti Shopping Day kali ini seruuu bangeett. Iihh, gak sabar dehh pengen makan makan di acara Shopping Day. Zahra sih mau makan bareng sama Mika. Mika juga kan gak punya sahabat. Sebenarnya dia itu orangnya baik bangeett. Tapi entah kenapa enggak ada yang mau bersahabat sama Mika. Akhirnya Zahra aja yang jadi sahabatnya Mika. Tapi menyenangkan juga jadi sahabatnya Mika. Dia itu perhatian. Seru deh jadi sahabatnya Mika.
Nama lengkapnya juga miirp loh sama Zahra. Mikayla AnNida dan Zahra AnNida. AnNida nya sama. Hahaha, keren deh. Ini sih sudah ditakdirkan jadi sahabat. Hahaha.
Shopping Day... Hari dimana semua orang mendukung Zahra menambah berat badan. Hahaha. Kan semuanya berjualan makanan. Jadi Zahra bisa membeli makanan itu sepuasnya. Nanti berat badannya bisa naik. Hahaha. Aneh ya. Orang lain tuh diet biar langsing, tapi Zahra enggak mau. Zahra tuh memang kurus, makanya dia mau makan banyak biar jadi ideal gitu. Hahaha. Karena saat pemeriksaan kesehatan disekolah, kata dokter Zahra itu kurus. Makanya Zahra mau makan banyak. Biar gak dibilang kurus lagi. Hahahahaha. Untung ada Mika yang mendukung Zahra buat makan banyak di Shopping Day kali ini. Hahahaha, makasih ya Mika.
"Zah, nanti pulang bareng ya." Ajak Mika. "Oke." Jawab Zahra.
Rumah Mika juga dekat dengan sekolah. Rumah Mika dekat loh dengan rumah Zahra. Jadi mereka sering main bareng. Nah, gitu dong namanya sahabat sejati. Hehehe. Eiitss, kembali ke perjalanan pulang bersama Mika...
Dalam perjalanan pulang...
"Zah, nanti saat Shopping Day kita jajan ke stand FAMECHA yuk." Ajak Mika. "Hah?? FAMECHA??" Zahra kebingungan. "Iya, FAMECHA." Jawab Mika. "Iihh, aku serius nanya... FAMECHA tuh apa? Tanya Zahra. "Aahh, masa kamu gak tau siihh?" "Iihh, bener... Aku gak tau...." "Fay Mei Icha..." Jawab Mika. "Oohh, standnya Kak Fay... Bilang doong..." Jawab Zahra. "Aahh, kamu niih kudet. Alias kurang update. Hahahahahahahahaha." Mika tertawa terbahak bahak. "Hahaha." Zahra sih tertawa kecil. Menurutnya jika dia tidak tertawa maka itu akan membuat Mika sediihh. Jadi dia tertawa saja walau kecil. Hehehe.
Sepulang sekolah...
"Mik, pulang bareng ya." Ajak Zahra. "Iya."
"Zahraa..." Panggil seseorang. "Eehh, Kak Fay... Haaii" Sapa Zahra. "Sedang apa kak?" Tanya Zahra. "Lagi dekor stand." Jawab Kak Fay. "Wiihh, Kak Mei nih spesialis dekor ya... Hahaha." Mika pandai menebak nih. Kak Mei memang bagus bangeett gambarnya. Kalau Kak Fay spesialis masaknya... Kalau Kak Icha. Hhmm. Jadi bendaharanya. Matematika nya jagoo. Hahaha, ketiga sahabat ini sih memang berprestasi semua.
"Dekorasinya bagus banget kaakk. Lucu." "Hehehe, makasih Zah." "Oh iya kak. Disini menunya apa aja?" Tanya Zahra. "Oohh, disini sih temanya health food." Jawab Kak Fay. "Iya, menunya ada salad buah, salad sayur, macaroni soup, cheese macaroni soup, choco pudding, salmon mentai cake sama mini sushi. Kalau minumannya ada infus water, susu kedelai, jus jeruk, sama jus jambu." Kata Kak Icha. "Eh terus ada aksesorisnya juga loohh." Kata Kak Fay. "Hah?? Aksesoris?? Ini kan health food." Mika dan Zahra kebingungan. "Iya, Kak Mei yang bikin. Ada gantungan kunci bertuliskan cara cara hidup sehat, kata kata motivasi, DLL." Jawab Kak Fay. "Oohh, hahahaha. Kreatif banget sih kak." "Hahahah, iya dong. Mei gitu loh." Kata Kak Icha. "Hahahaha." Semuanya tertawa. "Udah iihh, jadi maluu." Kak Mei malu dipuji puji terus. Hahaha.
Dibalik suara tawa itu, ada seseorang yang merasa iri pada Kak Fay dan kawan kawannya. Dia merencanakan sesuatu. Dan akan dilakukannya pada hari bahagia Shopping Day!
"Stand FAMECHA... Bersiaplah. Permainan mu akan dimulai."
Shopping Day... Hari inii.... Waktunya Zahra menambah berat badan... Hahaha
"Duuhh, Mika kok lama banget siih... Katanya kesini jam 06.30. Tapi sekarang udah jam 7. Huuhh, Mika lama."
"Zaahh, Zaahh... Tungguu..." Panggil Mika. Mika melihat Zahra seperti berbeda. "Kok dia berbeda ya. Hhmm, atau aku salah lihat. Lupakan saja. Nanti deh aku tanya" "Huh, kebiasaan." Zahra agak kesal. "Hehehe, maaf. Tadi aku disuruh jaga adik dulu." Jawab Mika. "Hhhh, iya deh." Jawab Zahra. "Dah, yuk jalan." Ajak Zahra. "Yuk."
Diperjalanan...
"Eh Zah." Panggil Mika. "Apa?" "Sekarang pakai baju muslim bebas kan?" Tanya Mika. "Iya, kan sudah diumumkan kemarin saat evaluasi kelas." Jawab Zahra dengan percaya dirinya. "Hhmm, kamu ingat, tapi... Lupa…" "Maksudmu?" Tanya Zahra. "Mmm, bajumu..." "Kenapa?" Zahra masih belum mengerti. "Waaaa, aku pakai seragaaamm!!!" Zahra baru menyadarinya. "Hahahahahahahahahahaha. Zahra niii ceroboh bangett." Mika tertawa terbahak bahak. "Aaahh, aku pulang dulu ya.. Ganti bajuuu!" "Semangat larinyaaa... Hahahahahaha..."
10 menit kemudian...
"Miikk..." "Naahh, ini baru benar bajunya..." "Iya hehehe." "Dah ah yuk berangkat. Sudah jam 7.13." Ajak Mika. "Yuk."
In 2016
Asiikkk... Sekarang Zahra sudah kelas 2. Dia semakin dewasa. Teman teman sekelasnya masih sama. Akan diacak saat kenaikan kelas 3 nanti. Dam hebatnya lagi, wali kelasnya masih sama dengan Bu Nisa. Waaww, tapi sudah tidak bersama Bu Anis lagi. Eh, coba kita lihat kehidupan Zahra sekarang yuks. Dimulai saat mentari menunjukkan dirinya.
"Zahraa, banguunn... Ayo sekolaahh...." Bunda membangunkan Zahra. "Buunn, ini kan hari terakhir sekolah... Boleh nggak Zahra bolos aja... Cuman sehari Buunn" Zahra ingin bolos sekolah dan membujuk Bunda. "Hhhh, kamu memaksa Bunda mengeluarkan jurus 1001 ala Bunda..... Hiyaaa!!" Bunda mengeluarkan jurus 1001 cara membangunkan anak. "Waaa!!!! Ampun Bunn... Ampuunn, Bundaaaa..."
Huuhh, akhirnya Zahra bangun juga. "Dahh Bunda.. Daaahh Ayah..." Zahra berpamitan pada kedua orang tuanya.
"Hoamm, ngantuk." Zahra masih mengantuk. "Kenapa sih gak boleh bolos, padahal kan cuma sehari."
Zahra melihat seseorang di aula sekolah. "Siapa itu?" "Aku belum pernah melihatnya." "Kenapa dia ada di aula?" "Aneh..." "Aku kesana deh."
Zahra menghampiri orang tersebut. "Aahh, itu kan... Itu kan Adyn." "Kenapa dia disini?"
"Adyn, kenapa kamu disini?" "Ooh, Zahra.. Ngg, Nggak apa apa" "Mmm, oke. Kenapa kamu gak main sama Kayla, Naisya, sama Hasna?" "Oh hahaha, gak apa apa kok" "Hhmm baiklah. Tapi kalau ada masalah bilang aja ke aku ya." "Iya Zah, iya." "Yaudah, aku ke kelas dulu ya... Dadah." "Dah Zah.."
"Adyn aneh... Kenapa ya dia?" "Aahh, apa jangan jangan mereka.... Aahh, nggak nggak... Gak mungkin.."
Sekarang pelajaran skill. Anak anak duduk dilantai. Mau membuat pernak pernik khas Agustusan gitu. Karena sebentar lagi mau 17 Agustus. Jadi sekelas bikin pernak pernik. Nanti akan ditenpel di kelas, di depan kelas. Saat duduk, Zahra memperhatikan sesuatu. Yap, apalagi kalau bukan Kayla, Naisya, Adyn, dan Hasna.
"Hhmm, ini aneh. Mengapa mereka tidak duduk berdekatan? Biasanya selalu berdekatan.." Zahra melihat keanehan lagi pada Naisya, Kayla, Adyn, dan Hasna. Adyn duduk jauh dari mereka.
"Apakah mungkin mereka..."
Huuhh, hari ini hari Jumat, makannya dengan nasi goreng.. Asiikk. Nasi goreng nya enak bangeettt. Kadang ada kelas sebelah yang suka minta ke kelasnya Zahra. Hihihi. Katanya sih kekurangan. Hahaha. Enak banget kali ya. Lagi lagi, tempat duduk mereka jauh. Sepertinya ada masalah dengan Adyn dan teman teman. Hhmm, Zahra harus membantu Adyn. Walaupun Adyn bukanlah sahabatnya lagi, tetaplah Adyn adalah temannya.
"Dyn, nanti ketemu di taman bawah pulang sekolah ya. Mau ngobrol." "Mm, oke." Adyn menjawab.
Kriiinngg.... Bel sekolah berbunyi. Itu tandanya sudah saatnya pulang. Zahra sudah menunggu di taman bawah.
"Duuhh, mana Adyn niihh... Aku harus cepet pulaangg. Atau besok aja. Hhhhh, tapi aku dah bilang. Masa dibatalin.. Kan gak enak."
"Zahraa.... Maaf aku telat. Hehehe." Adyn sudah datang. "Oh haaiii. Gak apa apa kok." Zahra menjawab. "Duduk disini aja yuk." Ajak Zahra. "Iya." Adyn menjawab.
"Kamu tadi kenapa gak duduk deket sahabat sahabat kamu?" Zahra memulai pembicaraan. "Oh itu. Ng, nggak apa apa kok." Adyn menjawab. "Hhmm, benaran Dyn?" Zahra tidak percaya. "Iya iya, bener kok." "Ah masa??" Zahra masih tidak percaya. "Haaa, iya iya, aku ada masalah sama mereka." Akhirnya Adyn mengakuinya.
"Hmm, akhirnya dia mengakuinya juga." "Jadi kemarin tuh aku sama Kayla, Naisya, sama Hasna main berempat sepulang sekolah, terus datang Syahmi, teman dekat aku. Terus Syahmi mengajak aku pulang bareng, karena aku memang sudah berjanji sama Sayhmi, padahal biasanya aku pulang bareng sama Kayla, Naisya, sama Hasna. Jadi mereka marah, cemburu gitu sama aku. Bahkan Naisya bilang "ah kamu mah gak seru, pulangnya bareng yang lain." Jadi aku merasa bersalah gitu. Tapi saat aku minta maaf ke mereka mereka acuh tak acuh gitu. Jadi aku sediihh. Mereka juga jauhin akuu. Padahal aku juga kan mau temenan sama yang lain. Masa gak boleh." Adyn curhatnya panjang banget....
"Oohh, gitu. Hhmm, gimana ya." Zahra berpikir. "Duuhh, dia kan sudah cerita ke aku. Aku harus bisa bantuin. Tapi gimana??? Aku gak bisa..... Aku bingung... Haa!!!!" Zahra kebingungan!! Zahra tidak tahu cara menyelesaikan permasalahan ini. Zahra harus mencari cara. Ia tidak boleh membuat Adyn kecewa.
"Uuuhh, bagaimana ini??? Huuhh, aku harus meminta bantuan orang lain." "Mmm, Adyn, boleh nggak aku pulang dulu. Aku sudah dijemput. Hehehe." "Mmm, iya." Wajah Adyn menjadi sedih. "Besok kita ngobrol lagi oke?" "Oke." Wajah Adyn menjadi lebih ceria lagi walau tak seperti biasanya.
"Huuhh, aku harus mencari bantuan ke siapa??? Mmm, ke Bu Nisa kah? Iya deh, ke Bu Nisa aja." Pikir Zahra. "Besok aja kali ya, udah sore. Aku juga harus pulang."
Keesokannya... Zahra sengaja datang ke sekolah lebih pagi. Agar saat mengobrol dengan Bu Nisa tidak ada yang menguping atau didengar orang lain. Karena ini rahasia. Psstt. Jangan berisik.
Dikelas.....
"Assalamualaikum bu." Zahra memberi salam. "Eehh, Zahra. Waalaikumsalam. Tumben datangnya sepagi ini." Bu Nisa menjawab. "Hehehe, iya bu. Mau ngobrol sama ibu." "Oohh, boleh boleh." Bu Nisa bersemangat. "Jadi bu kemarin tuh......" Zahra bercerita panjangg lebaar. "Oohh, begitu. Kalau begitu Ibu aja deh yang urus. Nanti beres deh, oke?" "Mmm, oke deh bu. Terima kasih ya buu..." "Sama sama Zahra..."
Sorenya, saat evaluasi kelas....
"Nanti jika sudah bubar, Adyn, Naisya, Kayla Syahmi dan Hasna jangan dulu pulang ya.." Bu Nisa memberi pengumuman. "Oke bu..." Anak anak menjawab.
Saat itu ada teman Zahra yang berpikir, namanya Salwa. "Hhmm, kenapa mereka gak boleh bubar dulu ya?" "Hei Zah, menurut kamu kenapa mereka gak boleh bubar dulu?" Salwa bertanya pada Zahra. "Gak tau Wa, aku juga bingung." Hihihi, Zahra berbohong. Eiitss, tapi ini untuk kebaikan.
Keesokannya....
Zahra sudah sampai disekolah dan sedang berjalan menuju kelas nya. Dan dia melihat sesuatu...
"Hai Adyn.." Sapa Kayla. "Hai Kayla.." Adyn menjawab sapaan Kayla. "Eh main yuk." Kata Naisya. "Ayoo." Jawab Kayla, Adyn, Naisya, dan Hasna.
"Waw, mereka sudah berbaikan. Bu Nisa memang ajaib deh. Aku jadi penasaran, gimana ya cara Bu Nisa membuat mereka berbaikan." Pikir Zahra.
"Bu, makasih ya udah buat mereka berbaikan." "Iya, Zah. Sama sama..." Bu Nisa menjawab.
Sepulang sekolah..... Zahra mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Dia berlari. Dan... "Aaaaa, Mikaaa. Iihh bikin kaget aja." Zahra kaget melihat kedatangan Mika. "Hehehe, maaf Zahra." "Sebentar lagi kakak kelas 6 lulus kan?" Mika bertanya. "Iya." "Eh Hasna kan dekat banget sama Kak Mei." "Eh iya ya. Pasti Hasna sedih banget ditinggal Kak Mei." Jawab Zahra. "Hhmm, kira kira apa ya yang dilakukan Hasna? Dia itu kan penuh perasaan."
Kak Mei dan Hasna memang sangat dekat. Eh coba kita lihat mereka yuk. Sekarang mereka lagi jajan di kantin dan sekarang sedang makan di tangga aula sekolah. "Kak Mei mau SMP dimana?" Tanya Hasna. "Mau di SMP Ar-Rahman." Jawab Kak Mei. "Yaahh, itu kan jauh Kak Mei. Nanti Hasna gak bisa ketemu Kak Mei lagi." "Lah, kan Hasna bisa ketemu Kakak lewat video call." Jawab Kak Mei. "Tapi tetep beda kan Kak... Hasna maunya ketemu langsung sama Kakak." Jawab Hasna. "Huuhh, aku gak mau Kakak pergi." Hasna marah.
Dia langsung berlari menjauhi Kak Mei. "Duuhh, kasian Hasna..."
"Huuh, aku harus gimana??"
"Zah." Sapa Hasna. "Oh Hasna. Hai." "Aku mau nanya." "Boleh." "Kamu tahu kan aku dekat dengan Kak Mei. Nah, aku tuh sedih kalau Kak Mei pergi, apalagi perginya tanpa kenangan dari aku gitu. Tapi aku bingung mau ngasih kenangan apa. Jadi aku nanya ke kamu Zah." "Oh, mungkin kamu bisa ngasih foto foto kenangan." "Tapi aku gak punya foto foto kenangan sama Kak Mei Zah." Jawab Hasna. "Hhmm, kalau gitu apa ya. Oohh, atau kasih gantung kunci atau gelang persahabatan. "Hah?" Hasna kebingungan. "Iya, gantungan kunci atau gelang yang sama. Misalnya punya kamu motifnya bunga, punya Kak Mei juga motifnya bunga. "Waahh, ide bagus tuuh. Makasiihh ya Zahh." "Hahaha, iya sama sama."
Sepulang sekolah, Hasna membeli gantungan kunci bergambar anime berhijab yang sedang memeluk seseorang. Yups. Sahabatnya. Zahra membelinya di supermarket dekat rumahnya. "Aku yakin Kak Mei pasti suka. Hihihi."
Dirumah, Zahra memikirkan Kak Fay. Dia juga kakak kelas 6 yang mau lulus. Kak Fay lumayan dekat dengan Zahra. Sebenarnya namanya Fayaza, tapi disingkat menjadi Fay, dibacanya sih Fey.
"Hhmm, aku belikan gantungan kunci juga? Atau yang lain saja ya..."
Saat Zahra sedang memikirkan apa yang akan dia berikan untuk Kak Fay, tiba tiba...
"Pernak perniikk... Ayo beli dekk, mumpung masih ada stoknya." Tukang aksesoris keliling melewati rumah Zahra. Zahra langsung berteriak. "Maangg!!!! Tunggu mannggg!!! Mau beliii!!!" Teriak Zahra sambil berlari ke arah penjual itu.
Zahra melihat, disitu banyak sekali pernak perniknya... Zahra ingin membeli gelang, namun kata penjualnya sudah habis terjual. Lalu Zahra melihat lihat lagi. "Wah, disitu ada gantungan kunci. Gambarnya tulisan Bismillah. Lucu banget. Aku beli itu deh."
"Mang, aku beli gantungan kunci Bismillah aja deh." Kata Zahra." "Siap dek. Mau berapa?" Tanya penjual itu. "Mau 2 aja mang." Jawab Zahra. "Siap..." "Jadinya berapa mang?" Tanya Zahra. "Jadinya 10 ribu aja neng." Jawab penjual itu. "Nih mang uangnya." "Oke. Makasih ya dek." "Ya, sama sama mang."
"Kak Fay pasti suka gantungan kuncinya. Hihihi."
Keesokannya....
Kelas 6 sedang duduk ditangga aula setelah olahraga di aula karena hujan. Jadi tidak bisa olahraga dilapangan kecuali kau ingin sakit. Disitu ada Kak Mei dan teman temannya sedang istirahat sambil makan bersama. Wah, ada Kak Fay juga. Aku kasih sekarang deh.
"Eh, itu kan Naisya. Dia bawa apa itu? Dibungkus kertas kado. Hhmm, aku tahu. Itu pasti hadiah buat Kak Icha. Naisya kan dekat juga sama Kak Icha."
Zahra menghampiri Kak Fay. "Halo Kak." Sapa Zahra. "Eh Zahra. Hai." Jawab Kak Fay. "Mau ngasih ini kak, hehehe." "Waah, apa tuuh." "Gantungan kunci kak. Hehehe." "Wiihh, lucu bangeett.." "Hehehe, makasih kak. Ini buat kenang kenangan." "Iihh, harusnya kakak yang bilang makasih, sudah dikasih ini." "Hehehe, iya kak, sama sama."
Besok hari kelulusan. Daun tua akan gugur dan digantikan daun muda. Kakak kelas 6 akan pergi dan digantikan kakak kelas 5. Daun kecil akan tumbuh menjadi generasi baru yang lebih baik. Adik kelas 1 akan mengawali kehidupan barunya di jenjang baru. Sampai jumpa kakak kakak ku dan selamat datang adik adik ku... Bahagia dan sedih bercampur disini. Ya, acara Kelulusan adalah acara yang ditunggu dan yang tidak ditunggu. Bingung deh menjelaskannya. Hahahaha.
"However, this is how life is. Where there is a time to meet, there must be a time to say goodbye. And one day there is a time to come back and see each other and never be apart again."
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar