Khalidah Abdullah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
L1ma Pr1ns1p n0mor du2 (lima prinsip nomor dua)
Sila kedua dan kisah kecil saat SD

L1ma Pr1ns1p n0mor du2 (lima prinsip nomor dua)

"PANCASILA!!"

"SATU!"

"Ketuhanan yang maha esa!"

"DUA!"

"Kemanusiaan yang adil dan beradab!"

"TIGA!"

"Persatuan Indonesia!"

"EMPAT!"

"Kerakyatan adil yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan!"

"LIMA!"

"Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!"

***

"Kayak pencak silat kalo ngomongnya cepet-cepet," aku duduk sambil menopang dagu dan terkekeh kecil, "bercanda.."

Mmm.. pelajaran yang masih kucintai sampai sekarang. Pelajaran "Tematik" dengan berbagai tema dari aku kelas 1 sampai kelas 6. Waktu itu, aku masih kelas 2, aku tengah membaca tentang pancasila, semacam percapakan tentang pancasila dengan temanku, aku sedikit menambahkan bumbu candaan agar tidak mengantuk, lagipun, itu tugas dari ustadzah dan aku ingin itu segera selesai dan temanku juga setuju. Dan hanya kami yang melakukannya, hehehe..

"Pencak silat.." aku mulai mengantuk.

"Pancasila Oi!!" temanku menyadarkanku dari kantukku yang mulai menyerang, aku tersadar, "oh iya, pancasila.." ulangku.

"Baru judul aja iudah salah, gimana dialognya," temanku menyodorkan botol minumku ke mulutku, aku langsung meminumnya dan berusaha menghilangkan rasa kantuk yang perlahan mulai menguasai diriku ini.

"Kita jelasin sila kedua, kan?" aku memastikan bahwa tugas untuk kami benar, temanku mengangguk. "Kemanusiaan yang adil yang beradab."

"Contohnya banyak itu," temanku menulis beberapa contoh yang melambangkan sila kedua dari pancasila.

"Gak boleh rasis," aku menambahkan sambil membuat gambar untuk hiasan sebagai penambah nilai juga.

"Rasis?" temanku mengerutkan kening.

"Rasis itu membedakan lewat suku, agama, warna kulit, daerah, de el el.." jelasku sambil menutup mulutku yang menguap lebar.

"O.." temanku ber-o paham.

***

"Ayo sama-sama kita mengamalkan sila kedua agar menjadi bangsa Indonesia yang melestarikan budaya dan bisa unggul dalam berbagai bidang!" aku mempresentasikan tugasku dan temanku.

Ok.

Sila kedua menekankan sebagai warga Indonesia kita harus adil dan beradab.

Indonesia memiliki banyak suku, perbedaan warna kulit, ras, agama dan sebagainya.

Sebentar..

Siapa sih yang gak mau punya kulit putih bersinar seperti artis-artis korea atau artis lokal di TV?

Sini-sini! Kulit putih bukan berarti cantk.

Kulit coklat atau hitam serta kuning bukan berarti jelek.

Banggalah dengan kulitmu.

Hanya sekedar fakta, orang eropa sana malah ingin kulitnya seperti kita, kulit orang Indonesia yang umumnya agak kecoklatan, karena mereka menilai itu lebih sehat dan menawan.

Jadi, jangan malu dan rawatlah kulitmu, oke?

(kok jadi kulit?)

untuk agama juga..

Jangan saling membedakan, oke?

Terakhir, ingat.

"Orang luar justru iri dengan keberagaman kita."

________________

Baca ceritaku: Plegmator, ya! Hehehe...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post