BAB 1

Saat ini aku sedang berjalan menikmati kampoeng Indah bersama kedua teman ku,Rena dan Reni walaupun nama mereka hampir sama tetapi mereka berdua bukanlah saudara kembar.

“Haah..,udara nya segera bangeet..,”kataku sambil merentang kan kedua tangan,pagi ini udara masih terasa sejuk,karena jarum jam masih menunjukkan pukul 5 pagi.

“Iya.. sejuuk..,”tambah Rina.

“Teman teman.. duduk dulu geh.. aku capekk,”keluh Rena

“Halaah belum apa apa udah capek, apaan dah,keja nya Cuma makan aja..,”sindir Reni.

“Kan aku capek.. lagian milih jalan kok jauh banget..,”balas Rena lagi.

“Udah udah. Kalian itu kerjanya berantem aja..,”cetus ku menghalangi mereka berantem lagi.

“Jadi gimana niih kita duduk dulu enggak?”tanyaku pada mereka,tentu rena menjawab iya

“Yaudah deh aku ngaalah..,”ucap Reni

“Yey..,”seru Rena bersorak gembira.

Akhirnya aku dan kedua sahabat ku duduk di depan lapangan bola,kebetulan disana ada sebuah kursi panjang yang bisa diduduki.

Sambil meregangangkan tubuhku,aku membeli 3 plastik jeruk hangat dari sebuah kios yang kebetulan sudah buka.

“Nih buat kalian..,”kataku sembari memberi kan 2 plastik jeruk hangat pada mereka berdua.

“Makasih loh Sal..,”balas Rena

“Gratis kan?”tanya Reni memastikan.”Tentu sahabat kyuuh..,”jawab ku sambil mencubit pipi Reni yang gembul dan unyu.

Sambil meminum seplastik jeruk hangat,aku memandangi kearah kekitar,hingga pandangan ku tertuju pada sebuah rumah yang sudah lama aku kenal,ya rumah di pojok jalan milik adik kelas bernama Keshia yang sangat aku sayangi,aku sudah menganggak dia sebagai adikku,bahkan ia juga sudah menganggak kita bertiga sebagai kakak nya,sungguh soo sweet.

Tapi aku melihat keanehan yang bertubi tubi di rumah itu.

Pertama,kolam ikan yang dulu air nya bening dan asri,sekarang menjadi berwarna hitam pekat dan berantakan,di sekeliling nya banyak cairan berwana hitam yang berceceran tak beraturan.

Terlebih lagi rumah yag tadi nya indah dan nyaman dilihat,sekarang menjadi kotor dan penuh dengan noda hitam,aku tak tau itu cairan apa?Akan tetapi itu terlihat seperti.. ah etahlah aku bingung.

“Rena,Reni kalian liat enggak banyak cairan hitam di sekeiling rumah Keisha?”tanyaku pada mereka berdua.

“Ah iya aku liat,lho kenapa seperti itu ya?”tanya Rena balik

“Iya iya kok yang ulunya rapid an indah sekarang ja berantaka gitu ya..,”balas Reni

“Mungkin kita bisa bertanya pada bapak tu,”kataku sambil menunjuk bapak penjual jeruk hangat tadi.

“Pak maaf apakah saya boleh bertanya?”anyaku pada bapak itu.

“Ya,Boleh Non.. ada apa ya..,”jawab Bapak itu.

“Bapak tau rumah yan di sebelah sana?”tanyaku sambil menunjuk rumah Keshia.

“Taulah anak dari pemilik rumah itu aalah keponakan bapak..,”jawab bapak.

“Kalau begitu.. emm bapak sering ke rumah sana?”tanya ku lagi

“Iya sering banget,biasa nya seha=bis berjualan,bapak mampir kesana dahulu,”jawab bapak itu.

Aku mengangguk angguk mengerti tapi,aku masih begitu penasaran.

“Emmh bapak tau kenapa kolam ikan itu berumah menjadi hitam dan banyak noda hitam berceceran di sana?”tanya ku lagi.

“Lho non,mungkin anda salah lihat,rumah itu masih rapid an bersih kok,bahkan kolam ikannya masih bening..,”jawab bapak itu

“oh gitu ya pak yasudah saya pergi dulu ya..,”ucap ku pamit

“Baik Non..,”balas bapak itu

Aku meng hampiri kedua sahabatku yang kini termenung sambil melihat kearah rumah Keshia.

“Hai teman teman,”sapaku pada mereka.

“Eh kamu sudah balik,,ayo duduk..,”ucap Reni mempersilahkan

Aku segera duduk dan menceritakan apa yang di jawab bapak kios tadi barusan,mereka hampir tak percaya apa yang kukatakan.

“Lho,bukannya noda hitam itu masih jelas terlihat dirumah itu?”tanya Rena bingung

“Iya masih kelihatan banget,enggak ada yang berubah..,”jawab Reni.

“Teman teman aku jadi takuut..ayo kita pergi dari sini,”ucapku merinding,sudah jelas jika noda hitam itu masih berada disitu,tetapi kenapa bapak itu tidak melihatnya?