Menepis Rintangan, Menerpa Keraguan
Menepis Rintangan, Menerpa Keraguan
Terkadang, seseorang belum mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri. Contohnya yaitu saya, tapi itu dulu. Sekarang saya dapat mengetahui jati diri saya sendiri dengan mengalirkan sebuah ide dan pengalaman lewat karya yang saya tulis yang berawal dari sebuah kumpulan-kumpulan aksara sehingga dapat menghasilkan sebuah karya. Sejak kecil, saya dikenal dengan siswa yang berprestasi karena sering mendapat juara umum di kelas. Saya ahli di bidang matematika, bahasa inggris, dan seni. Saya juga sering diikutkan lomba oleh pihak sekolah, namun saya tidak pernah mendapatkan kejuaraan dari lomba-lomba tersebut. Saya sedikit kecewa, namun di sisi lain, saya malah lebih bermotivasi untuk belajar dari pengalaman tersebut. Saat duduk di kelas 6 SD, saya mengikuti lomba matematika dengan tujuan untuk memperdalam kemahiran dan pengalaman, dan hasilnya pun tetap saja nihil. Saya sedih, kecewa, dan tak ada harapan. Namun setelah itu saya mulai ingat pepatah “Kegagalan adalah kemenangan yang tertunda” yang membuatku berpikir bahwa masih ada kesempatan bagiku. Ujian akhir dilaksanakan, saya mulai tekun belajar dengan tujuan mendapatkan juara umum. Beberapa hari setelah ujian terlaksanakan, pemberitahuan hasil dari ujian diinformasikan dan alhasil saya meraih peringkat ke-3 umum, saya bersyukur dan tentu saja akan berusaha lebih baik kedepannya. Meski bukan peringkat ke-1, kedua orang tuaku tetap bangga padaku. Hal itulah yang membuatku semakin semangat untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Menurunnya kinerjaku, salah satunya juga disebabkan oleh era pandemi COVID-19. Performa belajar saya menurun, dan tentu saja saya mengalami perubahan sikap. Saat saya duduk di kelas 7, saya mulai mempelajari bidang lain yang kurang atau tidak terlalu dimahiri oleh saya sendiri, yaitu menulis. Saya pun mulai mengasah keahlian saya dengan membuat sebuah karya tulis, tetapi hasilnya sangatlah buruk. Saya mulai menganalisis apa saja kekurangan dari struktur karya yang saya tulis tersebut. Dan saya juga terpilih sebagai murid yang mengikuti sosialisasi Karya Tulis Ilmiah. Saya senang mendapat kesempatan itu, karena saya dapat menggali sebuah definisi dan konsep tentang karya tulis di acara tersebut. Saat masuk kelas 8, saya mengikuti KSM matematika karena saya ingin tahu, keahlian saya di bidang matematika apakah mengurang atau sebaliknya. Saat babak seleksi, saya lolos di babak penyisihan tersebut. Saya pun mulai belajar dengan sungguh-sungguh untuk babak final, dan berdoa agar diberi kemudahan. Sayangnya, saya tidak lolos. Kecewa, tapi itu juga kesalahan saya sendiri karena sifatku yang selalu menganggap semuanya itu mudah. “Bagaimana bisa saya tidak lolos pada bidang yang saya mahiri?” Ujar diriku dalam hati. Lalu saya mulai berpikir untuk merubah sikap buruk itu menjadi sikap yang lebih positif. Aku pun mulai fokus pada bidang menulis, dengan mengikuti ekstrakurikuler KTI (karya tulis ilmiah) dan bertujuan untuk memperdalam wawasan dalam mengatur struktur karya tulis yang baik dan benar. Disana saya benar-benar terlatih untuk membuat sebuah karya tulis. Guru yang sabar, teliti, dan penjelasannya yang detail membuat saya tidak bosan pada bidang tersebut.
Di era modernisasi ini, banyak teknologi digital informasi yang cukup canggih dan bermanfaat bagi penggunanya. Jadi saya pun berinisiatif menggunakannya untuk belajar otodidak saat saya tidak dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, yaitu melalui media internet dan melalui konten-konten di Youtube. Lalu, saya mulai memberanikan diri untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah di bidang matematika dengan tujuan untuk mendapatkan beberapa pengalaman. Sepenggal kata-kata pun mulai kuketik berdasarkan apa yang muncul dari otakku. Perlahan-lahan kuteliti keseluruhan karya tulis tersebut. Lalu tibalah saatnya saya mengupload hasil karya saya. Dan seperti biasa, tidak lolos. Namun, kali ini bukanlah waktuku untuk menyerah. Pasalnya berjuang memang suatu hal yang berat dan sering kali menguras tenaga, tetapi sesungguhnya semangat perjuangan itu adalah kesuksesan tersendiri.
Modal terbesar kita dalam meraih sebuah mimpi yaitu adalah perjuangan dan usaha. Kita harus selalu menganggap bahwa rintangan atau musibah yang kita hadapi juga termasuk proses dalam perjalanan mimpi kita. Karena, sebuah rintangan tidak dimaksudkan untuk membuatmu berhenti di tengah jalan. Memang wajar, kita sering memikirkan kegagalan di masa lalu. Namun hal tersebut tidak bisa dijadikan sebagai sebuah pembuktian bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan kemenangan sampai kapan pun. “Semua akan terlihat tidak mungkin sampai kau selesai melakukannya.” - Nelson Mandela
Biodata Penulis
Perkenalkan nama saya Kevin Danendra Abyasa, biasa dipanggil Kevin. Saya asli kota Jember, yaitu kota yang sering orang sebut Kota Tembakau. Saya lahir pada tanggal 30 Januari 2009. Saya tidak tahu pasti arti dari nama saya, namun saya mulai mencari tahu lewat internet yakni “Orang mulia yang dermawan, juga pandai” dan entah ini sesuai dengan kepribadian asli saya atau tidak.
Nomer Handphone : +6285231131650
Alamat Email : [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar