Derita Anak Jalanan
Judul : Derita Anak Jalanan
Penulis : Keisya Widya Karera
Kelas : 7A
Jenis Kategori : Cerpen
Sekolah : SMP 1 Dawe
Sinta adalah gadis yang cantik dan pintar. Ia terlahir dari keluarga yang kaya. Hidupnya serba berkecukupan. Akan tetapi, ia tidak sombong. Melainkan rendah hati dan suka menolong. Sinta masih duduk di Kelas 7 SMP. Ia adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Adik-adiknya masih duduk di bangku SD. Pekerjaan ayahnya sebagai Directur di PT. Putra Mandala. Dan, ibunya sebagai ibu rumah tangga. Di sekolah, Sinta terkenal sebagai siswa yang sangat cepat dalam memahami proses pembelajaran.
Dibalik semua itu, ada beberapa siswa yang tidak suka dengan Sinta. Karena, Sinta selalu dipuji-puji oleh Bapak dan Ibu Guru. Sebab kecerdasannya dan keaktifannya di sekolah. Namun, Sinta mempunyai sahabat yang sangat baik hati. Yang bernama Lala. Lala berbeda dengan Sinta. Lala terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Walaupun seperti itu, persahabatan mereka tidak akan pernah terputus. Mereka sangatlah dekat, sehingga mereka menganggap seperti saudara sendiri.
Walupun ayahnya Sinta mempunyai mobil pribadi, Sinta lebih memilih untuk mengayuh sepeda bersama Lala. Agar bisa bercanda sekaligus olahraga bersama. Mereka berangkat pukul 06.00 pagi. Saat perjalanan menuju ke sekolah, mereka melihat anak kecil laki-laki yang sedang mengamen di tengah-tengah lampu merah. Eka namanya. Sinta dan Lala merasa kasihan kepada Eka. Eka yang berusia 9 tahun, ia harus mengadu nasib di tengah kerasnya kehidupan. Lalu, Sinta dan Lala bersepakat untuk memberi sedikit bantuan kepada Eka. Mereka langsung memberikan setengah uang saku kepada Si Eka. Eka pun tersenyum gembira. Dan tak lupa, Eka pun berterima kasih kepada Sinta dan Lala.
Sinta dan Lala merasa senang karena bisa membantu orang yang sedang membutuhkan. Mereka berdua langsung melanjutkan perjalanan ke sekolah. Mereka melewati waktu-waktu sekolah dengan gembira. Saat bel pulang sekolah berbunyi "kriingg". Sinta dan Lala berbincang-bincang sambil menaruh buku ke dalam tas masing-masing. Saat mereka pulang sekolah, tiba-tiba di tengah jalan mereka melihat Eka. Namun, sekarang Eka tidak sendiri. Melainkan dengan satu temannya. Lalu, Sinta dan Lala datang menghampiri Eka. Setelah Sinta dan Lala bertanya-tanya , ternyata yang bersama Eka adalah adik perempuannya . Namanya Dewi, ia berumur 7 Tahun.
Mereka hanya hidup berdua. Orang tuanya meninggal dunia 1 tahun yang lalu, karena kecelakaan.Mereka menjadi anak yatim piatu. Terpaksa, mereka juga harus putus sekolah karena tidak ada lagi yang membiayainya. Mereka hidup sebatang kara. Setiap hari mereka harus mencari uang demi sesuap nasi untuk bertahan hidup. Dengan terpaksa, mereka menjadi pengamen jalanan dan pengelap kaca mobil di lampu merah. Berangkat pagi pulang malam adalah keseharian mereka. Setiap malam, mereka hanya bisa bernaung di kolong jembatan dan tidur dengan beralaskan kardus.
Sungguh malang nasib mereka. Namun, mereka tidak pernah mengeluh dan putus semangat. Setelah mendengar cerita Eka dan Dewi . Lala pun memanjatkan syukur. Walaupun dengan kesederhanaannya , Lala masih bisa bersekolah . Begitupun dengan Sinta. Ia sangat bersyukur atas apa yang ia miliki sekarang .
Tanpa berfikir panjang, Sinta dan Lala memutuskan untuk mengajari mereka. Agar mereka mendapatkan pendidikan selayaknya sekolah.
Setiap pulang sekolah, Sinta dan Lala meluangkan waktunya untuk mengajari Eka dan Dewi. Mereka mengajari nya dengan ikhlas dan penuh kasih sayang. Sinta dan Lala mengajari mereka dari membaca, menulis, berhitung, dan lain-lain. Eka dan Dewi sungguh bahagia karena bisa bertemu dengan orang-orang yang baik seperti Sinta dan Lala.
Eka dan Dewi termasuk anak yang rajin dan cerdas. Dengan semangat yang tinggi, mereka sangat mudah menerima pelajaran . Setelah beberapa tahun kemudian, Eka dan Dewi menjadi orang yang sukses. Eka menjadi seorang pengusaha yang terkenal dan Dewi berprofesi menjadi guru.
Eka dan Dewi tidak akan lupa dengan jasa-jasa Sinta dan Lala. Bahkan, mereka pun mengikuti jejak Sinta dan Lala.
Eka yang kini sukses, menjadi seorang pengusaha, ia membuat tempat penampungan bagi anak-anak jalanan. Dan, Dewi yang berprofesi menjadi guru, ia mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak jalanan yang sudah ditampung oleh kakak nya.
Nah, kawan-kawan .. Cerita ini, mengajarkan kepada kita untuk saling tolong menolong, peduli dengan sesama, pantang menyerah dan, selalu bersyukur atas apa yang kita punya sekarang.
Outline :
1. 2 sahabat yang baik hati
2. Melihat anak jalanan yang sedang mengamen di lampu merah
3. Sinta dan Lala membantu anak itu dengan memberinya sedikit uang saku
4. Setelah pulang sekolah, Sinta dan Lala melihat anak tadi bersama temannya
5. Ternyata dia adalah adiknya Eka
6. Sinta dan Lala mengajari mereka dengan ikhlas dan penuh kasih sayang
7. Ke 2 anak yang diajari oleh Santi dan Lala menjadi orang yang sukses
8. Eka dan Dewi mengikuti jejak Sinta dan Lala
9. Tamatt
#Tetap Semangat!! ☺
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar