Senja. Inilah aku.

Aku yang mengagumimu.

Aku yang mengagumimu dalam diam.

Yang meratapi nasib dalam keheningan senja.

Aku terlarut dalam keelokan senja.

Berbaur dengan deburan ombak, gemericik air dan semilir angin. Ya! Aku telah terhempas jatuh dalam suasana yang syahdu ini.

Aku terduduk dihamparan pasir putih.

Ditemani hawa yang hangat, memeluk ragaku.

Aku bercerita dan terus bercerita pada sang Surya yang mulai menenggelamkan dirinya, dibalik derasnya air.

Suasana ini, sangat menghanyutkan ku.

Seperti melodi yang menari-nari dikepalaku.

Aku lupa dengan seluruh kesahku.

Damai menyelimuti hati.

Mataku terpejam, berusaha membuang beban yang sedang kupikul, sendirian.

Segelintir perasaan rindu. Rindu yang kini sedang kurasakan.

Rinduku menyatu dengan tenggelamnya senja ini.

Tenggelam, tenggelam, dan tenggelam.

Tergantikan dengan kehadiran sang rembulan.

Aku menatap, rembulan itu sedang tersenyum kepadaku.

Seolah-olah berkata,

“Apakah kau kesepian? Janganlah bersedih. Aku, ada disini bersamamu. Menemanimu.”

Senyum. Senyum itu yang sedang menghias dibibir ini,

“Senja. Apakah kau tahu? Aku...

Rindu.”