“Bangun , ih! “ Teriak kakak Almira yang menggelegar di seluruh penjuru kamarnya.

“Berisik!”

“Ya , makanya ayo bangun! “

“Ntar an ih.”

“Kita gaboleh menyia-nyiakan waktu tau.”

“Tumben bijak.”

Ingin rasanya ia membuang adiknya yang super kebo ini ke laut. Terpaksa kakak Almira , menarik Almira hingga ke kamar mandi—dengan keadaan mata Almira yang masih saja tertutup. Tak lama , ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar.

Kakaknya kembali menariknya dan mengajaknya turun menuju ruang tamu. Terlihat ayah dan bundanya yang sedang tergesa – gesa memasukkan barang – barang Almira ke dalam mobil. Bundanya pun ikut menggeret tangan Almira menuju ke mobil. Dan mobil Keluarga Almira melaju dengan cepat menuju ke bandara.

Didalam mobil , tak henti – hentinya bunda Almira mengomelinya untuk tidak menyia – nyiakan waktu. Entah sudah berapa kali bundanya mengulangi kata – kata yang sama ,hingga ia sendiri merasa lelah – padahal ia hanya mendengarkan .

“Udah deh bund ya , doa aja biar ga ketinggalan pesawat.”

Bundanya menghela napas kasar dan hanya bisa menggelengkan kepalanya , benar – benar memiliki anak seperti Almira memang membutuhkan tenaga lebih . Belum lagi jika nanti Almira menanyakan hal – hal aneh seperti Bund , kalau Almira ngebuang data di hp Almira , nanti itu dibuangnya kemana ya ? apa ngga terjadi penimbunan data ?

20 menit kemudian mereka sampai di bandara , dengan cepat mereka keluar dari mobil dan menarik koper masing - masing . Mereka berlari memasuki Bandara dan mengecek tiket yang dipesan

Namun ternyata …

Mereka semua terlambat…

Bunda dan kakak Almira menatap Almira dengan tatapan tajam. Sementara yang ditatap ? hanya bersembunyi di balik ayahnya dan cengengesan tak jelas. Benar – benar kali ini mereka gagal berangkat karena ulah Almira yang tak bisa mengatur waktu!

Nah, jangan sampai kita kaya Almira ya teman-teman!