Kartika Araceli Winardi

Saya Siwa Kelas 6 SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta Pusat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sejarah Tuanku Imam Bonjol

Sejarah Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajahan Belanda di Sumatera Barat.

Ia adalah pemimpin perang Padri yang berlangsung selama 30 tahun (1803-1833). Ia dikenal sebagai tokoh yang gigih, berani, dan berwibawa dalam mempertahankan agama dan tanah airnya.

Kehidupan Awal Tuanku Imam Bonjol

Dikutip dari buku Sejarah Indonesia terbitan Kemdikbud, nama asli dari Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Syahab. Ia lahir di Bonjol, Sumatera Barat, pada 1 Januari 1772 sebagai putra dari pasangan Bayanuddin Syahab (ayah) dan Hamatun (ibu). Ayahnya merupakan seorang ulama yang berasal dari Sungai Rimbang, Lima Puluh Kota.

Maka dari itu, Tuanku Imam Bonjol telah mendapat pendidikan tentang agama Islam semenjak dari kecil. Ia pertama diberikan ajaran Islam yang berdasarkan pada AI Quran dan Sunnah Nabi Muhammad oleh ayahnya. Namun, ayahnya meninggal sewaktu ia berumur tujuh tahun.

Pendidikan Muhammad Syahab dilanjutkan oleh neneknya yang bernama Tuanku Bandaharo yang tinggal di Kampung Padang Lawas. Di waktu ini nama Muhammad Syahab ditukar menjadi Peto Syarif.

Haus akan pengetahuan, Peto Syarif kemudian menuntut ilmu dengan Tuanku Koto Tuo, seorang guru agama, selama delapan tahun. Pada tahun 1800 ia tamat belajar dengan hasil sangat memuaskan.

Semenjak saat itu ia diberi gelar Malin Basa. Gelar Malin·Basa berarti seorang mualim besar. Malin atau malim dalam bahasa Minangkabau berarti seseorang yang mengetahui secara mendalam tentang suatu perkara.

Pada tahun 1802 atas desakan pihak keluarga, Malin Basa kawin dengan seorang gadis di kampungnya. Sesudah berkeluarga, Malin Basa menetap di kampungnya sambil mengajarkan agama Islam. Beliau sangat dihormati oleh orang kampung dan segala perbuatan beliau menjadi suri tauladan bagi orang banyak .

Setelah setahun menetap di kampungnya, pada tahun 1803 Malin Basa berangkat lagi ke Kamang untuk menuntut ilmu lebih lanjut. Pada waktu itu, di Kamang terdapat seorang ulama terkenal yang bernama Tuanku nan Renceh.

Tuanku nan Renceh inilah penggagas gerakan dan pasukan Padri sebagai gerakan pembersihan terhadap praktek-praktek agama Islam yang telah diselewengkan oleh para pemeluknya. Malin Basa yang merasa sesuai dengan ajaran Tuanku nan Renceh, tentu saja terpengaruh oleh gerakan permurniaan itu.

Tuanku nan Renceh juga yang kemudian menunjuk Malin Basa menjadi Imam atau pemimpin bagi kaum Padri di Bonjol. Maka hingga sekarang, Malin Basa lebih dikenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol.

Perjuangan Tuanku Imam Bonjol

Dilansir dari Modul Negeri dengan Seribu Pesona terbitan Kemdikbud, pada awalnya, Tuanku Imam Bonjol memimpin Kaum Padri dengan tujuan dan cita-cita untuk memurnikan ajaran Islam.

Saat itu, perilaku kaum Adat di Sumatera Barat banyak yang menyimpang dari ajaran agama Islam. Oleh karena itu, Tuanku Imam Bonjol berusaha memerangi kaum Adat yang melakukan penyimpangan sejak tahun 1803.

Namun pada tahun 1821, kaum Adat meminta bantuan Belanda. Sehingga selanjutnya, Tuanku Imam Bonjol beserta kaum Padri terlibat perlawanan dengan Belanda. Perlawanan Tuanku Imam Bonjol terhadap Belanda sangat sengit.

Untuk menghadapi kaum Padri, Belanda mendirikan banyak benteng pertahanan, termasuk benteng Fort van der Capellen di Batu Sangkar serta benteng Fort de Kock di Bukittinggi.

Pada saat yang bersamaan, pada tahun 1825, di Jawa terjadi Perang Diponegoro yang membuat kedudukan Belanda terdesak. Belanda pun menggunakan taktik damai dengan kaum Padri.

Belanda mengajak Tuanku Imam Bonjol untuk membuat perjanjian bahwa kedua belah pihak tidak akan saling menyerang. Setelah kesepakatan itu tercapai, Belanda menarik pasukannya dari Sumatera Barat untuk menghadapi Perang Diponegoro di Jawa.

Namun, ketika Perang Diponegoro berakhir pada tahun 1830, Belanda kembali menyerang Sumatera Barat. Pada saat inilah Kaum Adat menyadari bahwa tujuan Belanda hanya ingin menguasai Sumatera Barat.

Kaum Adat pun bersatu dengan kaum Padri untuk menghadapi Belanda. Namun, karena kalah kuat dengan Belanda, pada tahun 1837, benteng Bonjol jatuh ke tangan Belanda.

Akhir Perjuangan dan Pengasingan Tuanku Imam Bonjol

Menurut website resmi Kemdikbud, pasukan Tuanku Imam Bonjol akhirnya menyerah pada tanggal 25 Oktober 1837 usai menghadapi pasukan Belanda yang jumlahnya lebih banyak dan dengan persenjataan yang lebih lengkap.

Setelah ditangkap, Tuanku Imam Bonjol diasingkan ke Cianjur. Tak lama di Cianjur, Ia kemudian dipindahkan ke Ambon pada tahun 1839. Dua tahun di Ambon, Tuanku Imam Bonjol dipindahkan ke Lotta, Minahasa, dekat Manado.

Di pengasingan Lotta, Tuanku Imam Bonjol meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864. Ia dimakamkan di tempat pengasingannya tersebut.

Penghargaan Terhadap Tuanku Imam Bonjol

Perjuangan yang dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol menunjukkan jiwa kepahlawanannya dalam menentang penjajahan dan membela tanah airnya. Sebagai penghargaan, Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973, pada tanggal 6 November 1973.

Nama Tuanku Imam Bonjol hingga saat ini diabadikan sebagai nama jalan, sekolah, universitas, masjid, dan monumen di berbagai daerah di Indonesia.

Salah satu monumen yang terkenal adalah Monumen Tuanku Imam Bonjol di Bukittinggi, yang berbentuk patung berkuda yang menggambarkan sosok Tuanku Imam Bonjol saat memimpin pasukan Padri.

Selain itu, wajah Tuanku Imam Bonjol juga ditampilkan pada lembaran uang Rp 5.000 keluaran Bank Indonesia tahun emisi 2001

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post