Kartika Araceli Winardi

Saya Siwa Kelas 6 SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta Pusat...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dongeng fantasi kisah Biru si Peri Hutan

Biru si Peri Hutan

Setiap hari, Biru Si Peri Hutan selalu bangun pagi. Hangat sinar matahari yang masuk ke kamar Biru melalui celah jendela di rumah pohonnya seolah-olah mencubit pipi Biru. Kemudian, Biru kan terbangun dengan cepat dan langsung terbang keluar jendela.

Ya, seperti semua peri hutan lainnya, Biru memiliki sayap dan bisa terbang. Biru terbang untuk membangunkan semua temannya, sesama peri hutan dan juga binatang-binatang hutan. Sembari terbang, Biru memanggil nyaring dari balik jendela kamar mereka.

"Teman-temaaan... ayo bangun dan bermain!" seru Biru. Teman-teman Biru pun akan langsung terbangun.

Ada peri hutan yang langsung terbang keluar jendela membawa boneka tidurnya. Ada juga yang terbang dalam posisi tidur, kepalanya masih melekat di bantal dan tubuhnya masih berselimut.

Sesaat setelah membangunkan teman-temannya, Biru selalu terbang ke puncak pohon tinggi di hutan itu dan terbang berputar-putar. Menikmati mandi cahaya matahari yang hangat. Teman-teman Biru akan menyusulnya.

Para peri hutan akan terbang ke puncak pohon. Sementara Bekantan, Tupai Putih, dan kucing merah akan memanjat dahan-dahan pohon itu dengan lincah.

Namun, tidak demikian dengan Enggang. Pada masa itu, Enggang tidak memiliki sayap. Jadi, Enggang hanya bisa melompat-lompat kecil di tanah lapang di dekat pohon tersebut.

Meskipun begitu, Enggang melakukannya dengan gembira. Bahkan, ialah yang paling ceria di antara teman-temannya. Suaranya pun sama nyaringnya dengan Biru. Begitulah asyiknya suasana di hutan setiap pagi.

Namun pada suatu hari, suasana pagi sangat berbeda. Matahari tak terlihat, tertutup awan gelap. Hujan turun, namun tidak seperti biasa, kali ini deras sekali. Biru tetap bangun paling pagi, namun kali ini hanya bisa menunggu di balik jendela di dalam rumah.

Ternyata, teman-temannya juga menunggu. Menunggu Biru, menunggu hujan reda, menunggu untuk bisa keluar dan bermain. Sebelum pagi berakhir, hujan mulai berhenti. Awan kelabu berarak pergi tertiup angin, dan matahari malu-malu mulai datang memunculkan sinarnya.

Sinar hangat yang ditunggu-tunggu. Tanpa menunda, langsung saja Biru terbang cepat keluar dari jendela dan memanggil teman temannya. Para peri hutan langsung menyambut Biru dan ikut terbang bersamanya. Para binatang hutan juga begitu. Akan tetapi, hujan lebat itu telah membuat dahan-dahan pohon menjadi sangat licin.

Akibatnya, ketika memanjat pohon, Bekantan terpeleset dan terjatuh. “Aduuh… huhuuu, huhuuu…” Bekantan menangis kesakitan.

Bekantan terjatuh di dekat Enggang yang seperti biasa, berada di bawah pohon. Dengan suaranya yang lantang, Enggang memanggil teman-temannya turun, termasuk Biru. Enggang menemani Bekantan dan memberinya semangat agar tetap kuat.

Ketika sampai di bawah pohon, semua terkejut melihat Bekantan. Bahu, kening dan hidung Bekantan terluka, membengkak dan memerah, terantuk-antuk dahan besar saat terjatuh tadi.

Briu merasa sangat sedih melihat keadaan Bekantan sahabatnya. Air matanya menetes. Perlahan Biru mendekati Bekantan. Biru memeluk Bekantan sepenuh hati. Dan ketika seorang peri hutan memeluk siapa pun dengan sepenuh hati, maka keajaiban akan terjadi.

Keajaiban yang kali ini terjadi terjadi, beberapa luka Bekantan langsung sembuh seketika. Semua teman Biru terkejut, mereka tidak menyangka Biru akan berbuat seperti itu. Karena peri hutan yang memberikan keajaiban, maka sayapnya akan hilang.

Betul saja, satu sayap Biru tiba-tiba lenyap. Tapi mengapa hanya satu ya? Ternyata Biru hanya memberi separuh keajaiban kepada Bekantan. Bagaimana dengan separuhnya lagi?

Ternyata Biru menghampiri Enggang. Sahabatnya yang satu ini tetap ceria setiap hari meski tidak bisa bermain di puncak pohon seperti teman-temannya yang lain. Dia jugalah yang tetap memberi semangat pada Bekantan saat teman-teman yang lain hanya bisa bersedih melihat Bekantan. Maka Biru pun memeluk Enggang sambil tersenyum. Sayap terakhir Biru pun lenyap.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post