Jovita Ivanari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
'Kepergian Ibuku'

'Kepergian Ibuku'

3 tahun berlalu, tepat di hari Sabtu itu Ibu meninggalkanku.

    Di siang hari itu aku meminta Ayah untuk mengantarku ke Rumah Sakit. Di sepanjang jalan aku memiliki firasat buruk tentang Ibuku, yaitu 'Ibu pengen meninggal deh kayaknya' begitulah kira-kira isi firasatku.

 

    Sesampainya di Rumah Sakit, aku segera masuk ke dalam ruang inap Ibuku. Disitu aku melihat Ibuku tertidur lemas, wajahnya pucat sekali dengan memakai selang/NGT dan beberapa alat Rumah Sakit lainnya.

 

"Sudah makan belum?" tanya Tante ku

"Belum" jawabku

"Yasudah sini makan dulu" katanya

 

  Aku pun mengangguk.

 

  Selama makan, aku masih memiliki firasat buruk itu.

 

 "Ah sial, kenapa firasatku seperti ini?!" gerutuku di dalam hati.

 

     Setelah selesai, aku pun segera bermain Handphone sambil sesekali mengobrol sedikit bersama Tante dan Ayahku.

 Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13:30, aku pun memutuskan untuk pulang, dengan Ayahku yang pergi ke tempat kerjanya dan aku yang pulang ke rumah.

 

      Sesampainya di rumah, aku memutuskan untuk pergi bermain keluar bersama teman-temanku. Waktu sudah menunjukkan pukul 14:00 siang, aku pun segera pulang ke rumah dan bermain Handphone.

 

      Tepat pukul 15:00 sore hari aku diberi kabar bahwa Ibu sudah tiada. Setelah mendengar itu, dadaku terasa sesak bagai ditimpa beton berkali-kali lipat, tak percaya Ibu meninggalkanku secepat ini. Aku pun segera masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya lalu menangis di ranjang milikku.

       Setelah tangisku mereda, aku membuka pintu. Alangkah terkejutnya aku melihat keadaan rumahku yang penuh dengan tetanggaku, mereka merapikan rumahku untuk melaksanakan kebaktian (semacam pengajian).

 

        Keesokkan harinya, aku pergi ke Rumah Duka, disana sudah ada Ambulance yang terparkir rapih di halaman Rumah Duka itu, dan ada beberapa keluarga serta orang-orang Gereja. Aku pun segera masuk ke dalam Rumah Duka itu dan menghampiri peti dimana Ibuku 'tertidur pulas' disana. Aku menatapnya dalam, bagaimana bisa Ibuku meninggalkanku dalam waktu secepat ini?

Tak kuasa menahan pedih, aku pun menangis sejadi-jadinya disana.

 

 Setelahnya kami melaksanakan Ibadah Penutupan Peti.

  Setelah selesai ibadah, peti di bawa ke dalam Ambulance lalu di berangkatkan menuju tempat pemakaman. Di tengah perjalanan terjadi hujan lebat. Namun, kami tetap melanjutkan perjalanan menuju tempat pemakaman.

 

       Setelah sampai di pemakaman, peti segera dikeluarkan dan di bawa menuju liang lahat. Setelahnya kami berdoa dan memutuskan untuk pulang ke rumah.

 

Pesan saya: Hormati Ibumu selagi ia masih ada, sayangi Ibumu selagi ia masih ada, karena kita tidak pernah tahu kapan ia akan pergi untuk selama-lamanya.

 

   

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post