Joanna Evalita Sinaga

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dua Peran IBU?

20 Juli 2021 Papaku telah di panggil oleh Tuhan yang maha esa. Rumahku menjadi sepi sekali, rumahku ramai dengan banyak tamu yang tak kukenal, rumahku menjadi tempat seiring tangisan yang tak terhenti. Aku hanya bisa menemani adikku yang masih kecil saat itu.

Hari terus berganti banyak yang telah terjadi. Sejak meninggalnya papa aku sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Aku selalu membantu mama, mengerjakan tugas rumah dan juga mengurus adikku. Mamaku yang sibuk untuk mencari pekerjaan yang harus membiayai kami.

Alarm berbunyi kencang dari handpone tetapi itu bukan alarmku. Aku terbangun aku melihat kearah jendela ternyata masih gelap gulita. Lalu aku melihat mamaku yang sedang bersiap-siap untuk berbelanja kepasar, ternyata itu masih subuh aku kira sudah pagi.

"Mamaku setiap hari harus seperti, pasti dia capek sekali" ujar aku dalam hati.

Lalu aku pun tidur lagi, sebelum itu aku memasang alarm untuk aku nanti sekolah. Pagi yang sejuk dan indah pun datang aku membangunkan adikku dan kami siap-siap untuk berangkat sekolah.

Beberapa jam yang aku lalui, aku terus berjalan seorang diri didalam kegelapan malam. Ketika aku sampai dirumah, aku membuka pintu aku mendengar suara tangisan yang hampir setiap malam selalu ku dengar.

"Ma... mama jangan berlarut dalam kesedihan ya mama harus kuat, mama semangat, kalau mama seperti ini aku adikku juga aku ikut sedih ma. Pasti papa juga ikut sedih melihat mama, mama harus ikhlas ya, mama masih punya kita" ujar aku menghampiri mama dan menenangkannya.

"Iyaa mama enggak sedih lagi, mama pasti berusaha buat anak-anak mama yang mama banggakan. Mama hanya setiap malam papa selalu datang kemimpi, itu membuat mama selalu merasa sedih dan mama selalu mengingat kalian berdua bagaimana kedepannya" Jawab mama sambil menangis sesegukan hingga berbicara saja pun terbata-bata.

"Maaa sudah malam, sekarang mama tidur saja ya, biar ku yang merapikan rumah" aku menutup pintu kamar mamaku dan aku berjalan keluar rumah.

Malam itu, bulan mengintip dibalik awan bersama dedaunan yang ikut menari mengikuti alunan musik malam. Mamaku hebat, Mamaku menggantikan posisi papa. Malam ini aku curhat dengannya ditemani oleh bulan dan bintang. Aku tidak akan lagi larut dalam kesedihan, aku yakin jika esok hari akan menjadi lebih cerah dengan sinar matahari menyapaku pagi hari nanti.

#1 —Mama 17/10/2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post