11# Sikat
Aku membuka mataku. Menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 2 dini hari. Kupaksa mataku untuk segera terbuka. Lantas, dengan langkah terhuyung, kuambil emberku yang penuh dengan cucian baju kotor. Dengan segera, kuturuni tangga di asrama kali itu dengan pelan-pelan. Mataku yang seolah menyuruh untuk menutup kembali, kupaksa tetap terbuka. Kukenakan sandal dan berjalan ke kamar mandi. Kamar mandi itu tidak cukup jauh dari asrama. Mungkin, hanya berjarak 500 meter. Atau mungkin lebih? Entahlah, aku juga tidak mempermasalahkannya. Tidak seperti beberapa teman di asrama yang mengeluh akan hal itu. Memangnya kenapa dengan jarak yang tidak dekat itu? Beberapa anak hanya menjawab, takut. Ah, apa yang mereka takutkan? Sejujurnya, deretan kamar mandi yang dihadapanku itu memang mempunyai kesan buruk ketika melihat pertama kali. Penerangan yang tidak cukup terang. Lumut yang memenuhi hampir seluruh dinding per kamar mandinya. Serta, sunyi penuh kengerian terasa mencekam. Segera kucari kamar mandi yang pantas untuk kujadikan tempat mencuci bajuku. Lantas, aku melirik kamar mandi di deretan awal dan sudah membuatku tertarik. Tempatnya lumayan bersih-dibandingkan yang lainnya. Aku mulai menyalakan kran dan membasuh baju-baju itu. Membilasnya dan memberikan sabun. Namun, di tengah-tengah aku sedang mencuci, tiba-tiba saja kran di kamar mandi tepat di belakangku nyala. Seolah, ada seseorang yang menggunakan kamar mandi itu. Ah, mungkin juga seseorang yang sedang mencuci. Mengingat, dini hari seperti ini lebih dimanfaatkan para anak-anak untuk mencuci. Tidak antri dan tenang. Walau kesunyian di kamar mandi memiliki kesan yang buruk. Kuhalau pikiran burukku, berpikir yang tidak-tidak saat itu juga. Lantas, kembali melanjutkan pekerjaanku. Tidak lupa, kusenandungkan nada lagu agar aku tidak merasa sendirian. Entah, padahal kran di kamar mandj sebelahku menyala. Akan tetapi, rasanya tidak ada siapa-siapa di sana. Tidak mungkin juga aku akan mengintip siapa di sana. Menguras waktuku saja. Seketika, pundakku terasa mengigil. Mendapati, ada yang menyentuh pundakku secara tiba-tiba. Namun, pikiran burukku sirna ketika sosok itu berkata, "Pinjam sikat dong." Aku menghela napasku. Syukurlah, itu bukan sosok yang kubayangkan. Sosok yang berkata itu, sudah menandakan bahwa ia adalah manusia. Tanpa menoleh, karena masih mengucek pakaian, kuberikan sikatku padanya. Kurasakan getaran tangan yang besar itu, mengambil sikat dari telapak tanganku. Kemudian, kembali pada kegiatan masing-masing. Beberapa saat kemudian, aku membutuhkan sikat itu. Sudah waktung aku menyikat bagian leher dan ketiak bajuku. Namun, beberapa menit tak kunjung kudapati adanya tanda-tanda akan dikembalikan sikatku itu. Bahkan, aku masih bisa mendengar suara sesuatu yang disikat. Karena aku juga membutuhkan, kuputuskan untuk mengambilnya. Beranjak dari tempatku dan beralih ke kamar mandi belakangku. "Sikatnya sudah?" tanyaku sembari menolehkan pandanganku pada kamar mandi itu. Seketika, mataku terbelalak. Jantungku berdegup lebih kencang daripada biasanya aku berlari. Keringat dingin mulai menetes dari pelipisku. Bahkan, napasku mulai tidak karuan. Dengan mulut yang terkatup rapat, aku segera berlari meninggalkan kamar mandi itu. Aku berusaha melupakan apa yang kulihat saat itu juga, namun pikiranku seolah terus memutar kejadian saat itu juga. Aku melihatnya. Sosok yang dibicarakan anak-anak di asrama, yang sejujurnya kutolak mentah-mentah karena tidak ada hal semacam itu di dunia. Namun kali itu, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Sosok bertubuh besar, tanpa pakaian atas, dan berkulit hitam penuh kengerian. Dengan matanya yang sebesar dua atau tiga kali lipatnya mata manusia, seolah terlihat akan lepas dari tempatnya. Menoleh padaku dengan tangannya yang sedang menyikat lidahnya. :)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutttttt! Kali ini post-nya pagi-pagi ya? Gpp kok! Aku tetap menunggu! Sosoknya menyeramkan. Aku salfok sama thumbnailnya yg terlihat gk menyeramkan. wkwkwk. Semangat!
Iya.. soalnya, kuota paketnya habis. Wkwkwkwkw. Mohon maaf beberapa hari belum bisa update tepat waktu. Ini aja mumpung ada wifi. Wkwkwkwkw. Trims ya buat suportnya! ♡
Serem kak ... Lanjut, semangat ya!
Iyaaa, trims ya buat suportnya! ♡
Alhamdulillah.... Kk post pagi²... Semalem. Klo kk post ini T-T Aaaargh. Lampu kamar mandiku mati total semalem T-T paginya pun masih T-T papa gk mau beberiiiin T-T. Piks, saia tidak dianggap T-T
Wkwkwkwkw. Maaf ya updatenya ngga teratur. Kuota paket habis nih, ini lagi wifinan. Wkwkwkw. Eh gila, mati lampu?! Coba aja tiba" nyala lagi, mati lagi, nyala, mati, nyala, mati, gitu terus sampai paus beranak monyet. Terus, muncullah.. yeah, bisa Anda perkirakan sendiri, mau hantu atau bangsawan philils. Wkwkwkw.
Heeee. Paus beranak monyet? Waah klo ada kasi tau y.wkwk.canda kli.... Bangsawan Phillip aj deh.
Wah.. pastinya ada, di dunia fantasi masing" :v. Bangsawan philip yang aku mksd.. Aldev wey, wkwkwkwkwkw >~<
Uwoow, lanjut kaakaa..
Iyaaa, trims ya buat suportnya! ♡