BAB 2 - Berawal Dari Persahabatan
BAB 2 KEGIATAN SMP
Liburan semester telah usai, dan satu tahun telah berlalu kini sekolah sudah aktif kembali sepeti biasanya. Dari yang malas bangun pagi menjadi semangat menjalani aktivitas di sekolah. Harris duduk di bangku kelas 8 SMP, sekaligus menjadi Ketua OSIS di sekolahnya berpasangan Nina sebagai Wakil Ketua OSIS. Mereka mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memimpin OSIS lebih baik, semakin baik dan tambah baik untuk kedepannya. Pasangan Harris dan Nina dapat mengalahkan pasangan Putra dan Olivia. Mereka merasa bersedih hati karena mereka tidak sangup mengalahkan pasangan terbaik di sekolah ini. Olivia tidak berkecil hati karena tekadnya dia dari kecil ingin menjadi pengurus OSIS. Putra dan Olivia menerima ikhlas. Sudah sejak lama Olivia mengagumi Harris. Karena menurutnya Harris adalah sosok pria yang disukainya, terlebih lagi Harris menjadi Ketua OSIS di sekolah ini.
“Maaf ya liv, gue yang terpilih dan memegang tanggung jawab ini” Ejekan dari Harris ke Oliv.
“Hehe iya iya ris, gue tau lu banyak penggemarnya. Pantes lu terpilih.” Balasan dari Olivia
“Yang penitng gue gak jauh dari lu ris.” Dalam hati Oliv berbisik.
“Oh ya, selamat ris!” tanpa disadari Olivia bersalaman dengan Harris, mukanya tersipu malu
“Iya makasih liv, kok tumben malu-malu gini sih lu?” Membalas salamannya.
“Gpp ris.”
“Oh ya, Rudi dan Betty dimana yahh? Kok mereka gak ada disini?” Langsung mengalihkan pembicaraan. Soalnya Oliv masih menyembunyikan perasaan dia dan takut ketahuan.
“Iya nih... mana ya mereka? Mungkin lagi di katin kali liv? Apa mau kita samper kesana ya? tanya Harris, sambil mengecek hp di sakunya. Siapa tahu Rudi dan Betty mengabari keberadannya.
“Hayukk meluncur!” Oliv bersemangat mencari Rudi dan Betty
Harris dan Olivia langsung menuju kantin sekolah. Perasaan senang dalam hati Olivia, karena dia bisa berjalan hanya berduaan saja. Tidak ada yang mengganggunya. Saat sesampainya di kantin, mereka tidak ada di bangku kantin. Ternyata mereka sedang beli mie ayam di warung Bu Doyok. Harris berencana untuk mengagetkan Rudi dan Betty. Perlahan – lahan Harris melangkah.
“Dorrrr....!!!”
Bersamaan Rudi dan Betty kaget dan tanpa sadar ucapannya sama “Woyy... siapa tuh?”
“Boleh kali bellin 1 mangkok buat gue?” tanya Harris dan meminta.
“ Lu mau? Harusnya lu yang traktir kita, kan udah jadi ketua OSIS. Ya udah pesan gih.” Jawaban Rudi
“Mana oliv ris?” tanya Betty
“Itu tuh di belakang, gue tinggal hahaha soalnya mau kagetin kalian.” Harris tertawa tebahak – bahak.
Setelah semua pesanan makanan sudah siap, mereka bertiga menghampiri Oliva yang sudah menunggu di meja nomor 3.
“Hahaha.... masa lu tega ninggalin Oliv sendirian, ris.”
“Aku juga mau dong Mie Ayam” ucap Olivia.
“Ya udah pesan aja liv, nanti kalau urusan bayar gampang.” Kata Rudi
Ketika pesanan sudah datang, mereka makan bersama – sama.
“Oh ya, ngemeng – ngemeng ada yang jadi ketua OSIS nihh” Betty mengedipkan sebelah mata sambil tersenyum.
“Iyaaa nihh” Rudi, dan Olivia mengatakan bersama.
“Ciee cie uhuyyy... selamat yaa ris!” Betty bahagia sambil bersiul.
“Hehe iyaaa bet, makasihh ya dukungannya!” Jawab Harris.
Mereka saling berjabat tangan mengucapkan selamat pada Harris atas terpilih menjadi ketua OSIS. Mereka melanjutkan obrolan yang lain.
“Kan lu udah jadi ketua OSIS, terus gimana prestasi lu di futsal? Apa mau dilanjutin atau berhenti karena lu jadi ketua OSIS?” Tanya Rudi.
“Iya nihh masih bingung juga, takutnya banyak kegiatan di OSIS.” Ujar Harris
“Semangat lah ris, tetap pertahankan bermain futsalnya. Itu kan prestasi lu dari SD.” Ujar Olivia
“Iya bener tuhh kata oliv, kita selalu support lu. Masa kita sudah lama kenal, gak saling support.” Ujar Betty
Bel berbunyi tanda masuk ke kelas. Kebutalan tempat duduk mereka saling berdekatan. Disamping tempat duduk Harris ada Olivia, di sebelah kiri mereka ada Rudi dan Betty. Pak Akmal sedang menjelaskan pelajaran matematika tentang aljabar dan memberi tugas untuk muridnya. Harris tidak pandai dalam matematika. Kebutulan disampingnya ada Olivia yang jago matematika. Harris memberi kode – kode manja dengan tangan di kepala seperti kebingungan. Olivia langsung merespon dan peka kode yang diberikan Harris.
“Ada apa ris? Kebingungan?” tanya Olivia.
“Iya liv, Ini gimana dah caranya?” jawab Harris sambil pura – pura menulis seakan tahu jawabannya.
Ini kesempatan buat Olivia untuk mendekati Harris. Akhirnya Olivia mengajari Harris matematika tentang aljabar. Dari tahap awal hingga jawaban akhir pun dikasih tahu olehnya. Dalam hati Olivia sangat senang karena bisa membantu.Jika ada orang yang butuh bantuan, Olivia dengan senang hati membantunya terlebih kalau Harris meminta tolong. Karena dia suka sama Harris tapi dia belum mau menyatakan cintanya padanya dan belum tepat.
Setelah pulang sekolah, Harris mengikuti ekstrakulikuler futsal. Kedua sahabatnya yakni Rudi dan Betty sudah pulang duluan. Biasanya mereka berempat berangkat bareng dan pulang bareng. Kali ini berbeda, Rudi dengan kesibukannya karena ingin kerja kelompok dan Betty diajak jalan – jalan oleh keluargnya. Tersisa Olivia yang masih setia menunggu ekskul futsal selesai. Sembari menunggu, dia juga bermain dengan teman lainnya. Dia menyempatkan waktu untuk menunggu Harris karena tugas sudah kelar semuanya, jadi santai.
Ketika selesai ekskul futsal, Harris memanggil Olivia “Liv ayok pulang!”
Olivia mendengar suara teriakan Harris, langsung menghapiri dan berpamitan dengan temannya.
“Gue pulang duluan ya guys.”
“Cie.. cie dipanggi cowoknya tuh.” Teman temannya serentak menyorakin Oliv.
“Amin... amin... ehh itu sahabat gue woy” jawab Olivia tersenyum ( dalam hati berharap jadi cowoknya)
Akhirnya mereka hanya berdua saja, tidak ada yang ganggu. Mereka pulang dengan berjalan kaki. Itu kesempatan Olivia untuk bilang kalau dia suka sama Harris. Tapi dia masih ragu – ragu. Akhirnya Olivia berbicara dengan rasa gugup.
“Ris.. Haris”
“Ya ada apa?”
“Kecapean gak? Kalau capek kita duduk dulu.”
“Iya sih gue kecapean habis futsal kan tadi.”
“Iya sih sama sih, ketawa mulu dari tadi.”
Di depan mereka ada warung. Olivia ingin membeli air dan sekalian untuk Harris juga. Ketika Olivia melangkah, Harris menghentikannya.
”eitss.. mau kemana liv?”
“udahh.. tunggu aja dulu sini ris”
Olivia menghampiri warung tersebut. Ibu warung bernama luki. Sedangkan Harris mengeluarkan gawainya dan asik bermain game online.
“Ibu.. ibu beli.” Olivia memanggil dari luar warung.
“Iya neng, mau beli apa?”
“Beli 2 air minum ya bu, sama cemilan yang ini. Jadi total berapa?” Menunjukkan cemilan yang disukai Harris.
“Totalnya jadi Rp. 15.000 neng”
“Oke ini bu uangnya, terima kasih ya!”
Olivia membawa rentengan minum dan cemilan. Harris sedang asiknya main game, tiba – tiba dia dihentikan Olivia agar dia minum dan makan makanan yang sudah dibeli.
“Sepertinya waktu ini tidak tepat deh.. soalnya kita sama – sama kelelahan.” Terucap dalam hati Olivia.
Padahal ini kesempatan yang tepat untuk mengatakannya.
Olivia masih belum mengatakan itu pada Harris, karena ketika moment itu Harris sibuk bermain game online dan sangat lelah.
Setelah beristirahat di depan warung menikmati jajanan yang dibelinya, mereka melanjutkan perjalanan ke rumah masing – masing. Dari warung tersebut untuk sampai di rumah membutuhkan 15 – 20 menit dengan berjalan kaki. Kesempatan seharusnya bisa dimanfaatkan Olivia untuk mengatakan itu, tapi semuanya itu hangus terlelap.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar