Ramadhan Kala Itu
Ramadan Kala Itu
Ramadan atau bulan puasa adalah bulan yang paling aku dan teman-temanku tunggu. Selain saat-saat berbuka puasa yang kami tunggu banyak sekali kisah seru lainnya yang seakan menjadi agenda tahunan kami.
Bermain adalah hal yang tak bisa dilepaskan dari anak kecil seperti kami, tak pandang siang dan malam, bermain adalah hal yang sangat menyenangkan untuk kami. Karena anak-anak sekecil kami beranggapan bahwa bulan ramadan itu adalah bulan yang tidak ada hantunya. Lain hal nya dengan bulan-bulan yang lain, orang-orang tua kami selalu mengatakan bahwa ada hantu yang sering menangkap anak kecil jika kami berkeliaran saat malam hari.
Bermain petak umpet adalah favorit kami, sedikit lebih menantang karena kami seakan tanpa rasa takut bersembunyi di tempat yang gelap, apalagi di belakang rumah ku ada beberapa rumah kosong yang bahkan masih ada sampai sekarang. "PANCAAAAAK..." bila sudah terdengar suara itu tandanya ada salah satu dari kami yang ketahuan tempat sembunyi nya, seketika kami berjalan mengendap-endap menuju tempat yang lebih aman agar tidak ketahuan, karena kami biasanya bersembunyi tidak berjauhan. Selain petak umpet bermain "Bedil" atau sejenis meriam bambu adalah permainan yang tidak pernah ketinggalan dari tahun ke tahun.
Tak hanya bermain, salat Tarawih adalah momen yang paling menyenangkan bagi kami, karena bukan nya salat malah kami sering bergurau saat salat. Tak pernah jera meski sering dimarahi oleh marbot masjid. Kami terus mengulangi hal yang sama. Semua itu adalah sedikit sekali dari banyak kisah seru lainnya. Semua itu adalah kisah yang tak kan pernah aku lupa bahkan mungkin akan menjadi kisah cengil yang aku ceritakan pada anak-anak dan cucuku suatu saat nanti.
Namun semua itu berubah 180° saat kami mulai menginjak remaja. Masing-masing dari kami sudah mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Memang beberapa kali kami berkumpul untuk sekedar buka bersama atau bahkan hanya untuk saling menyapa. Ditambah lagi satu tahun ini pandemi Covid-19 melanda. Semua itu membuat kami sulit untuk berkumpul. Namun hal itu tak membuat kami kehabisan cara untuk berkumpul. Berkumpul dalam satu aplikasi WhatsApp video call adalah salah satu cara yang tentunya membuat kami sangat terbantu. Yaaa…, kita sama-sama tahu WhatsApp video call paling maksimum bisa diakses delapan orang.
Karena hanya dapat diakses oleh delapan orang, aku biasa melakukan percakapan itu hanya dengan sahabat-sahabat terbaikku. Kami membahas cukup banyak hal saat itu seperti makanan apa yang kami makan saat berbuka, minuman apa yang kami minum dan banyak hal lainnya. Namun, kami harus mengakhiri setiap panggilan video itu dengan sangat cepat karena masing-masing kami harus menjalan kan ibadah salat Magrib. Dan tentunya kami kembali melanjutkan panggilan video itu saat kami sudah selesai salat.
Ramadan di tahun yang lalu memang tak sama serunya dengan tahun-tahun sebelumnya atau bahkan saat aku kecil dulu. Namun ada banyak hal baru yang dapat aku pelajari. Mulai dari menjaga silaturahmi meski tak bisa bertemu dan memanfaat kan teknologi untuk menyiasati kondisi saat ini.
Covid-19 memang merubah banyak kebiasaan. Buka bersama dilarang. Salat Tarawih harus menjaga jarak. Memakai masker itu wajib. Namun semua itu tak lebih dari untuk menjaga keamanan kita bersama. Semoga Ramadan tahun ini kita bisa beraktifitas dengan normal dengan tetap menjaga kesehatan.
Pada dasarnya Ramadan yang ceria itu bukan hanya buka bareng, main bareng, jalan bareng atau bahkan berkumpul-kumpul, melainkan semangat dan harapan yang sama untuk melangkah menuju kemenangan.
Stay safe and still pray to God!
Biografi penulis
Lahir di Belitung 16 tahun silam. Anak ke empat dari lima bersaudara ini, biasa di sapa Fitrah oleh teman-teman kecil nya. Kini ia mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dengan bidang keahlian TataBoga, biasa aktif di Instagram dengan nama akun syawal_1659 dan WhatsApp di nomor 0877-9685-2744.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar