Ira Maulina

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SAJAK LAMA

Seungkaian kata yang telah membuatku mabuk

Seungkaian kata yang membuatku riang

Seungkaian kata pula membuatku terpana

Kini hanya tergores dalam untaian angan angan.

Rasa yang telah hadir dalam berabad abad

Tiba tiba menghilang dalam kedipan mata

Secangkir kopi,

ku nikmati untuk menentramkan suasana hati

Yang bergemuruh, berhancuran bagai serangan durjana

Apakah ini yang dinamakan kehancuran ?

Bagiku tidak !

Akan lebih hancur, ketika tak bisa mendapatkan secangkir kopi itu.

Bak pelataran geometri, yang diusik oleh para pencaci muda

Hatiku remuk, seremuk remuknya

Hingga rasanya sesak di dada

Tak ada satu kata lagi

Yang dapat kudengar dari mulutmu wahai pelita !

Yang ada hanya lah penyeselan belaka

Sesal yang selalu menghantuiku setiap aku menutup biang kehidupanku.

Benar kata pepatah

Penyesalan akan selalu ada di akhir

Tak boleh ada rasa benci telah mengenalmu,

Tak boleh ada rasa menyesal karena telah bertemu

Karena apa yang terjadi denganku

Justru akan membuatku terus semangat menjalani hidup yang penuh tantangan ini

Kau bukanlah durjana yang mengusik jiwa raga ku

Tetapi kau adalah penentram bagiku

Ditemani secangkir kopi panas,

Kau telah membuatku tersenyum

Ingat itu !

Hidup akan terus berjalan.

Jember, 12 September 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post