SAJAK LAMA
Seungkaian kata yang telah membuatku mabuk
Seungkaian kata yang membuatku riang
Seungkaian kata pula membuatku terpana
Kini hanya tergores dalam untaian angan angan.
Rasa yang telah hadir dalam berabad abad
Tiba tiba menghilang dalam kedipan mata
Secangkir kopi,
ku nikmati untuk menentramkan suasana hati
Yang bergemuruh, berhancuran bagai serangan durjana
Apakah ini yang dinamakan kehancuran ?
Bagiku tidak !
Akan lebih hancur, ketika tak bisa mendapatkan secangkir kopi itu.
Bak pelataran geometri, yang diusik oleh para pencaci muda
Hatiku remuk, seremuk remuknya
Hingga rasanya sesak di dada
Tak ada satu kata lagi
Yang dapat kudengar dari mulutmu wahai pelita !
Yang ada hanya lah penyeselan belaka
Sesal yang selalu menghantuiku setiap aku menutup biang kehidupanku.
Benar kata pepatah
Penyesalan akan selalu ada di akhir
Tak boleh ada rasa benci telah mengenalmu,
Tak boleh ada rasa menyesal karena telah bertemu
Karena apa yang terjadi denganku
Justru akan membuatku terus semangat menjalani hidup yang penuh tantangan ini
Kau bukanlah durjana yang mengusik jiwa raga ku
Tetapi kau adalah penentram bagiku
Ditemani secangkir kopi panas,
Kau telah membuatku tersenyum
Ingat itu !
Hidup akan terus berjalan.
Jember, 12 September 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar