Indhi Alianti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tentang Rindu

Tentang Rindu

Tentang rindu

Rintik hujan masih membasahi bumi, hingga tak satupun orang terlihat keluar dari rumahnya. Seorang perempuan sedang berdiri diujung teras rumahnya sambil satu tangan dihadangkan keluar, membiarkan rintikan hujan membasahinya “sudah lebih dari dua bulan berlalu, apakah hidup ini akan terus seperti ini?” ucap perempuan itu sambil menghembuskan nafasnya perlahan. Setelah beberapa menit berdiam diri, perempuan itu melangkah masuk kedalam rumahnya.

“ Gray.. dari tadi ponsel kamu bunyi,coba dicek” ucap Mirna, sang ibu dari perempuan bernama Gray itu. Gray mengangguk, lalu dengan cepat memasuki kamarnya, dan benar saja, ponselnya terus berbunyi dan ia mendapati sebuah panggilan video dari Adit, sang sahabat sejatinya. Gray mengangkat telepon dari Adit dan mulai menampakkan wajahnya di kamera ponsel. Beberapa saat kemudian, wajah Adit mulai terlihat di layar ponselnya, Gray pun tersenyum senang.

“ Hai., Dit” sapa Gray sambil melambaikan tangannya

Di layar ponsel, Gray bisa melihat dengan jelas wajah Adit yang juga tersenyum dan tengah melambaikan tangan padanya.

“ Gimana kabar kamu?” tanya Adit

“ Baik baik aja kok. Cuma... aku.. agak galau Dit..” jawab Gray dengan ekspresi wajahnya yang berubah menjadi sedih.

“ Kenapa?” tanya Adit yang sepertinya penasaran dengan alasan Gray menjadi galau.

“ Kapan ya, kita bisa sekolah bareng lagi kayak dulu?. Secara kan COVID 19 ini gak henti hentinya beraksi dari awal..” Gray semakin menunjukkan ekspresi sedihnya.

“Hm.... iya sih... tapi kita gak bisa apa apa.. cukup turutin aja kata pemerintah..”

“ Diturutin sih iya. Tapi masalahnya.. si COVID ini kapan berhentinya, Dit?”

“ Iya, iya udah. Sabar aja dulu. Aku janji ya, nanti kalau kita udah masuk sekolah lagi, aku bakalan traktir kamu gorengan Bi Ami, mau gak?” ucap Adit dengan maksud untuk membujuk Gray.

Bi Ami adalah pedagang kamtin sekolah yang digemari oleh sebagian murid, bukan hanya gorengannya saja yang nikmat, tapi Bi Ami juga orang yang ramah dan humoris.

“ Eh iya, boleh juga tuh. Janji yah. Eh tapi aku rindu sama teman-teman disekolah. Termasuk dia..” Jawab Gray sambil membayangkan Si Dia di pikirannya.

“ Yaudah-yaudah, uhuk... udahan dulu ya lagi sibuk nih, hehe.. uhuk...” ucap Adit sambil batuk beberapa kali. Gray langung menatap layar ponselnya dan Adit langsung menutup sambungan telepon.

Gray mematikan layar ponselnya, lalu meletakkannya diatas nakas. Gray membaringkan tubuhnya diatas kasur tidurnya yang empuk, ia lalu memikirkan dan membayangkan bertapa bahagianya ia saat bersama teman temannya disekolah. Gray memiliki banyak teman, tetapi teman yang selalu ada disaat ia butuhkan dan disaat ia senang adalah Adit, ia selalu setia pada Gray hingga menjadi teman baiknya hingga saat ini. Disituasi seperti ini pastinya tidak mudah bagi mereka.

Hari sudah semakin malam, hingga malam berganti pagi. Gray mengedipkan matanya beberapa kali, hingga ia bisa melihat sekelilingnya dengan jelas. Gray dengan cepat mengambil ponselnya, berharap kabar baik ia dapatkan hari ini. “ck, belum ada nih” decak Gray sambil menampilkan ekspresi kesal. Dari hari sejak sekolah diliburkan kerena pandemi, Gray selalu mengecek ponselnya berharap ada pemberitahuan sekolah kembali diadakan tatap muka, tapi kenyataan tak selalu sesuai dengan ekspektasi, sampai saat ini, Gray belum mendapat tanda tanda bahwa sekolah tatap muka akan diadakan kembali. Gray pasrah, ia lalu mengambil laptopnya di atas meja, membuka laman dimana ia akan menjalani ulangan tengah semester hari ini. Selesai dengan tugasnya, Gray mengecek ponselnya, ia tidak melihat pemberitahuan chat dari Adit hari ini. Gray heran, biasanya sahabatnya satu ini setiap hari mengirimkannya pesan.

Hari demi hari berlalu. Ulangan tengah semester selesai dilaksanakan, namun Gray tampak tidak baik baik saja saat ini. Ia terus menatap layar ponselnya dan perasaan heran sekaligus khawatir, pasalnya, dari hari itu sampai sekarang, Adit tak pernah mengirimkan pesan lagi padanya. Dan Adit sudah tidak aktif di whatsappp. Ada apa ini?. Tak lama kemudian Gray dikirimi pesan oleh pihak sekolah untuk datang ke sekolah mengambil rapot. Gray senang bukan main, ia melompat dan berteriak senang, ia merasa tak sabar menanti hari itu.

Hari penantian Gray pun tiba, ia datang ke sekolah menggunakan seragam dan menggunakan masker seperti anjuran pemerintah. Di depan Ruang Guru, ia bertemu dengan temannya, mereka pun melepas kerinduannya dengan bertukar cerita selama dirumah. Gray merasakan keanehan, ia tidak melihat Adit disini, kemana adit sebenarnya?. Gray menanyakan hal tersebut pada teman temannya dan jawaban tak terduga ia dapatkan.” Kamu gak tau? Adit kena COVID. Udah sebulan yang lalu” Gray terkejut, ia mematung sesaat, setelah itu berlari keluar sekolah.

Gray tiba dirmuahnya dengan perasaan campur aduk. Hal hal mengerikan langsung terlintas dipikirsannya mengenai sahabatnya satu itu. “ kenapa Gray?” tanya Bimo sang Ayah. Gray menatap ayahnya sesaat “ Adit kena COVID , Yah” ucap Gray pelan. Bimo mematung di tempat, ia tampak khawatir dan berusaha menenangkan Gray. Sesuatu langsung terlintas di pikiran Gray. “ Yah,aku minta nomornya Om Reno dong” Gray langsung mengeluarkan ponselnya, belum sempat Bimo menjawab, Gray masuk kedalam rumah dan menemukan ponsel Ayahnya. Setelah mendapatkan yang diinginkan, Gray menelpon Om Reno, sang teman Ayahnya yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit penanganan COVID 19. Gray menelpon sambil berdiri tidak tenang, seketika keringat dingin mengalir deras di pelipisnya. Setelah Om Reno mendengarkan permintaan Gray untuk bertemu dengan Adit, tentu saja keinginannya tidak dipenuhi , Om Reno menjelaskan bahwa hal itu terlalu berbahaya dan tidak akan bisa dilakukan. Pada awalnya Gray pasrah, tapi terlintas lagi ide di kepalanya. Gray kembali ke kamarnya sambil menggenggam erat ponselnya menanti pesan dari Om Reno. Hal negatif tentang Adit selalu terngiang di pikirannya , tapi Gray mencoba menepisnya dengan mencoba berpikir positif. Tak lama kemudian, sebuah video dikirimkan oleh Om Reno. Video yang berdurasi hanya satu menit itu, berhasil membuat sesak dada Gray, dan berhasil membuat air matanya tumpah ruah begitu saja. Adit tengah terbaring lemah diranjang rumah sakit dengan tabung oksigen dan alat di tubuhnya. Gray menangis saat itu juga, ia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi. Ia berharap ini adalah mimpi dan ia bisa bangun dari tidur secepatnya. Tapi ini terlalu nyata untuk di katakan mimpi. Beberapa hari kemudian, Gray terus memanjatkan doa untuk Adit, tanpa ia duga, ponselnya berdering dan Gray melihat panggilan video dari Adit. Perasaannya senang, Gray tak henti hentinya mengucap syukur, ia berpikir bahwa Adit memang sudah sembuh seperti harapannya. Adit menampakkan wajahnya dikamera, begitu juga dengan Gray. Ia menanyakan kondisi Adit dan Adit menjawab ia sudah baik baik saja. Gray merasa sedikit tenang, ia pun memberikan nasihat dan ia bercerita tentang janji Adit yang ingin mentraktirnya di kantin Bi Ami. Adit hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman khas nya tanpa berkata ya, atau tidak, membuat Gray bingung, tapi ia mencoba memahami dan terus tersenyum dan bersyukur.

Dua hari sejak Gray menerima telepon dari Adit, kini teleponnya berdering lagi membuatnya bersemangat, tapi itu bukanlah panggilan dari Adit tetapi dari Om reno. Gray merasa sedikit heran, karena Om reno menghubunginya. Gray mengangkat telepon, hal yang sangat tidak nyaman dan sangat tidak ingin didengar oleh Gray kini sampai di telinganya. Gray beberapa kali menggelengkan kepalanya berharap ini adalah candaan keterlaluan yang bukanlah kenyataan. Tapi Om reno meyakinkan Gray yang membuatnya kini percya dengan semua ini. Gray melempar ponselnya hingga terpental dengan pintu, air matanya kembali tumpah, perasaannya kini bimbang, ia merasa sendirian sekarang, tanpa sahabat sejati yang menemaninya lagi. Gray terus saja menangis , hatinya sakit, perih dan luka, janji kerinduan yang Adit sampaikan kini tidaklah terwujud. Adit kini telah pergi , meninggalkan Gray yang merindukannya di sekolah, Gray yang rindu dengan candaaan Adit. Karena ini adalah tentang rindu. Rindu yang tidak selalu mendapat akhir yang kita mau.

~SELESAI~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post