Handphone Media Belajar, Bukan Pacaran.

Oleh:Indah Wulandari

Sekolah: SMPN 3 Bangsalsari

Kenakalan remaja saat ini sungguh di luar batas.Terjerumus dalam narkoba, mengkonsumsi minuman alkohol, merokok, hingga melakukan seks bebas.Tapi kebanyakan orangtua tidak tahu apa yang anak mereka lakukan. Mungkin si anak merasa hebat dan keren. Tak pernah berfikir akan akibat dari semua itu.

Canggihnya komunikasi saat ini menjadi salah satu faktor dimulainya pergaulan bebas. Lebih tepatnya berawal dari media sosial (chattingan). Terbiasa dengan kesendirian, tidak ada pantauan orang tua, dan kurangnya kasih sayang, membuat mereka mencari perhatian di medsos, sebagai pelarian. Hubungan pacaran seakan menjadi suatu tren yang menurut mereka keren. “Hari gini gak punya pacar, kasihan deh!” Begitu kalimat yang sering anak-anak muda ucapkan di media sosial.

Aku punya teman, sebut saja Diva. Ia malas masuk sekolah sejak mengenal pacaran. Dia berkenalan dengan seorang teman laki-laki melalui chattingan di media sosial. Semula hanya chattingan biasa, curhat-curhatan, berlanjut chattingan mesra. Keduanya sering mencurahkan seluruh keluh kesahnya. Semakin hari Diva, semakin merasa nyaman.

Seiring berjalannya waktu, Diva sering keluar malam bersama laki-laki itu. Nongkrong di cafe, menikmati hiburan malam dan mabuk. Sampai akhirnya, Diva sakit lambung parah dan menjalani opname di rumah sakit. Berawal dari peristiwa itu, Aku sebagai temannya merasa prihatin. Berharap Diva pulih dan bisa masuk sekolah lagi.

Ketika Diva telah sehat. Ku ajak ia belajar bersama. Mengejar pelajaran yang tertinggal karena dulu ia sering tidak masuk. Handphone tak lepas dari kegiatan belajar kami. Membaca, menulis ringkasan cerita, mencari rumus matematika, dan sebagainya. 

Sampai pada suatu hari, ada informasi lomba menulis di Sasisabu. Akun Sasisabu aku dapatkan dari pemateri ketika mengikuti pelatihan Literasi yang di adakan oleh sekolah satu bulan yang lalu. Sasisabu mengadakan lomba menulis essay tentang Wujudkan Impianku. Bu Lestari, guru bahasa Indonesia membantu membimbingku. Dari proses pengeditan naskah sampai pengiriman di Akun Sasisabu. Selang beberapa minggu, pengumuman pemenang tiba. 

Alhamdulillah, aku dan Diva masuk nominasi sebagai pemenang Lomba saat itu. Aku sangat senang sekali mendapat sertifikat penghargaan dari Sasisabu. Dari peristiwa ini ada pelajaran hidup yang bisa aku petik, bahwa handphone sebagai sarana media sosial tidak selamanya memberikan efek buruk tetapi juga efek baik dan menguntungkan. Tergantung pada kita yang menggunakannya. Semua kembali kepada kita yang melakukannya sesuai dengan amal perbuatan kita juga.

Maka dari itu teman-teman pandai-pandailah dalam menggunakan handphone. Jangan sampai terjerumus dalam pergaulan bebas yang bisa menghancurkan masa depan kita. Berhati-hatilah dalam menggunakan media sosial. Ayo, stop hindari pergaulan bebas. Sibukkan dirimu dengan hal-hal yang berguna. Jangan membuang waktumu dengan hal yang tidak perlu. Fokus berkarya dan kejar apa yang menjadi cita-citamu!

Profil penulis

Namaku Indah Wulandari.Aku lahir di Jember, pada tanggal 3 April 2008. Aku bersekolah di SMPN 3 Bangsalsari dan sekarang sudah kelas 8. Alamatku di Jalan Nasional Dusun Krajan Langkap-Bangsalsari Yang lumayan jauh dari sekolah. Kritik dan saran bisa melalui [email protected] atau No.Wa ku 085791705950