Terimakasih Ibu
Terimakasih Ibu
By : Inaya Hasyatul Ilma
Saat melihat layar ponsel, sebuah pengumuman tertera di sana. Sebuah pengumuman tentang lomba menulis di Media Guru. Saat melihat temanya, aku menarik kedua sudut bibirku. "Ibu, Kasihmu Sepanjang Zaman" Judul tema bulan ini, lebih tepatnya bulan Desember.
Setelah melihat temanya aku mulai berfikir, dari mana aku akan menuliskan tentang tema ini. Tema tentang ibu memang mudah, tapi entah kenapa aku belum menemukan ide ku sama sekali. Aku ingin menceritakan sosok ibuku, tapi aku juga bingung harus menceritakannya darimana. Jujur, aku ingin bercerita sangat banyak tentang ibuku, tapi entah kenapa aku belum menemukan kata-kata yang tepat.
Tulisan ini mungkin akan jadi kado Hari Ibu yang sangat spesial, oleh karena itu mau tidak mau tulisan ini harus jadi. Saat disekolah, aku terus memikirkan apa yang harus ditulis untuk Hari Ibu nanti. Setelah cukup lama berfikir akhirnya aku mendapatkan ide untuk tulisan kali ini.
Banyak hal yang bisa kuceritakan tentang ibuku. Aku akan memulainya dari bagaimana ibu merawatku dari kecil hingga saat ini. Semua orang pasti juga tahu, saat sebelum dilahirkan seorang anak akan berada di kandungan ibu selama 9 bulan lamanya. Lalu berjuang dengan mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku ke dunia. Dari sini saja aku sudah melihat banyak perjuangan seorang ibu untuk anaknya.
Saat bayi aku dititipkan pada nenekku untuk dirawat, karena ibuku seorang pekerja kantor maka ibuku sangat sibuk. Meski di tengah kesibukan itu, ibuku tidak pernah lupa jika dia juga tetap seorang ibu yang harus menyusui anaknya. Setiap jam istirahat, ibuku selalu menyempatkan waktu untuk pulang dan menyusuiku. Setelah sekiranya cukup ibuku akan kembali lagi ke kantornya untuk kembali bekerja.
Pasti lelah menjadi ibuku, berangkat pagi- pagi, bahkan sebelum berangkat ke kantor dia masih sempat membuatkan sarapan untuk anak dan suaminya. Belum lagi di kantor langsung disambut oleh pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Ada kalanya saat ada pekerjaan yang mengharuskannya untuk kerja lembur di kantor. Tentunya hal itu juga sudah menjadi hal biasa baginya. Saat pulang wajahnya terlihat begitu lelah, namun senyum indahnya tetap tergambar di wajah cantiknya.
Ketika memasuki bangku Sekolah Dasar, aku disekolahkan di SD yang letaknya dengan kantor ibuku. Dengan begitu setiap harinya aku diantar jemput ibuku. Sama hal nya saat menyempatkan waktu untuk menyusuiku dulu, ibu juga menyempatkan waktunya untuk menjemputku dari sekolah. Lalu mengantarkanku pulang kerumah, setelah itu kembali lagi ke ke kantor.
Jika dibayangkan pasti sangat melelahkan sekali, saat matahari sedang panas-panasnya ibuku rela terkena panasnya matahari hanya untuk menjemput mengantarkanku pulang ke rumah. Bahkan di saat hujan deras sekalipun ibu akan tetap menjemput ku dan memastikan ku berada di tempat yang aman. Tidak peduli bagaimana kondisi nya, seorang akan selalu memastikan anak nya dalam keadaan aman.
Jika ayah adalah tulang punggung keluarga, maka ibu adalah penyempurna keluarga. Seorang anak akan selalu membutuhkan ibunya dimanapun dan kapanpun itu. Begitu juga seorang suami yang selalu didampingi oleh seorang istri. Dulu aku berfikir menjadi ibu adalah hal yang mudah, namun sekarang aku tersadar menjadi ibu merupakan hal sulit yang tidak semua orang bisa.
Ibu harus bisa menjadi segala hal, menjadi dokter saat anaknya sakit, menjadi guru untuk mengajarkan anak-anaknya, menjadi koki untuk membuat makanan, dan terus beralih ke profesi lainnya.
Selamat hari ibu, untuk semua ibu hebat di dunia ini. Banyak yang ingin ku ucapkan untuk semua ibu yang ada didunia ini, terutama untuk ibuku tercinta. Tapi yang paling ingin ku ucapkan adalah kata maaf dan terimakasih. Maaf karena belum bisa menjadi apa yang ibu inginkan, maaf belum bisa menjadi anak yang baik, maaf karena belum bisa membuatmu bangga, dan maaf untuk semua kesalahan yang pernah aku lakukan padamu ibu.
Terimakasih karena sudah melahirkanku, terimakasih juga karena sudah membesarkanku dan menyayangiku dengan sepenuh hati. Aku tidak tahu harus membalas semua kebaikan mu dengan apa, tapi aku selalu berjanji kepada diriku sendiri untuk terus membahagiakanmu ibu.
BIODATA PENULIS
Penulis adalah Inaya Hasyatul Ilma yang lahir di Tulungagung pada 21 September 2007. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, putri dari Bapak Mahfud Efendi dan Ibu Siti Nurningsih. Saat ini penulis adalah siswa kelas tujuh dan aktif di OSIS MTsN 5 Tulungagung. Penulis bisa dihubungi melalui WA: 082140089570 atau [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar