Keteguhan Seorang Ibu Kantin
Nama : Iman Tri Nopiansah
Kelas : 11 OTKP
Sekolah : SMKS Hikmah Kota Banjar
#InspirasiKewirausahaan3
18 Februari 2021, turun hujan lebat di sekitaran Kantor Satuan Pamong Praja Kota Banjar. Sehingga sangat tidak mendukung untuk keluar kantor dan mewawancarai pedagang di Alun-Alun Banjar. Maka dari itu saya mewawancarai saja seorang ibu yang berjualan di kantin Kantor Satpol PP Kota Banjar.
Ibu ini bernama bu Atikah. Lahir di Pangandaran, 27 Oktober 1979. Alamat tempat tinggal aslinya di Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaraan Provinsi Jawa Barat. Ibu Atikah sudah menikah dan dikaruniai 4 anak dan 2 cucu.
Ibu Atikah ini sudah berdagang di kantin Kantor Satpol PP Kota Banjar mulai dari tahun 2012. Beliau juga menjelaskan awal bisa berdagang di kantor ini karena mengikuti arahan sepupunya yang kebetulan dulu bekerja di Kantor Satpol PP. Namun adiknya kini sudah pensiun dari kerjanya sebagai Satpol PP kurang lebih 5 tahun yang lalu. Modalnya pun dari dana pribadi tanpa bantuan yang lain.
Makanan yang dijualnya seperti Pop Mie, Nasi, Soto, Karedok, Es, Kopi, berbagai cemilan orang sunda, gorengan, dan makanan ringan lainnya. Dari ke semuanya itu beliau membeli bahan pokoknya dari Pasar Banjar. Menurutnya beli langsung ke Pasar lebih bisa menghemat pengeluaran ketimbang beli di warung.
Ibu Atikah juga menuturkan jika pendapatannya selama pandemi maupun sebelum pandemi tidak berkurang. Justru di saat pandemi keuangan pertambah. Mungkin hal itu karena karyawan dan karyawati di sana lebih mempercayai kebersihan dan kesehatan kantin. Karena memang sih disana hanya ada satu kantin saja. Hal ini tentunya membawa keberkahan bagi ibu Atikah. Apalagi kantin ini buka selama 24 jam.
Saat saya bertanya mengenai motivasi bekerja, hati saya dan Triani berdua termangu saat mendengar penuturan beliau alasan mau bekerja sampai saat ini. Bu Atikah bisa bekerja ekstra seperti ini adalah untuk mengobati cucunya yang sedang sakit. Cucunya sangat membutuhkan uang secepatnya untuk dioperasi agar bisa secepatnya sembuh. Beliau bersama suaminya rela berkorban apapun agar cucunya bisa sehat kembali.
Masyaallah bu Atikah ini sangat luar biasa dan bisa menjadi inspirasi bagi semua. Kita seharusnya mengancungi jempol untuk perjuangan bu Atikah dan suaminya. Mereka berdua rela mengorbankan masa tuanya untuk kebahagiaan keluarganya. Mereka lebih senang bekerja keras ketimbang harus meminta minta. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa hebat. Semoga keinginan mereka bisa tercapai dan sehat selalu. Salam literasi!
Dayeuhluhur, 19 Februari 2021.
Salah Satu Makanan Yang Tersedia Dikantin
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar