Antara Bahagia dan Khawatir
Sudah berbagai tempat dinas dan bahkan bukan tempat dinas dikunjungi saya bersama kelompok PKL, namun hasilnya sering kali mengecewakan. Sedangkan waktu prakerin tinggal menghitung hari. Kelompok kami sangat khawatir tidak mendapatkan tempat PKL dikarenakan sudah beberapa kali ditolak.
Namun berkat motivasi keluarga, teman, dan tentunya para guru kelompok kita tetap semangat untuk terus berusaha sampai berhasil. Kadang kita juga harus berhadapan dengan panas, malas, dan kesabaran. Mungkin inilah ujian pertama sebelum PKL.
Titik cerah ditemukan pada hari Senin. Waktu itu kita mencoba untuk memberikan surat kepada Kantor Satpol PP Kota Banjar, di tengah panas teriknya matahari yang terasa membakar kulit. Awal masuk seperti biasa kita selalu grogi bahkan mau menyebutkan Satpol PP malah jadi PP Pol. Untung aja ada teman yang mengerti arah pembicaraan saya jadi ke sananya bisa berlanjut dengan penerima tamu atau resepsonis.
"Heh. Ngapain pada berdiri? Duduk sini di kursi. Jangan berdiri terus kaya lagi upacara saja." Kata salah satu petugas satpol PP tegas.
Kita satu kelompok agak kaget juga karena bicaranya keras. Tapi selang beberapa menit refleks kita langsung duduk.
"Adik-adik semuanya diterima dengan syarat harus di rapid tes dulu ya? Supaya kesehatan nya bisa terjamin dan tidak menyebarkan virus ke orang lain." Ungkap petugas satpol.
Nah disinilah saya beserta satu kelompok merasa sangat senang sekali. Sudah ke sana kemari mencari tempat prakerin tapi enggak ada yang menerima dan akhirnya sekarang kami bisa diterima. Rasanya perjuangan kita akhirnya menemui titik temu keberhasilan.
Namun lagi lagi kita dibuat khawatir. Gimana tidak khawatir coba? Kami disuruh rapid tes yang harganya diatas Rp.50.000,00. Kita semua berpikir bagaimana mencari jalan keluarnya. Karena tidak mungkin kita terus meminta uang ke orang tua. Mungkin inilah yang namanya bahagia bercampur khawatir. Ada yang pernah merasakan rasa seperti kami?
Meski kita sudah lelah, kita tetap berusaha dan berdoa. Alhamdulilah sore hari Seninnya kita mendapat kabar bahwa ada rapid tes secara gratis. Masyaallah hati ini rasanya senang sekali. Ingin bergoyang dan menari nari dilapangan serta memeluk semua orang saking bahagianya.
Tapi anehnya lagi-lagi masalah muncul. Kami semua merasa sangat takut dan ngeri jika di rapid tes. Karena jujur saja saya pribadi belum pernah di rapid tes dan tidak ingin di rapid. Karena apa? Karena khawatir dan takut. Tapi baiklah demi bisa prakerin saya akan mencobanya.
Sesuai informasi yang disampaikan ibu Wali Kelas rapid tes akan dilaksanakan hari Rabu mulai jam 10 sampai jam 12 siang di Pendopo Kota Banjar. Jadi ada waktu persiapan mental sebelum di rapid. Siang dan malam saya tidak bisa tenang. Bahkan sehari sebelum saya di rapid, saya memakan buah dan susu supaya imun bertambah. Entahlah saya tidak tahu apa menambah atau mengurangi yang jelas saya takut dan khawatir saat itu. Sebelum tidur sering kali terbayang saat di rapid tes hidung saya dirojok memakai alat medis sedalam mungkin hingga hidung berdarah darah. Ih ngeri pokoknya bayangan kemana mana hingga pikiran kacau. Dan itu bukan saya saja yang merasakan tetapi semua teman satu kelompok saya. Memang sih jika belum tahu kita sering seperti ini merasa parno dan khawatir.
Sekitar Pukul 10 siang kami sudah berada di Pendopo Kota Banjar. Kita berjalan layaknya siput. Mungkin efek khawatir jadi seperti ini. Tapi saya mencoba untuk meyakinkan ke teman-teman bahwa semuanya akan baik-baik saja. Padahal hati saya pun bergemuruh karena rasa takut. Tapi malu dong kalo nunjukin langsung apalagi saya laki-laki sendiri.
Awal masuk kita langsung mengisi formulir pendaftaran. Dan yang membuat kita kaget disana harus mencantumkan nomor Kartu Keluarga atau KTP. Hal ini sebelumnya tidak diberitahu jadi tidak tahu. Tapi alhamdulilah saya dan Sulistiani tidak pulang karena membawa, yang tidak membawa hanya 2 orang. Untuk menghemat waktu saya dan Sulis menghantarkan mereka ke rumah mencatat nomor KTP. Alhamdulilah kurang lebih 30 menit kita sudah sampai kembali di Pendopo.
Waktu tidak terasa hingga akhirnya saya dulu yang di rapid tes duluan dibanding teman-teman saya. Aduh saya gak bisa menggambarkan gimana muka ketika itu. Rasa takut jelas ada, khawatir juga ada. Dalam hati berucap basmalah dan meminta doa agar dilancarkan.
"Dari dusun mana dek?" Tanya petugas kesehatan setelah saya duduk.
"Dari dusun Buniseuri bu," jawab saya bergetar.
"Nomor hp dan untuk apa di rapid?" Tanyanya lagi.
"0815******, sa..sa..ya di rapid untuk PKL bu," jawab saya masih agak terbata.
"Baik silahkan bawa ini dan lanjut ke kursi berikutnya." Pengarahannya.
"Iya baik bu."
Sesampainya di meja pemeriksaan langsung duduk sambil berusaha tenang. Saya sangat tidak ingin terlalu lama diperiksa saya ingin secepatnya selesai di rapid biar jongjon (cepat selesai).
"Mau ngapain mas kok buka celana? Cepet benerin lagi. Yang mau diperiksa itu tangannya mas Iman bukan mau nyuntik pantat," jelasnya panjang lebar yang membuat semua orang tersenyum.
"Huh untung ini baru mau dibuka," kataku dalam fikiran sambil menutupi rasa malu.
Alhamdulilah rapid tes berjalan dengan lancar. Kita semua sebagai manusia kadang sering kali cepat mengeluh. Contohnya saya, baru aja dikasih cobaan berupa hal yang sederhana tapi dibawa malas. Percayalah untuk pembaca semua. Dibalik suatu kejadian yang kita alami pasti ada hikmahnya. Bukti contohnya seperti yang saya ceritakan di atas. Orang lain belum tentu bisa di rapid tes. Sedangkan kita sudah merasakan gimana sensasi dan bisa menambah pengalaman pribadi.
Terus kita sudah kesana kemari tapi gak dapat hasil yang memuaskan. Bagi saya ada hasilnya yaitu yang awalnya saya tidak tahu keberadaan dinas tersebut sekarang menjadi tahu. Itu namanya hikmah bukan? Mari selalu percaya takdir tuhan itu indah jika kita mau berusaha dengan bersungguh-sungguh dan selalu berdoa.
Salam literasi!
"Jangan sering berburuk sangka kepada tuhan karena kita tidak tahu ada hal apa dibalik peristiwa yang menghampiri kita."
Dayeuhluhur, 3 Februari 2021.
Persiapan sebelum berangkat ke Pendopo Kota Banjar.
Hasil rapid tes milik saya.
Suasana kegiatan rapid tes saat awal datang.
Saat saya di rapid tes siang ini.
Suasana rapid tes sebelum pulang.
Foto bersama seusai diberikan surat yang isinya semua hasilnya non reaktif.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selamat ya Kak :) Semangat kak