MENTARI YANG MENGHILANG part 3
Part 3
“sekarang buka mata kalian, orang yang ada di hadapan kalian adalah pasanagan kalian!” seru seseorang di balik mikrophone nya
Yah aku ada di sebuah podium untuk pelatihan duta baca, ini adalah hari ke 3 aku aku mengikuti ajang ini. Dan pada hari ini kami di pasangkan dengan pasanagan kami. Aku lumayan kaget ketika pasanagan ku adalah teman kecilku yang sudah pindah, nama nya adalah Putri. Yah bererti selama satu bulan kedepan aku harus berpasangan dengan nya. Untung saja kami sudah akrab jadi kami tidak ada kata jaim.
Kami bersaing secara sehat di sini tanpa ada saling menjatuhkan satu sama lain, tak terasa sudah hari ke 18 kami ikuti audisi dan sedikit lagi kita akan menuju grand final. Berbagai pelatihan pun kami ikuti mulai dari tata cara berpakaian yang baik, jalan ala model profesional, tata cara berbicara di atas panggung, dan masih banyak lain nya.
“guyss, kalian tersisa satu minggu lagi dan progres kalian saya akui kalian sangat hebat, tapi sebelum itu saya akan membagikan kostum kalian untuk tampil di grand final” tutur senior yang ada di depanku.
Kostum? Yah tentu saja, kita duta baca memiliki kostum kebanggan kami yang di sebut ‘baju kebesaran’
Hari di mana yang di nantikan akan segera hadir sedikit lagi akan di umumkan siapa pemenang nya di grand final nanti namun entah mengapa aku gelisah dan dadaku sesak. Ah mungkin itu hanya karena aku kelelahan saja gumam ku.
Hari yang di tunggu pun tiba, tamu undanagan sudah mulai datang dan menduduki venue di gedung ini. Semua pendukung membawa spanduk untuk mendukung yang mereka dukung entah itu sahabat atau pun kerabat.
Acara nya pun di mulai kami mulai memasuki panggung dan memperkenalkan diri kami satu persatu, aku pun menyapu pandangan ku mencari sosok emak yang ku nantikan, namun aku tak dapat menemukan nya tapi aku menemukan sesosok pria yang menatapku denagan tatapan bangga, yah sudah bisa ku pastikan itu adalah ayahku. Aku cukup senang karena kita dapat bertemu lagi namun aku juga kecewa ketika emak tak datang di acara penting seperti ini.
Acara pun berjalan dengan lancar waktu pengumuman pun tiba. Kami para finalis memasuki panggung kembali dan pembawa acara atau MC mualai memulai nya dengan basa basi.
“baik lah para hadirin sekalian, kita akan mengumumkan siapakah yang jadi pemenangnya. Menurut penonton siapa pemenangnya!?” seru sang MC
Para audiens pun mulai bersorak sorak, suara nya riuh dan gaduh menyebut nama jagoannya.
“oke yang pertama kita akan panggil kan peserta yang memegang gelar harapan 2, pemenangnya adalah ......” ucapan nya terputus membuat kami berdebar
“.... Fandu dan Tasya!” semua pun menyoraki nya dengan bangga.
“oke yang ke dua kita akan panggil kan peserta yang memegang gelar harapan 1, pemenangnya adalah ......”
“.... Pebi dan Guntur!”
“oke yang selanjutnya kita akan panggil kan peserta yang memegang gelar wakil 2 atau juara 3, pemenangnya adalah ......” ucapan nya terputus membuat kami berdebar kembali
“Fatma dan Gilang!”
“selanjutnya kita akan panggil kan peserta yang memegang gelar wakil 1 atau juara 2, pemenangnya adalah ......” lagi lagi MC membuat kami berdeabar
“..... Putri dan samuel!”
Jujur saja aku sangat iklas ketika aku tak terpilih aku sudah melepaskan nya
“selanjutnya kita akan menuju pemenang atau sang duta baca kepulauan seribu, kira kira siapa yah?....”
“ ini lah dia, duta baca kepulauan seribu....”
“.... Winda dan Saka!”
Aku begitu kaget dan sangat terkejut, bagaimana bisa aku menang, ahh perasaanku tercampur jadi satu. Aku sangat bersyukur dan senang akan hal ini. Aku pun di pasangkan selempang dan di berikan piala penghargaan dan sebuah sertifikat penghargaan. Aku tak sabar ingin pulang dan memajang pialaku di atas lemari.
Setelah selesai akupun di hampri oleh sepasang insan dan anak perempuan yang ternyata itu adalah ayahku, Aya dan istrin baruya.
“ayah bangga sama kamu Saka!” ucapnya sambil menepuk bahuku
“ iya dong harus. Gimana penampilan Saka, gak kalah gagah dan tampannya dong sama ayah” ujarku sambil menunjukan senyum dan mengangkat alisku sedikit
“oh iya. Emak mana yah?” tanya ku
Seketika ayah terdiam seribu bahasa dan membuatku semakin terheran, tiba tiba ayah mengalihkan topik pembicaraan nya
“kamu uadah makan belum abis ini kita makan bareng yah. Ayah udah lama gak makan bareng kamu” ajaknya
“oke, tapi ayah jawab dulu pertanyaanku. Emak di mana?”
“emak mu ada di rumah nya” jawab wanita yang ada di samping ayah
Dan aku pun hanya ber oh ria. Setelah itu aku berpamitan pada teman temanku dan pergi makan bersama ayah dan sambil mengobrol ringan.
“gimana sekolah kamu?” tanya ayah
“biasa aja, gak ada yang spesial” jawabku enteng sambil menyuap sebutir bakso
“kamu gak punya pacar?” tanya nya frontal
Aku pun tersedak dan mencoba menenangkan diri
“masih belum kepikiran buat pacaran. Mau fokus sekolah aja” jawabku gugup
“ bagus deh kalo kayak gitu” timpalnya
Aku tak sadar kalau Aya terlihat murung sekali dan bahkan Aya tak memakai buku kecil yang biasa ia kalunkan di lehernya.
Setelah itu kami pun langsung menuju ke dermaga untuk menunggu kapal dan tentu saja untuk menemui ibu. Di perjalanan tak hentinya aku merasa senang dan tak sabar bertemu ibu.
Kapal kami pun menepi ke Pulau Karya, lalu ayah mengajak ku untuk turun ke Pulau itu, kebetulan Pulau Karya sangat dekat dengan Pulau Panggang. Namun aku sempat bingung dan berfikir, mengapa ia harus turun di Pulau ini...
Setelah berjalan kaki, lumayan jauh kita sampai di depan gerbang. Lebih tepatnya gerbang pemakaman. Aku pun makin bingung dan bertanya tanaya. Aku masih berfikir positif, mungkin kita mau ziarah ke makam kakek ku.
Kami pun berhenti di sebuah makam yang terlihat baru. Aku pun terpaku ke sebuah patok nisan yang bertuliskan nama almarhum.
SINTA BINTI JAKA
Nama nya trrpampang jelas di sebuah papan putih dan tercetak tulisan menggunakan cat hitam.
“ini siapa ayah?” tanyaku ragu
Ayah menghela nafasya kasar dan tangannya hinggap di bahuku
“ini emak kamu Saka” katanya sambil memandang wajahku
Seketika diriku terdiam bagaikan tersambar petir di siang bolong, aku pyn memetung dan tak bergeming sedikitpun, air mataku lolos begitu saja tanpa bisa ku kendaliku
“sejak kapan...” kataku terhenti di tengah isakan tangisku
“sejak kapan emak udah gak ada” lanjutku lagi
“maafin ayah, ayah gak mau ganggu kamu dan buat kamu kalah di audisi itu. emak kamu meninggal dari tiga hari yang lalu”
Katanya lembut, untuk menenangkan ku
Kini airmataku mengalir begitu derasnya dan aku mulai goyah, lututku terasa lemas. Aku takpeduli jika aku masih mengenakan baju yang sama pada saat aku grand final. Aku menangis tersegutan di makam emak.
“kenapa ibu bisa meninggal?” tanyaku pada ayah
“emak kamu mengidap kanker paru paru nak” jawabnya lirih
Tangisku pun menjadi jadi di makam emak. Aya yang awalnya diam kini mulai ikut menangis juga di sampingku. Aku baru sadar bahwa selama ini emak sakit, dan berusaha menutupinya agar kami anaknya tidak tahu bagaimana penderitaannya.
“kenapa emak secepat ini ninggalin Saka sama Aya? Apa emak udah gak sayang lagi sama kita?” kataku sambil terisak dan semakin terlarut dalam kesedihan ku
Ayah pun menenangkan ku dan Aya, ayah memeluk kami berdua dan kami merasakan hangatnya sebuah pelukan dari seorang ayah. Ayah pun membisikan sesuatu pada kami berdua.
“kalian akan tinggal di rumah ayah yang ada di pulau pramuka” ajaknya
“bagamana dengan pembacaan tahlil emak?” tanyaku
“kita selsaikan tahlil hari ke tiga emak dulu, setelah itu kita pindah ke rumah ayah” tuturnya lembut
Sambil terisak aku pun meng iyakan ajakan ayahku kepada kami berdua.
Entah kenapa aku merasa mentari dalam hidupku hilang bagaikan di telan bumi. Hidupku hampa, tak memiliki warna, dan tak ada lagi hari spesial setelah perginya emak ke hadapan sang pencipta.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar