Suci Hartati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Chapter 2
dark past can make our future bright

Chapter 2

Bab 2

“Jangan terlalu dipikirkan biarkan saja

Mereka hanya iri padamu ”

Aku pulang…” .Kataku sembari masuk kedalam rumah.

Seperti biasa,isi rumah ini kosong. Tidak ada kata sambutan saat aku pulang sekolah. Yeah,memang ada yang menyambutku walaupun itu bukan ibu dan ayah.

“Ooh..hai Chloe..apa kamu merindukanku?”.Ucapku pada kucing kesayanganku ini. Seperti biasa ketika aku pulang sekolah Chloe akan mengelus kakiku dengan manja. Bahkan saat aku berbicara padanya dia pasti menjawabnya. Walaupun hanya ‘meoww’ saja yang ia jawab.

“Chloe,apa kamu sudah makan?”.

“Ayo sini kamu makan dulu biar gendut,hihihi…”.Tawa kecilku pada Chloe.

“Meeoowww….”

“Kamu kucing pintar. Aku sayang padamu Chloe…”. Aku mengelus Chloe dengan lembut.Dia adalah kucing yang sangat pintar.Saat aku sedih dia akan menghampiriku dan mengeluskan kepalanya seolah-olah ia mengatakan ‘ Ze..jangan sedih…aku akan disini bersamamu..’.Bahkan Chloe menjadi teman dekatku sekaligus teman curhatku. Entahlah ia mengerti atau tidak dengan apa yang aku katakan tapi,setiap kali aku bertanya atau meminta pendapat ia akan mengatakan ‘meow’. Seperti ia mengerti dengan apa yang aku katakan,walupun aku tak mengerti apa yang dia katakan.

“Chloe aku mau ke kamar dulu ya,ganti pakaian. Nanti aku kembali lagi”.

Aku meletakkan tas ku begitu saja di lantai dan menghempaskan tubuhku ke atas kasur. Rasanya sangat lelah,padahal baru hari pertama sekolah. Tapi kali ini hidupku di sekolah sangat berbeda dengan yang dulu.

Dulu,semua orang menghindariku. Bahkan aku sampai tidak memiliki seorang teman. Mereka menghindariku seperti aku akan memakan mereka. Aku juga bingung kenapa mereka seperti itu. Apa mungkin,karna aku orang yang membosankan? Atau karna aku berbeda dari mereka? Entahlah, apa orang-orang yang berbeda dari mereka akan dijauhi? Memangnya apa yang salah jika kita berbeda.

***

Hai, aku Fani. Aku ingin berteman denganmu, apa itu boleh?”. Tanya seorang gadis yang menghampiri mejaku.

Saat itu jam istirahat sudah berbunyi, namun aku tidak berani untuk ke kantin sendirian. Aku takut orang-orang akan melihatku karna aku berbeda dari mereka. Mereka bahkan bukan hanya melihat,mereka juga akan berbisik-bisik. Karna itu, lebih baik aku di kelas saja menahan lapar daripada dilihat oleh orang banyak. Dan untuk pertama kalinya ada orang yang menyapa dan mau berteman denganku. Ini terasa sangat aneh. Saat gadis itu menghampiriku, entah mengapa dadaku terasa seperti tertekan.

Snnuutt…

Lalu aku mendongakkan kepalaku agar aku bisa melihat wajahnya. Dan untuk pertama kalinya ada orang lain yang menyapa padaku. Dia sangat manis.Rambutnya pendek sebahu.

Dia berkata apa barusan? Berteman denganku?! Apa dia ada niat buruk padaku?

“H…ha..hai,a…aku..Zeze..”.Ucapku yang sangat gagap dan langsung menundukkan kepala.

“Oh..hai Ze..kamu tidak perlu gugup begitu. Aku hanya ingin menjadi temanmu. Apa aku boleh?”. Tanya gadis itu.

Aku harus menjawab apa?! Aku ingin memiliki seorang teman, tapi aku takut kalau dia punya niat buruk padaku! Apa yang harus aku lakukan? Jika aku menjawab ‘tidak’ aku akan dikira sangat kasar,tapi jika aku menjawab ‘ya’ aku takut akan mendapatkan beban…hiks..aku harus jawab apa…hmm..Ze kamu tidak boleh berpikiran negatif. Ini berbeda dengan sekolahmu yang dulu. Ia punya niat baik ingin menjadi temanmu. Jadi terima saja. Yaeh, aku harus menerimanya. Positif thinking Ze..positif thinking..

“Ze, kamu baik-baik saja?”. Tanya gadis itu lagi.

Ahh…dia mengkhawatirkan aku karna aku diam terlalu lama…apa mungkin dia teman yang baik?

“Ma..maaf…aku baik-baik saja. Kamu bilang tadi…ingin berteman denganku?”. Tanyaku untuk memperjelas apa yang ia tanyakan tadi.

“Iya. Aku ingin menjadi temanmu”. Ucap Fina dengan senyum manisnya.

Waaahh…dia..manis sekali…

“Ahh..iya..kamu boleh menjadi temanku”. Ucapku dengan ragu.

Semoga saja dia tidak sama seperti yang sebelumnya

“Oh..ini jam istirahat, kamu mau ke kantin? Ayo kita makan bersama-sama”. Ucap Fina sambil memberi senyuman.

“A..ah.. anu…sebaiknya aku disini saja. Lagi pula aku tidak lapar”. Balasku sambil memberi senyuman kecil.

“Kenapa? Apa kamu takut? Tak apa aku akan menemanimu”. Ucapnya

“Ta..ta..tapi..a..ku..”.

“Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Ayo kita ke kantin sekarang aku sudah sangat lapar”. Ucap Fina sambil menarik tangan ku.

Akhirnya aku pergi ke kantin juga. Aku mungkin bisa berbohong tapi perutku tidak bisa. Sejak tadi perutku meronta-ronta minta diisi. Sepertinya Fina orang yang baik. Aku belum pernah bertemu dengan orang yang seperti ini. Semoga saja dia tidak berniat buruk seperti dulu, memanfaatkanku karna aku seorang bule.

Yeah,seperti yang kau pikirkan tadi. Aku menjadi pusat perhatian. Saat aku keluar kelas, melawati koridor dan sampai di kantin orang-orang hanya menatapku bahkan ada yang sampai menunjukku. Aku sangat malu dan takut saat itu, tapi lihatlah Fina seperti tahu kondisi ku saaat ini. Ia tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari ku. Ia menggenggam tanganku dengan sangat erat, seperti tidak ingin kehilanganku. Perasaanku saat itu campur aduk. Sedih,gugup,takut,senang, dan sangat berdebar. Selama perjalanan menuju kantin aku hanya menunduk tidak berani memperhatikan kedepan.

BRAAK…

“Aahh…”. Ucapku dengan sangat terkejut karna aku baru saja menabrak seseorang.

“Aaa…tidak….”. Ucap orang yang aku tabrak

“Kamu..hati-hati dong kalau jalan!! Jalan itu pakai mata jangan ngelamun!! Liat apa yang kamu lakukan sekarang!! Semua kertas ini jadi berantakan!”. Ucap orang itu dengan sangat marah. Bagaimana tidak, orang yang aku tabrak itu membawa tumpukan kertas yang banyak. Aku tidak memperhatikan jalanku sehingga aku menambak orang itu dan kertasnya berserakan dimana-mana.

“M..ma..maaf…ma..maaf…aku ga sengaja…”. Ucapku dengan nada lirih

Fina yang sejak tadi menggenggam tanganku ikut terkejut. Dan ikut meminta maaf juga kepada orang itu.

“Maaf..maafkan aku ini salahku..” Ucap Fina

Kenapa Fina meminta maaf juga? Dia kan tidak salah,aku yang salah

“Heehh…kalian anak kelas 10 ya?”. Tanya orang itu

“Iya…kami kelas 10”. Kata Fina

“Huh..baru kelas 10 sudah seceroboh ini..cepat bereskan kertas-kertas ini!!”. Perintah orang itu. Sepertinya dia kakak kelas.

Lalu aku langsung mengambil kertas yang berserakan itu. Tentu saja aku menjadi pusat perhatian.

Aku sangat malu…dihari pertama sekolah, aku sudah membuat keributan…aku sangat malu! Orang-orang melihatku….aku benar-benar malu…

“Looh, Fina kamu kenapa ikut ambil kertasnya juga?”. Tanyaku pada Fina

“Ini salahku juga,aku sudah membuatmu berjalan dengan terburu-buru sampai menambrak orang lain”. Ucap Fina dengan nada bersalah

“Tidak ini salahku. Biar aku saja yang membereskan kertas ini kamu langsung ke kantin saja”

“Tidak. Mana mungkin aku membiarkanmu sendirian disini. Diperhatikan oleh orang-orang sendirian, aku akan membantumu”. Senyumnya kepadaku

Dia…ingin membantuku..

“Te..terima kasih..”. Ucapku

“Iya, aku akan membantumu kapan pun”. Senyumnya padaku.

Lalu aku dan Fina membereskan kertas itu bersama-sama. Tentu saja ini lebih cepat daripada aku melakukannya sendirian. Aku beruntung ada Fina untuk saat ini. Aku tidak ingin terlalu percaya pada. Aku takut dia akan mengkhianatiku.

“Ini kak…maaf tadi aku menabrak kakak aku tidak sengaja..”. Ucapku sambil memberi tumpukan kertas itu kepadanya.

“Iya, aku maafkan. Tapi lain kali kalau lagi jalan jangan melamun”. Ucap kakak itu sambil berlalu meninggalkanku dan Fina.

Aku tidak berani menatap sekitar, aku terlalu takut. Pasti saat ini orang-orang sedang melihatku. Aku hanya bisa menyembunyikan wajahku dengan menunduk.

Perasaan ini…aku ingin cepat-cepat pulang dan menangis…

“Ze..ayo kita ke kantin”. Kembali menggenggam tanganku

Sebenarnya aku sangat ingin kembali ke kelas namun perutku sangat lapar. Jadi aku terpaksa harus ke kantin.

“Iya”.

Ini dia kantinku. Sangat luas. Sepertinya ada banyak menu makanan, aku tidak sabar lagi ingin segera makan.

“Ze,kamu mau makan apa?”. Tanya Fina

“Aku..tidak tahu,tapi sepertinya semuanya kelihatan sangat enak”. Ucapku yang sangat tidak sabar ingin makan. Aku bahkan bingung ingin makan apa. Rasanya aku ingin makan semua menu yanng ada disini.

“Bagaimana kalau kita makan bakso saja?”. Ucap Fina

“Boleh, dimana kita akan makan?”. Tanyaku

“Hmm…disana saja!”. Tunjuk Fina pada salah satu tempat yang terlihat sangat ramai.

Aku mengekor jalan Fina menuju tempat ramai itu. Sebenarnya aku sangat malu untuk kesana, tapi perutku…tidak bisa ditawar lagi.

“Aku akan duduk disini menjaga tempat untuk makan. Pesankan saja aku sama denganmu”. Kataku sembari duduk di meja makan kantin

“Oke”

Aku menunggu cukup lama tentu saja karna tempat itu sangat ramai. Aku merasa tidak nyaman disini. Bahkan aku malu orang-orang terus saja memperhatikanku, dan yang membuatku malu bagaimana aku makan nanti! Mereka pasti akan memperhatikanku juga! Bahkan aku bisa mendengar dari sini kalau mereka sedang membicarakanku.

“Heey, apa kau lihat cewek rambut pirang itu?”. Tanya orang itu kepada temannya

“Iya, dia terlihat sangat mencolok dengan warna rambutnya itu”. Jawab temannya

“Aku baru ini melihatnya. Apa dia anak kelas 10?”

“Sepertinya iya, baru juga kelas 10 sudah mencolok begitu. Mau cari perhatian ya?”

Apa ini..mereka membicarakanku di depanku…kenapa Fina lama sekali….

“Ze..Ini baksonya”. Ucap Fina sambil membawa dua mangkok bakso

“Makasih”. Kataku sembari mengambil bakso punyaku

Yeah, yang aku pikirkan tadi sepertinya benar. Mereka melihatku yang sedang makan. Aku merasa tidaknya nyaman begini, diperhatikan saat makan rasanya aneh. Jadi, aku makan dengan kikuk.

Kenapa mereka memperhatikanku seperti ini. Apa cara makanku salah? Atau aku makan dengan celemotan?

“Liat saja makanya, sok manis gitu”.

“Iya, aku tidak suka padanya. Terlalu lebay”

Lagi-lagi mereka membicarakanku membuat makanku menjadi semakin tidak nyaman. Fina yang makan disampingku merasakan apa yang aku rasakan. Sesekali ia melirikku saat aku makan.

“Apa kamu merasa tidak nyaman?”. Tanya Fina

“Ahh..iya”

“Jangan terlalu dipikirkan biarkan saja mereka. Mereka hanya iri padamu. Makan saja baksonya nanti dingin ga enak lagi, jangan pedulikan apa yang mereka katakan”. Kata Fina padaku

Apa dia mendengarnya juga? Padahal mereka berbisik-bisik.

“Mereka..huh… membicarakan orang sambil berbisik-bisik tapi kedengaran dengan orang lain”. Ucap Fina kesal

Aku hanya bisa diam dan melanjutkan makanku. Yeah, benar yang dikatakan Fina, Aku terlalu memikirkan pembicaraan mereka hingga baksoku dingin…

Yaa… dingin… ga nikmat lagi makannya..ini gara-gara aku terlalu banyak berpikir…

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Asyik ya, Zeze punya teman akhirnya ^^

16 Oct
Balas

Iy, akhirnya dia ga kesepian lagi.. Ga seperti dia SMP dulu╥﹏╥

16 Oct

Hihi

16 Oct

Yah...Kak Suci..aku mau baca cerita lanjutannya..

21 Oct
Balas

Waahh ga sabar lagi nih... Tunggu ya masih dlm proses( ͡ ͜ʖ ͡ )

21 Oct

Hai kamu yang menunggu sejak lama, maaf ya aku lagi hiatus. Tpi chapter 3 nya sdh siap(≧∇≦)/

30 Oct

Maaf atas ketidaknyamanan saat membaca

16 Oct
Balas

Tidak kok

16 Oct



search

New Post