Suci Hartati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Chapter 1
dark past can make our future bright

Chapter 1

Bab 1

“Waktu memang cepat berlalu, tapi kalau ditunggu akan terasa lebih lama”

Sejak tadi pagi aku dan ayah hanya saling diam, entah kenapa cuaca hari ini sangat mendukung perasaan ku.Yang aku rasakan sekarang adalah rasa gugup, takut, senang, dan sedih.Aku takut apa yang akan terjadi denganku akan sama dengan yang dulu.

“Ze, kamu kenapa? Dari tadi ayah lihat kamu seperti orang gugup. ”

Ahh, apa ayah memperhatikan ku sejak tadi? Aku bahkan tidak sadar kalau memperhatikan ayah .

“Ya ayah, zeze hanya sedikit takut untuk ke sekolah”.

"Why begitu? Apa kamu tidak apa-apa? Apa kamu tidak merasa nyaman? ”

Aahh, pertanyaan seperti apa itu ?! Pertanyaan itu seperti sedang mengintimidasi seorang penjahat yang telah melakukan kejahatan! Aku harus menjawab apa!

“Ze apa kamu tidak mendengarkan apa yang ayah katakan?”

“Ti..tidak ayah, aku… hanya sedikit merasa gugup, hanya sedikit kok ayah.Aku baik-baik saja, hehehe”. Tawa agar ayah merasa bahwa aku baik-baik saja.Karna aku takut jika aku menjawab 'aku tidak baik-baik saja' ayah akan melanjutkan intimidasinya! Aku benci pertanyaan-pertanyaan dari ayat.

“Kamu yakin? ... Kamu tidak sedang berbohongkan dengan ayah? ".

Snuutt…

Kenapa rasanya sesak? Ayah seperti tahu bahwa aku sedang berbohong! Tidak! Tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya! Itu pasti akan lain ceritanya!

“Ayah… zeze baik-baik saja… ayah tidak perlu khawatir… zeze kan sudah besar, jadi ayah tenang saja” Jawabku dengan senyuman yang begitu tulus walau sebenarnya tidak tulus, tapi mau gimana lagi.Di depan ayah aku harus pandai berakting.

“Yaah… baguslah kalau gitu, ternyata anak ayah sudah besar.Tapi tetap saja ayah masih sering khawatir denganmu”.

“Huuh ayah, aku harus menyebutkan 'aku baik-baik saja' berapa kali?”. Hela napasku yang merasa kesal karena ayah terus saja mengkhawatirkan ku.Tentu saja ayah mengkhawirkanku, bagaimana tidak karna aku adalah anak tunggal dari keluarga ini.

“Haahh… hujan-hujan begini ditambah lagi dengan kemacetan jalan.Ayah sangat benci ini, ayah benci kemacetan.” Kata ayah yang terdengar resah.

“Hmm, kita harus pergi lebih pagi lagi, agar tidak terjebak macet”.

“Seharusnya kita berangkat sejak tadi, hanya saja kamu yang lama menata rambutmu”. Omel ayah.

“Apa? Bukannya ayah yang lama di kamar mandi? Saat ayah di kamar mandi aku sudah di ruang makan.Memakan sarapanku bersama ibu ”.Ucapku yang tak terima karna ayah menyalahkanku.

“Hahaha… .untuk kali ini kamu menang ze.Biasanya ayah selalu menang jika berdebat denganmu.Tapi kali ini kamu hebat”. Jawaban ayah yang sangat bangga dengan kemampuan debat ku.Ya, tentu saja untuk kali ini.

Tentu saja, aku kan sang juara debat ”.Ucapku dengan diriku.Setidaknya ayah melupakan soal tadi.

Mobil ini di penuhi dengan omelan dan tawa ayah yang menceritakan tentang kelakuan teman-teman.Rasanya ingin mempunyai ayah yang seperti ini.

Aku melihat ayah menggunakan seragam tentaranya yang dipenuhi dengan banyak lambang dan simbol. Aku pernah berpikir untuk menjadi seperti ayah, tapi setelah Pikir-pikir impianku ingin menjadi ayah itu hilang.Kenapa? Lihatlah, ayah sangat jarang bisa bertemu denganku dan ibu.Ditambah lagi menjadi tentara itu tidak segampang yang kita bayangkan.Latihannya sangat keras.Sedangkan aku? Benci dengan latihan yang keras.Namun ada hal yang membuatku bangga.Yaitu, saat ayah menjemputku ke sekolah, dimana semua orang melihat ayah dan menggandeng tangan ku. Itu sebuah kebanggaan bagiku.Siapa sih orang yang tidak bangga dengan pekerjaan yang terkenal sebagai seorang tentara?

Suasana di mobil ini hangat, walaupun diluar sana terlihat sangat dingin.

Dugaanku tadi salah.Hanya dengan melihat senyuman ayah rasanya menjadi hangat. Aku ingin suasana seperti ini ada untuk selamanya. Ini adalah momen yang sangat langka di keluargaku… mereka selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing.Aku sangat menyukai momen seperti ini…

Ciittt….

“Ciks, lampu merah.Kenapa harus terjebak di lampu merah?” Omel ayah.

“Oh iya ze, ada sesuatu yang ingin ayah tanyakan pada zeze.Apa itu boleh?”

Tidaaakk… jangan pertanyaan lagi…

“Iya ayah, boleh.Ayah ingin bertanya apa?” Jawabku bohong.

Apa yang barusan aku katakan… hiks, menyebalkan.

“Sekarang zeze sudah kelas 10 SMA, itu tandanya kamu sudah semakin dewasa.Ayah tidak menyangka zeze sudah mulai dewasa. Setahu ayah zeze itu masih sangat kecil dan cengeng.Dan lihatlah sekarang… putri ayah satu-satunya sudah beranjak dewasa.Tidak terasa ya ”.

“Hmm, iya ayah.Tidak terasa kalau zeze sudah sebasar ini.Waktu memang cepat berlalu dan kalau ditunggu akan terasa lebih lama”.

“Kalau begitu ayah menunggu zeze saja, agar waktu berjalan lebih lama.Supaya ayah bisa melihat zeze kecil yang dulu, haha…” Ucap ayah dengan riang.

“Haah..ayah, mana mungkin ayah akan menunggu waktu hanya untuk melihat zeze kecil.Waktu tidak bisa ditunggu ayah… maksud zeze itu gini, misalnya zeze sangat suka pelajaran Matematika dan zeze ingin cepat-cepat pelajaran itu dimulai.Tapi karna zeze menunggunya, Itu akan terasa sangat lama.Rasanya jarum jam itu sangat lama berputar.Tapi pada saat jam itu dimulai, zeze sangat menikmatinya.Sehingga tidak terasa kalau waktu itu sudah habis, itu karena zeze menikmati pelajaran itu.Ayah mengerti maksud zeze kan? Ucap ku dengan sangat panjang.

“Hmm… iya ayah mengerti, tapi dari tadi zeze bercerita apa zeze tidak sadar kalau sudah sampai sekolahan?” Kata ayah sambil tertawa kecil.

“Apa?! Sudah sampai? Selama itukah dia bercerita? ” Ucapku DENGAN nada terkejut

Aku bahkan tidak menyari kalau sudah sampai sekolahan.Selama itukah aku bercerita? Berapa jam aku bercerita? Setahu ku, ceritaku pendek tidak panjang.

“Gunakan payung ini.Ayah tidak bisa mengantarkanmu ke kelas.Ayah sangat terburu-buru” .Ucap ayah sambil memberikan payung padaku.

“Ya ayah, aku bisa sendiri. Berhati-hatilah di jalan.Jangan terlalu ngebut karna terburu-buru.Jalanan ini licin karna hujan ayah ”. Kataku sambil membuka pintu mobil dan payung.

“Ya..ayah akan berhati-hati.Kamu juga ya..jangan nakal disana ..”

“Ayah..aku bukan anak kecil ..” Cemberut ku pada ayah.Aku juga bingung kenapa ayah selalu mengganggapku anak kecil.Padahal aku sudah besar.Bukankah dia mengatakan itu juga tadi?.

“Haha… ayah pergi, daaahh ..” Tawa ayah yang hangat sambil melambaikan kepadaku.

“Da daahh ayah ..” Aku juga melambaikan tangan kepada ayah.

Ya.Ini dia sekolahku.Sekolah baruku.Dimana aku akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.Dan ya, inilah yang aku takut kan.Apakah aku akan mendapatkan teman? Seperti apa guru-guru disini? Apakah orang-orang disekolah baik kepada orang- orang baru? Aku akan tau semua jawaban dari pertanyaan itu saat aku memasuki kelasku.Semoga saja orang-orang disini tidak seperti sekolah ku yang dulu.

***

“Selamat pagi semua, bagaimana kabar kalian hari ini? Apakah kalian bersemangat? ” Kata Seorang wanita yang menggunakan seragam seperti guru Sambil membawa beberapa lembar kertas.

“Selamat pagi bu..kabar kami baik dan kami sangat bersemangat” Ucap semua siswa yang ada di dalam kelas ini, termasuk aku.

Seperti biasa yang masuk pertama kali pasti wali kelas.kami akan disuruh memperkenalkan diri satu persatu.Dan yang paling aku tidak suka perkenalan yang seperti ini.Harus maju kedepan dan menatap semua orang! Aku tidak suka jika orang-orang menatapku.Aku takut mereka akan mengejekku karna penampilanku.Misalnya rambutku yang kusut atau bajuku yang tidak rapi.Ditambah lagi aku sangat gugup bila harus kedepan memperkenalkan diri.Karna jika aku gugup, apa yang aku ucapkan itu lupa! Itu adalah masalah yang sangat aku takutkan.Bahkan saat aku gugup aku bisa lupa namaku sendiri! Ahhh… itu sangat gawat! Aku harus percaya diri, seperti yang ayah bilang dulu 'Kamu adalah anak tentara! Kenapa harus gugup dan takut!Percaya pada dirilah dan harus berani! '.

Yeah, aku harus berani! Apapun yang terjadi aku harus berani! Aku anak seorang Brigjen tentara! Aku tidak akan mempermalukan ayah!

“Perkenalkan nama ibu Adelia Putri, kalian bisa memanggil ibu dengan sebutan bu Adel.Ibu adalah wali kelas kalian selama kelas 10 ini.Dan ibu mengajar sebagai guru kimia di kelas 11. Nah, nanti kalian akan belajar kimia bukan dengan ibu tapi dengan pak Santoso .Beliau yang mengajar anak kelas 10. ”Ucap wanita itu yang akan panggil dengan sebutan bu Adel.

“Ibu anak ketiga dari lima bersaudara, ibu belum menikah, hehe… dan ibu bekerja disini menjadi guru selama empat tahun, tahun tinggal keempat.Ibu lahir di Jakarta, 13 Februari 1999.Ibu di kost-kost an dan sendiri, alasan ibu memilih tinggal sendiri karena ibu ingin mandiri tanpaotkan orang tua ibu ”Ucap bu Adel dengan sangat ramah dan royal.

He bu Adel orang yang royal dan suka bercanda..kalau gitu aman dong.Aku kira wali kelasnya bakal seperti wali kelasku yang dulu.Dingin, tatapan yang tajam, suka marah-marah, dan lagi suka pilih kasih.

“Nah anak-anak bu Adel sudah memperkenalkan diri.Sekarang bu Adel yang ingin kalian memperkenalkan diri kalian.Jadi kalian akan maju satu persatu kedepan untuk memperkenalkan diri kalian.Kalian berani kan? Masa sudah kelas 10 masih takut perkenalan di depan kelas… iya kan? Nah perkenalannya mulai dari sini ya, dari depan pojok kanan lalu sambung ke kiri sampai seterusnya ”.Ucap bu Adel dengan semangat.

Sudah kuduga… akan maju satu persatu..untungnya aku dapat kursi di paling belakang dan sendirian… kalau begitu aku akan maju paling akhir.Tapi tetap saja orang-orang pasti akan melihatku… kenapa tiba-tiba aku gugup begini… aahhh… aku tidak boleh gugup! Aku pasti bisa!

Murid pertama pun maju.Lanjut, lanjut, dan lanjut ke siswa berikutnya.Sampai pada akhirnya…

“Next, kamu yang paling belakang sendirian silakan maju” .Ucap bu Adel.

HAAHH… itu aku… aku !!! akhirnya aku maju! Tidak… tangan ku basah karna keringat dingin.kakiku gemetaran untuk maju kedepan kelas… aku sangat gugup! ... apa yang harus aku lakukan?! ... tidak! Aku harus berani! Aku anak tentara! mana mungkin aku takut hanya maju kedepan dan memperkenalkan diri… ze, ingat ini bukan sebuah pertempuran perang! kamu sekarang ada di kelas untuk memperkenalkan dirimu… majulah dan berani! Buat orang tuamu yang bangga dengan dirimu! Masa anak tentara penakut? Ayo maju !! ...

Kenapa kamu diam saja? Apa ada masalah? ” Tanya bu Adel kepadaku.

Aku hanya menggelengkan kepalaku.Lalu aku memberanikan diri untuk maju kedepan kelas.Ya, ini memang hal biasa yang dilakukan semua murid baru saat sekolah baru.Tapi, tidak semua orang akan terbiasa dengan hal ini.Menurut sebagian orang yang seperti ini akan terasa sangat memalukan.Dipandangi oleh semua pasang mata yang hanya tertuju padamu.Inilah alasan mengapa sebagian orang akan merasa gugup.

“Hai… selamat pagi semuanya.Perkenalkan namaku Zeline Zakeyshaha kalian bisa memanggilku Zeze.Aku lahir di New York, Amerika Serikat pada tanggal 27 November 2005.Ayahku bernama Kenzo Clarence Fabian, dia seorang tentara di Kota Jakarta.Dan ibuku bernama Alice Brianna Charlotte, dia seorang pengusaha di salah satu Kota Jakarta.Aku pindah ke Indonesia saat umurku 6 tahun.Hobiku adalah melukis dan cita-citaku adalah sebagai seorang pelukis terkenal.Sekian perkenalan diri dari saya terimakasih… ”Ucapku dengan cukup percaya diri.

“Tunggu, kamu bilang kamu lahir di New York? Apa kamu orang bule? Tanya bu Adel kepadaku.

Saat itu aku sudah ingin menuju kursiku, namun bu Adel mencegahku.

Aaa… memalukan…

“Ti… tidak bu, ayah saya orang Jakarta.Ibu saya yang orang New York” .Ucapku dengan sangat gugup, tambah lagi tanganku yang sangat basah dan dingin.

“Waaahh… jadi kamu blasteran Amerika? Kamu cantik ya… ”. Buka bu Adel dengan nada kagum.

“Siapa tadi namamu?”. Tanya bu Adel padaku.

“Z..zeze bu…”. Jawabanku yang sangat gugup dan malu.

Tentu saja aku sangat sangat malu.Bu Adel memujiku dengan nada terpesona.Wajahnya terlihat seperti baru pertama kali melihat orang blasteran luar negeri.Saat itu wajahku sangat merah.Jantungku berdegup sangat kencang seperti ada pesta di dalam sana.Aku sangat malu di tim dengan seisi kelas.Aku hanya bisa menunduk untuk mengisi wajahku.

“Waahh… nama yang bagus.Tapi, kenapa kamu menunduk terus? Sakit ya? ". Tanya bu Adel DENGAN polos.

“A..a..anu bu..ga ada apa-apa.Aku baik-baik saja”. Jawabanku yang sangat gugup dan langsung menegakkan kepala.

Kapan aku duduk di kursiku… ..aku sangat malu…

“Baiklah.Silakan kembali ke kursimu”.

Aku hanya menganggukkan kepala dan langsung menuju ke kursiku.

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

masyaaAllah.. Seru banget Bener deh. Ini ada lanjutannya kan??? Hehe, pengen lanjut :D

14 Oct
Balas

Waahh kamu baca beneran semuanya??? Makasih banyak looh˚‧º·(˚ ˃̣̣̥⌓˂̣̣̥ )‧º·˚ aku kira orang orang malas bacanya karna sangat panjang sampai sampai leherku tak bertulang

14 Oct

Iya bener aku baca semua nya, seru nya pake banget!

14 Oct

Beneran deh, aku bacanya gak di lewatkan, awalnya aku scroll2, terus aku baca pelan2.... Taunya ini seruuuuuu banget. hati hati lehernya tuh hehehe

14 Oct

ohh Zeze teh nama panggilannya Zeline ya? ku kira siapa tadii

14 Oct
Balas

Memangnya ngira siapa? Wkwk(๑˃̵ ᴗ ˂̵)و

14 Oct

Senang bisa memiliki pembaca sepertimu

14 Oct
Balas

Perhatian untuk para pembaca!! Jika terdapat kesalahan pada tulisan atau kata kata yang kurang nyambung mohon maaf

14 Oct
Balas

Tidak apa apa.. nanti bisa diperbaiki di manajemen artikel kok

14 Oct



search

New Post