Yang Penting Aku Bahagia
Gadis dengan bendo merah di kepalanya itu berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya dengan wajah kusut. Awalnya dia sangat antusias malam ini karena akan menghadiri acara ulang tahun temannya yang bernama ira yang akan menginjak umur 14 tahun namun karena merasa penampilannya sangat membosankan dan tidak menarik membuatnya mengurung diri dalam kamar.
Ia akan bertemu dengan teman-teman lainnya, dimana banyak dari mereka merupakan kalangan atas seperti orang tua mereka memiliki banyak perusahaan besar di tanah air ataupun anak dari penjabat penting yang tak bisa diragukan lagi sedangkan orang tuanya hanyalah petani biasa yang hidupnya pas-pasan.
Gadis bernama sena itu menggerutu tak jelas, anggap saja ia sedang menuntut kesempurnaan pada dirinya namun kejadian ini memang besar kemungkinan terjadi jika misalnya memiliki teman-teman yang mayoritas adalah anak dari keluarga kaya.
Tentu sena merasa malu dan minder bila harus berjumpa dengan mereka, apalah yang bisa sena banggakan serta ceritakan pada teman-teman lainnya sedangkan memiliki hal spesial saja sena tidak punya.
"Ade udah siap belum?" Pintu kamar sena terbuka menampakan wanita parubaya yang sedang berdiri di ujung pintu memberikan senyum tipis pada putrinya.
"Ngak jadi. Males!" Ketus sena menatap kearah jendela kamarnya yang dibiarkan terbuka menampakan hamparan langit malam yang begitu indah.
"Kok gitu?"suara wanita itu masih terdengar lembut di telinga sena membuat gadis kecil itu merasa berasalah mengacuhkannya.
"Ade ada masalah? Ayo cerita sama mama" suara langkah kaki itu berjalan menghampiri sena duduk di samping gadis itu sembari mengelus kepala belakang putrinya.
"Ngak!" Terdengar masih sangat ketus di sertai helaan nafas kasar.
"Ade ngak mau ke acara ulang tahun ira ya?"
"Sena mau ma.....cuman sena malu ketemu sama teman-teman yang lain" ungkap sena tanpa sadar mengeluarkan bening air mata.
"Sena......kamu kenapa bilang gitu? Sena cantik kok" suara lembut itu membuat hati sena menghangat selalu saja terasa baik-baik saja saat mendengar penuturan bundanya.
"Ngak ke rasa waktu berjalan begitu cepat, ngak yangka sena udah besar sekarang. Serasa belum lama ini bunda masih bisa gendong tubuh mungil kamu kemana-mana tapi sekarang sena udah tinggi" bundanya beralih menatap langit hitam dengan lekat seolah banyak hal menarik di atas sana yang tak bisa dilewatkan barang sedetikpun.
"Bunda berharap suatu saat nanti kamu bisa ngangkat derajat keluarga kita, kamu bisa selalu bersyukur sama apa yang Tuhan kasih untuk keluarga kita dan yang terpenting kamu bisa bahagia" sena tertegun sebentar mendengar ucapan bundanya namun bibirnya terasa kelu tak sanggup menjawabnya kembali.
"Sena harus bahagia" ucap bundanya berdiri sembari mengulurkan tangan kearah sena.
Tanpa menunggu lama sena membalas uluran tangan bundanya dengan erat sambil menghapus sisa air matanya.
Dari bundanya ia belajar banyak hal bahwa sesungguhnya yang dicari dalam hidup bukan barang-barang mahal yang digunakan untuk dipamerkan ke semua orang atau jabatan yang membuat banyak orang terpukau pada diri kita namun yang kita cari adalah kebahagiaan yang akan selalu datang ketika dapat menerima dan mensyukuri semua hal yang diberikan Tuhan.
Dan sena sadar bahwa meskipun ia terus bersungut dan berdebat semalaman dengan bundanya itu tidak akan mengubah apapun tetapi yang terpenting adalah dia bahagia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar