"ayah, itu apa?" Tanya gadis kecil menatap mobil mainan di genggaman ayah yang baru saja pulang dari pasar.

"Ini mainan buat ade. Ade mau?" Gadis kecil berumur 5 tahun itu mengercapkan matanya beberapakali kemudian dengan tak sungkan meraih mobil mainan itu dari ayah.

"Ade ngak suka mobil. Ade suka boneka" kata gadis kecil itu setelah memperhatikan seluruh bagian mobil mainan itu.

"Ayah kasih ade mobil mainan, supaya kalau nanti ade besar bisa punya mobil sungguhan ..... bisa bawa ayah sama ibu keliling dunia" jelas ayah membuat gadis kecil itu tersenyum sumringah.

Kemudian gadis kecil itu mulai menggerakkan mobilnya di bawah lantai. Maju dan kemudian mundur, ia terus melakukannya berulang kali membuat ayah menggelengkan kepala memandang putri semata wayangnya.

"Ade, janji kalau besar nanti harus punya ini ya ...." gurau ayah yang langsung diangguki mantap oleh gadis kecil yang masih polos itu.

Kini sudah bertahun-tahun berlalu, mobil baru itupun telah berubah menjadi usang dan penuhi debu di sekelilingnya.

Hatinya kembali menghangat saat mengingat masa kecilnya bersama ayah dan mainan usang yang masih disimpan.

Dengan semangat ia menulis sesuatu di lembaran kertas yang ada di atas meja kamarnya. Ia menulis beberapa harapan yang harus diwujudkan di kemudian hari, melihat kembali mobil yang sudah usang dari sang ayah membuatnya memiliki tekad untuk kembali berani berharap.

Meskipun suara di balik pintu kamarnya kerap kali menganggu, tetapi ia tidak peduli, ia jadikan itu sebagai alunan musik yang indah di telinganya.

Ia benar-benar tak bisa membayangkan hal yang akan terjadi beberapa tahun mendatang. Apakah harapannya akan terwujud?

Apakah ia akan berhasil membawa ayah dan ibunya keliling dunia?

Tapi yang pasti dia percaya semua orang berhak untuk berharap.

kalau suka dicomen ya ....