Holy Mardwini Zega

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Awal Sebuah Kisah

Awal Sebuah Kisah

Sedikit mengulang tentang kisah rumitku di masa lalu membuatku sedikit mengerti bahwa dunia memang membutuhkan itu.

Sekarang aku tengah menarik koper mengikuti pemilik asrama putri untuk masuk ke dalam asrama yang memilik banyak pintu di setiap sudutnya.

Aku tak berkomentar apapun memilih sibuk memperhatikan anak perempuan seusiaku yang berlalu lalang di sampingku.

"Ini kamu kamarmu ya nak sena...." aku langsung berhenti melangkah hampir menabrak punggung ibu asrama saat tiba-tiba berhenti membuatku kaget bukan kepalang, padahal sedari tadi aku masih saja asik menatap sekeliling ku yang masih nampak asing itu.

Mendengar penuturan ibu asrama, mataku mengarah pada pintu berwarna coklat yang berada tepat di depanku.

"Ruangannya masih kosong ya bu?" Tanyaku yang membuat pemilik asrama menggeleng cepat.

"Namanya juga asrama jadi pastinya bareng sama anak-anak lainlah" sergahnya yang membuatku memangut-mangut mengerti.

Jadi di dalam kamar, aku akan tidur dengan anak-anak lain dan itu artinya aku akan memiliki teman baru di sini. Aku mengangguk patuh saat sepintas mengingat nasehat ibu agar aku menjadi anak yang baik dan ramah pada siapapun.

"Kalau begitu ada yang nak sena tanya lagi?"

"Emm jelas kok bu" ucapku memberi senyum pada akhir kalimatku. Ia pun tanpa babibu lagi segera meninggalakanku mengingat ada banyak kesibukan lain yang harus dia urus.

Sepeninggalan ibu asrama, aku dengan satu hembusan nafas pelan membuka pintu bercat coklat itu.

Ceklek

"H-hai" aku tersenyum kikuk saat menyadari dalam kamar sudah ada beberapa anak perempuan yang sedang berbaring di atas tempat tidur atau lebih tepatnya di atas tikar yang mereka taruh di bawah lantai.

Ruangannya tidak sebesar perkiraanku, yang penting cukup untuk tidur 5 orang. Namun aku tidak begitu kaget, hidup sederhana adalah diriku. Mengingat hal itu aku tak habis pikir bila teman-temanku yang hidup di perkotaan mengalami hal yang sama sepertiku, mungkin mereka lebih memilih untuk berhenti sekolah saja.

Hahahahaha itu terlihat lucu bila dibayangkan.

Kembali ke laptop, kini semua orang yanh berada di sana menatapku dengan tatapan bertanya-tanya. Mungkin mereka berpikir ada apa gerangan gadis aneh ini yang berdiri di depan pintu sambil tersenyum kikuk ke arah mereka.

"Kamu anak baru ya?"tanya salah satu dari mereka yang memilih bangkit dari tidurnya dan menghammpiriku.

"Iya"

"Yaampun! Bu ina apa-apaan sih, udah tau di sini sempit malah ditambah satu orang lagi!!" Gerutu gadis yang lain sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah pertanda bahwa ia merasa hawa panas di sekelilingnya.

Oh ya aku lupa memberitahu bahwa jumlah mereka ada 4 orang, yang ku rasa juga seumuran denganku.

Aku tak menanggapi hal itu, segera ku dorong koperku masuk karna aku juga lelah berdiri saja terus-menerus apalagi membayangkan perjalananku seharian ini yang benar-benar sungguh melelahkan.

Ah! Aku jadi teringat orang tuaku, bagaimana keadaan mereka sekarang ya?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post