Harjuna Kendra Parayangan

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PROLOG

PROLOG

MITOS KUBURAN KERAMAT

Desa Kedungdalem adalah sebuah desa yang terletak di perbatasan tiga wilayah kabupaten. Untuk menjangkau desa ini harus menempuh jarak yang cukup jauh karena desa ini dikelilingi hutan luas yang biasa disebut dengan alas gede Paji. Desa ini terkenal dengan tradisinya yang masih lekat dengan hal-hal yang berbau mistis seperti sedekah bumi, meruwat, kirim doa malam Jumat Pahing, kawit wiwit saat menanam dan memanen padi, sampai tradisi menghormati kuburan leluhur desa dengan membawa sesajian di malam Jumat Kliwon. Ini merupakan bentuk kearifan lokal yang tetap dijaga sebagai bentuk menghormati tradisi peninggalan sesepuh atau nenek moyang mereka.

Desa Kedungdalem tak begitu luas. Hanya ada tiga pedukuhan saja, Kedungjamban, Kedungcerak, dan Deganlegi. Ketiga pedukuhan ini masing-masing dipisahkan oleh area persawahan, sungai, dan kuburan desa. Sebagian besar penduduknya adalah petani. Masyarakatnya hidup damai dengan tetap mempertahankan budaya yang selaras dengan lingkungan alam. Jika diperhatikan desa ini masih sangat asri, pohon-pohon dibiarkan tumbuh dengan subur, air sungai mengalir dengan jernih, rerimbunan pohon bambu banyak dijumpai di sekitar persawahan dan belakang rumah penduduk. Untuk keperluan upacara adat desa biasanya masyarakat memanfaatkan apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka. Misalnya ketika acara sedekah bumi, penduduk akan menyediakan segala macam makanan dan hiasan sesaji yang diambil dari hasil alam.

Ada satu yang menarik di desa ini. Di pekuburan desa tumbuh pohon beringin yang besar dan rindang. Pohon itu menaungi sebuah kuburan yang dianggap keramat oleh penduduk desa. Menurut cerita, kuburan itu sudah ada sebelum desa itu ada. Orang-orang tua dan para sesepuh Desa Kedungdalem mempercayai kuburan itu sebagai kuburan kuno atau punden dari penguasa tanah yang memimpin tempat itu. Banyak cerita dari mulut ke mulut tentang keberadaan kuburan yang dikeramatkan itu mulai dari penampakan makhluk-makhluk gaib yang tak kasat mata seperti sosok bertubuh besar tinggi memakai jubah putih, terkadang muncul juga penampakan sosok hitam besar berambut panjang tanpa wajah, bahkan ada juga yang pernah melihat sosok anak kecil yang sedang berayun-ayun di antara ranting dan akar-akar pohon beringin yang panjang menjuntai ke bawah.

Kuburan keramat yang berada tepat di bawah pohon beringin itu memang tampak bersih. Karena penduduk desa secara berkala membersihakannya apalagi jika ada acara ruwatan atau mengirim sesajian untuk roh leluhur. Namun karena cerita yang berkembang mengenai kuburan itu terkesan membuatnya terlihat mistis dan menyimpan sesuatu yang penuh misteri.

Selain tempatnya yang terletak di bawah pohon beringin besar, kuburan itu dikelilingi pagar kayu jati yang kokoh berwarna kehitaman dengan beratapkan genting-genting tanah liat yang tampak masih kuat dengan penyangga kayu yang terbuat dari jati pula. Hanya satu dan tampak seperti gundukan tanah biasa yang menggunung setinggi orang dewasa. Di atas gundukan itu sering dijumpai kembang-kembang setaman yang selalu memunculkan aroma wangi. Mungkin sisa-sisa dari para peziarah atau sesaji yang selalu dikirim ke kuburan keramat ini. Di sekeliling kuburan itu tumbuh dengan suburnya pohon kamboja yang menjadikan kuburan keramat itu tercium aroma mistisnya.

Ada lagi cerita yang berkembang di masyarakat mengenai kuburan keramat itu. Tidak hanya sekedar munculnya sosok-sosok gaib yang bisa dilihat oleh orang-orang dengan mata batinnya. Tetapi cerita mengenai ritual mengelilingi kuburan itu sebanyak tujuh kali dengan membaca mantra-mantra tertentu. Konon siapa yang bisa membuatnya hadir dan meminta berkat darinya akan dikabulkan asal memiliki niat yang baik. Di area pekuburan itu juga siapa pun yang datang harus mematuhi sopan santun. Dilarang berbicara kotor, berkata sombong, ataupun mengeluarkan sumpah serapah. Jika ada orang yang tidak mematuhi aturan itu maka dia akan mendapat ganjaran setimpal atas perbuatannya.

Tersebutlah sekelompok anak muda, Aldo dan keempat temannya, Iwan, Tatang, Deni, dan Herman, sudah lama mendengar tentang mitos kuburan keramat itu. Kelima pemuda yang memiliki hobi sama terhadap hal-hal berbau gaib merasa darah mudanya bergelora untuk melakukan uji nyali di kuburan keramat itu. Mereka tertantang untuk membuktikan apakah benar yang dikatakan oleh orang-orang di desanya mengenai kuburan itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post