MAKNA Dari Sebuah Perasaan (1)
Chapter 1
[Takdir yang sudah ditulis]
ZRAAS!! Suara hujan turun. Awan hitampun datang dan mengepul tinggi. Petir menyambar dimana-mana. Air sungai meluap, menyebabkan jalan tergenang air setinggi dua sentimeter. Penduduk ketakutan dan berlarian menuju rumahnya masing-masing, mengunci pintu rumah, dan bertanya-tanya dalam hati. “Ada apa ini?” Demikian keluh batin mereka.
Jalanan kosong, hanya dipenuhi oleh air yang menggenang dan beberapa kali sambaran petir. Angin bertiup kencang, membuat daun-daun pepohonan berguguran dan beterbangan. Kala itu, semuanya terjadi sesuai dengan takdir yang sudah ditulis.
Awan hitam menggulung, membentuk pusaran tornado di atas jalan-jalan kota. Berkali-kali petir menyambar seolah tiada habisnya. Dari balik tirai jendela, semua penduduk menatap waswas dan berteriak ketakutan. Tornado itu terus berputar diiringi sambaran petir. Lampu-lampu kota dinyalakan, namun sesaat kemudian kembali dipadamkan. Gelap yang pekat menyelimuti kota. Para penduduk pun berdoa memohon keselamatan diri mereka masing-masing. Tidak ada seorangpun yang tahu, bahwa di dalam tornado itu, [Gerbang Dunia] berupa portal hitam sedang dibuka…
# # #
Pagi telah tiba, hujanpun telah berhenti, menyisakan awan mendung di langit yang menutupi matahari. Masyarakat berseru lega dalam hati mereka. Namun seruan lega itu sirna, ketika hujan kembali menurunkan jutaan tetesan airnya. Pada saat itulah, di atas jalanan kota. Seseorang tersentak dan terbangun dari tidurnya. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Kruzt.
“Dimana ini?” ujarnya pelan. Di tengah derasnya hujan mengguyur, Kruzt berusaha bangkit berdiri dan berjalan pelan. Ia tak tahu harus pergi ke mana di saat hujan turun lebat seperti ini. Kruzt pun mulai berpikir, “aku ini sebenarnya siapa? Ini dimana? Kenapa aku berada di sini?” TRING! Tablet hologramnya berbunyi kencang. Ia berhenti berjalan dan merogoh T-Holo di balik pakaian hitamnya yang basah. Sejenak ia memandangi hologram miliknya, dan muncul nontifikasi tugas hariannya. Dengan sedikit ragu, Kruzt menekan nontifikasi itu dan layar Tablet Hologramnya (T-Holo) pun berubah menunjukkan tugasnya.
[…1…] [Pergi dan bantu penyelundupan senjata serta makanan menuju daerah dengan konflik berupa peperangan] (Reward: membuka 1% dari ingatanmu yang disegel)
“Haah?!!” Ujar diriku. Tugas dari siapa ini? Tapi, baiklah. Akan kukerjakan semua kewajibanku sebaik mungkin. Batin diriku. Aku menatap ke depan, saat itulah, hujan tiba-tiba berhenti dan matahari pun menunjukkan dirinya. Penduduk bersorak dari dalam rumah mereka. Dengan semangat, mereka buka tirai dan jendela rumah mereka dan menatap pemandangan kota.
Namun, pandangan mereka tercekat begitu melihat diriku. Ada apa ini? Tanya diriku dalam hati. Mereka berteriak, pandangan mereka seakan memohon ampun padaku agar aku tidak mengambil nyawa mereka. Tak lama kemudian, datanglah sesuatu yang lebih mengerikan. Aku bahkan sampai merinding karenanya.
Tepat di atasku, puluhan helikopter terbang mengudara mengepung langit. Aku kemudian melihat T-Holo milikku. Menurut peta T-Holoku, tepat di balik perumahan ini, terdapat pangkalan militer internasional yang selalu bersiap siaga. “Bersiap!” seru komandan mereka. Mendengar komando itu, semua prajurit mengacungkan senjatanya ke arahku, “TEMBAK!!!” Komando telah diberikan, semua personel tentara itupun menekan pelatuk (trigger) nya.
Aku tersenyum, “[DISTORSI WAKTU]!” Saat itu juga, ribuan peluru yang mengarah padaku berhenti. Aku ingat satu hal, aku adalah salah satu dari tujuh pemilik kekuatan di kelompokku, dan merupakan orang kepercayaan pimpinan. Tapi, kelompok apa yang kuikuti? Siapa pimpinan di kelompokku itu?
Aku menengadah, ribuan peluru, puluhan helikopter, dan tentara itu juga berhenti. “ubah bentuk holo.” Sahutku. “Bentuk kacamata.” Seketika, T-Holo yang ada di tanganku terlipat, hingga akhirnya membentuk kacamata tembus pandang. Dengan segera aku mengenakan kacamata itu dan mengaktifkan ulang sistemnya. “Segera tunjukkan rute paling cepat dan teraman untuk menyelesaikan misi pertama.” Perintahku. “Permitaan anda sedang diproses… silakan melalui rute ini.” Ujar kacamataku pelan. “Baiklah.” Akupun berlari, tanpa memedulikan ribuan peluru, dan puluhan helikopter yang kutinggal di belakangku (dalam keadaan berhenti).
# # #
“Sedang menganalisa… analisis, selesai! Berdasarkan sisa-sisa sidik jari, jejak sepatu, dan bubuk mesiu serta beberapa butir biji-bijian. Dapat saya pastikan bahwa target utama dari misi anda berada di dalam gudang tua ini.” Huuft, akhirnya, sampai juga! Kini, tepat di hadapanku, berdirilah sebuah gudang tua yang kondisinya cukup mengkhawatirkan. Atap yang bolong, dinding jebol, bahkan pada dindingnya juga terdapat ‘lukisan’ vandalisme. “Baiklah, aku masuk.” Perlahan, aku menggeser pintu gerbangnya dan suara khas decitan besi tua pun terdengar. Uukh… hari ini dingin sekali. Karena inilah aku tak suka musim salju!
Di dalam gudang tua ini, boks-boks kayu saling bertumpuk dan menjulang tinggi, tingginya sekitar dua atau tiga meter. Aku berjalan masuk, mendekati salah satu tumpukan boks kayu. Tempat ini penuh dengan debu, tidak terurus, dan sangat kotor. Begitu sampai, aku langsung membuka paksa salah satu sisi samping boks. Dan terlihatlah isinya, yang ternyata kosong dan hanya ada debu. “Holo, kau tidak diprogram untuk menipuku, bukan?” tanyaku pelan.
“Tentu saja tidak. Masuklah ke dalam boks itu. Sebentar lagi kelompok penyelundup itu akan melakukan pertemuan di gudang tua ini.” Bagaimana kacamata ‘pintar’ ini tahu? Tapi baiklah, aku pun menunduk dan masuk ke dalam boks kayu ini. Tentu saja sisi sampingnya yang terbuka kututup kembali. Dan benar saja, tak lama setelah itu, dari luar terdengar bunyi mobil berdatangan dan parkir secara beriringan. Dengan seksama, aku memperhatikan mereka dari celah-celah kayu yang sedikit terbuka.
“Hei! Hei! Mengapa pintu gerbang ini terbuka?” ujar seseorang dari luar. Cih, itu salahku. “Biarkan saja, mungkin itu hanya ulah anak-anak muda yang ingin ‘melukis’, sama seperti biasanya.” Ujar salah seorang dari mereka. Tak lama, semua orang pun berkumpul, jumlah mereka puluhan. Sebagian disuruh untuk berpencar dan berjaga di luar. Dan beberapa berkumpul di dalam gudang, sepertinya itu adalah para pimpinan kelompok ini.
“Bagaimana keadaan di sana, Yasir?” Tanya salah seorang dari mereka. “Gaishan, asal kau tahu saja, keadaan di sana sangat buruk. Pemukiman yang berhasil kami jaga hanyalah Gaza. Selebihnya sudah dihancurkan dan diisi oleh warga mereka.” Balas Yasir.
“Ya, apa yang dikatakan Yasir itu benar! Di sana kami kekurangan pasokan makanan dan senjata, kami butuh bantuan dari dirimu lagi, Gaishan!” Ucap kawannya. Dari balik celah kayu, aku masih memperhatikan mereka. Sepertinya apa yang mereka bicarakan bukanlah hal yang sepele.
Gaishan mengangguk. “Sebelumnya aku ingin bertanya, Hisyam. Bolehkah?” Tanya Gaishan dengan sopan. “Tentu saja, Gaishan! Tanyakanlah apa yang ingin kamu tanyakan!” seru Hisyam. “Bagaimana kabar amir Hamzah?” Tanya Gaishan.
“Oh… tenang saja. Hamzah insya Allah baik-baik saja. Walaupun dia terluka diperang sebelumnya, tapi sekarang dia baik-baik saja.” Jelas Hisyam. Duh, nampaknya mereka membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi. “Hoaahm…” aku menguap.
DEG! Suasana di ruangan berubah menjadi menegangkan (apakah suaraku kedengaran?!) “Siapa di sana?!” teriak Yasir. Waduh?! “Hisyam! Periksa boks kayu itu!” Perintah Yasir. Arrrgghhh…. Inilah sebabnya aku benci menguap! Dengan sigap, Hisyam berjalan mendekati boks kayu-ku. Bahkan sebelum sempat aku mengaktifkan kekuatanku, Hisyam sudah membuka paksa sisi samping boks kayu.
“Eh, hai…” ucapku dengan cengar-cengir.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjutannya ditunggu harits!
:") siap!
Keren Kak, novelnya
Thanks! tapi kalau boleh nanya, kerennya di bagian mana, ya? :")
Ceritanya. Ceritanya bikin tegang, tapi juga bikin penasaran. Eh tapi, negara yg lagi konflik di dalam cerita ini maksudnya Palestina ya, Kak?
Apa kekuatannya Kruzt, Kak? Dia bisa menjadi tak kasat mata alias menghilang, ya?
no no... [Distorsi Waktu]. itu bisa menyebabkan pergesweeran hukum alam yg mempengaruhi waktu. kegunaanya misal: Menghentikan waktu, dll. (entar kalo dikasih tau semua jadi gak seru, dong?) :D
Gambarnya Kak Harits sendiri ya yg buat? Kalau boleh tahu. Soalnya gambarnya keren banget:)
terima kasih atas pujiannya! tapi kalau ditanya soal itu, jawabannya :")
Maksudnya...?
Kok nggak pernah bikin cerita baru lagi?
Ini baru aja selesai bikin cerita :")
Lho? Dimana?
Halo semuanya! Saya harap kalian menyukai potongan singkat dari novel buatan saya ini. Saya harap, apabila kalian menyukainya, bolehlah di-share ke orang yang juga suka membaca. :") dan apabila ada bagian yang kurang (atau salah ketik) tolong tuliskan kritik dan saran kalian pada kolom komentar! selamat membaca! :D
Bagus
terima kasih :") boleh dong, sekalian order bukunya :D