Puisi Puisi Ummi

Oleh : Hafidzah Izatunnisa Fia (Ukhty_Hafidzah)

‘Maafkan Ana, Ummi..’

Analah sang pengukir mimpi... Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi... Yang hanyut oleh gelisah... Dan ditelan rasa bersalah.. Ummi, kaulah matahari ana.. Terang dalam gelap ana..

Kau tuntun ana di jalur berliku... Yang penuh oleh batu.. Ucapanmu bagaikan kamus hidup ana.. Ana berteduh dalam naungan do’amu... Memohon ampunan darimu..

Karena ridho Allah STW, adalah ridhomu.. Ana senang memilikimu, ummi.. Karena engkau sinar hidup ana... Kaulah kunci berasal dari kesuksesan ana.. Ummi, maafkan ana..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

‘Tangisan Air Mata Ummi’

Dalam senyummu, kau sembunyikan lelahmu.. Derita siang dan malam menimpamu... Tak sedetik pun menghentikan caramu.. Untuk bisa memberi harapan baru bagi ana..

Seonggok cacian selalu menghampirimu.. Secerah hinaan tak perduli bagimu.. Selalu kau teruskan cara untuk masa depan ana... Mencari harapan baru kembali bagi anakmu..

Bukan setumpuk emas yang kau menginginkan di dalam kesuksesan ana.. Bukan gulungan uang yang kau minta di dalam kesuksesan ana.. Bukan juga sebatang perunggu di dalam kemenangan ana.. Tapi permohonan hatimu membahagiakan ana..

Dan yang selalu kau berkata terhadap ana.. Ana menyayangimu saat ini dan pas ana tak kembali bersama denganmu.. Ana menyayangimu, ummi ana bersama dengan ketulusan hati ana...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

‘Untuk Ummi Tercinta’

Ana ingin.. Menghirup hawa yang kau hirup... Melangkah.. Di tempatmu melangkah.. Berteduh.. Di tempatmu berteduh.. Dan terlelap di atas pangkuanmu...

Ummi… Ana cuma inginkan selalu bersamamu.. sepanjang waktu ana…