TEMPAT TERBAIK ADALAH PERPUSTAKAAN

GRACIEL ARIESTY

Seiring dengan perkembangan teknologi dan media digital, perpustakaan menjadi tempat yang tidak favorit lagi. Banyak siswa mengandalkan perangkat elektroniknya seperti komputer/ laptop dan handphone android untuk mencari tugas yang diberikan oleh guru disekolah. Mereka lebih suka untuk mencari jawaban dari semua pertanyaan mata pelajaran yang ditugaskan secara instan seperti bertanya di mesin pencari (google atau crome) dibandingkan membuka helai demi helai buku di perpustakaan.

Sikap demikian tentu bukanlah sebuah sikap yang baik yang patut kita contoh, karena belum tentu semua yang ditampilkan di media digital adalah benar. Kadang-kadang ada juga yang hanya berupa kopian dari data – data orang lain yang tentu saja belum pasti hasil atau jawabannya. Meskipun melalui android cepat ditemukan jawabannya, tetapi itu tidak berarti kita akan menjadi lebih pintar namun itu adalah sebuah sikap yang tidak baik untuk ditiru.

Perpustakaan disekolahku adalah tempat favoritku. Disana aku bisa membaca buku dengan banyak jenis seperti buku mata pelajaran, buku komik, buku ensiklopedia, buku sejarah dan lain-lain. Suasananya yang tenang membuat aku dan teman-temanku betah untuk berlama-lama di perpustakaan. Petugasnya yang ramah juga membuat aku nyaman untuk membaca buku di perpustakaan sekolah. Ada banyak jenis buku dan juga banyak siswa yang berkunjung disana. Setiap harinya, sekitar 30 orang siswa karena masih dalam suasana covid.

Aku telah belajar tatap muka disekolah dengan system shift, dimana siswa dikelas dibagi setengahnya untuk dapat belajar tatap muka. 15 siswa di shift A, dan 15 siswa di shift B, masing-masing shift tersebut sekolah setiap minggu secara bergantian. Itulah sebabnya kunjungan diperpustakaan juga menjadi berkurang, tetapi itu tidak berarti perpustakaan tidak dibuka untuk siswa. Aku dan teman-temanku mengunjungi perpustaan di waktu istirahat tetapi tetap dengan protocol kesehatan. Sebelum masuk keperpustakaan aku mencuci tangan dengan sabun yang telah disediakan di depan perpustakaan dan setelah selesai aku mengeringkannya dengan tisu. Setelah semuanya selesai, aku masuk dan mengisi daftar hadir siswa yang berkunjung ke perpustakaan dan mencari buku yang kuinginkan.

Setiap kunjungan pustaka, aku tidak selalu membaca satu jenis buku saja, kadang-kadang sesuai dengan keinginan juga. Kadang-kadang buku cerita bergambar, kadang-kadang aku membaca buku cerita petualangan, dan kadang-kadang aku hanya membaca surat kabar saja karena sedang tidak mood membaca buku. Pada saat pandemic covid 19 cukup tinggi, aku hanya belajar dirumah dan tidak bisa berkunjung ke perpustakaan sekolah, tetapi untung saja, di rumahku ada banyak buku dan ibuku menatanya seperti rak perpustakaan karena ibuku juga suka membaca. Tetapi tidak semua buku yang bisa aku baca disana, karena buku-bukunya lebih banyak buku materi di perkuliahan yang membuat aku tidak mengerti dan tidak tertarik untuk membacanya. Aku lebih memilih membaca buku ensiklopedia dan buku – buku legenda atau dongeng karena lebih menarik dan mudah dipahami. Aku fikir, buku-buku di perpustakaan rumah kami alias buku ibuku itu bisa aku baca dan kugunakan nantinya untuk belajar ketika aku sudah dewasa dan sudah kuliah di perguruan tinggi.

PROFIL PENULIS

Graciel Ariesty. Lahir di Pariaman, 19 April 2009. Siswa Kelas VIII SMPN 1 Pariaman. email :[email protected]. WA. 081266180137