Al-Qur'an, Penenang Hati
----------------------------------
Setelah mimpi indah berlalu, kicauan burung terdengar. Kulihat hari menjelang pagi. Cyra Malissa, itu namaku. Aku putri satu-satunya dari Ummi dan Abiku. Aku suka membaca buku, dan yang pasti selalu membaca Al Qur’an.
“Jam berapa ya sekarang?” ucapku sambil melihat jam dinding di kamarku.
Ternyata sudah pukul 05.00 pagi. Aku segera beranjak dari tempat tidur untuk berwudhu dan sholat shubuh. Selesai sholat shubuh aku langsung mandi dan berpakaian, lalu menuju ruang makan di bawah untuk sarapan pagi. Di sana sudah ada Ummi dan Abi menungguku.
“Ayo Cyra... sarapan dulu ya sebelum berangkat ke sekolah,” kata Ummi sambil menyambutku.
“Oke Ummi... siaap!” kataku bersemangat.
Setelah sarapan aku mengambil tas dan memakai sepatu, lalu berpamitan kepada Ummi.
“Ummi..aku berangkat dulu ya...” ucapku sambil mencium tangan Ummi.
“Iya sayang hati-hati ya,” kata Ummi sambil mencium keningku.
“Oke Ummi,”kataku sambil berlalu keluar.
Ummi mengantarkanku sampai ke halaman rumah. Di sana ada Abi yang menunggu di dalam mobil.
“Sudah siap sayang?” tanya Abi memastikan aku sudah masuk ke mobil atau belum.
“Siap dong Bi...! Yuk langsung cuss aja Bi.. Hahaha...” sahutku sambil tertawa.
“Hehehe... anak Abi bisa aja,” kata Abi sambil membelaiku.
“Hehehe...” ucapku tersenyum.
Sesampainya di sekolah aku disapa dan disambut oleh sahabatku Aisyah.
“Assalaamu’alaikum Cyra...” katanya sambil memegang tanganku.
“Wa’alaikumussalam Aisyah... Kamu kangen aku ya..?” kataku sambil bercanda.
“Hehehe bisa aja... katanya sambil tersenyum.
TENG-TENG-TENG...
Bel sekolah berbunyi, aku dan Aisyah langsung berbaris di lapangan untuk apel pagi. Setelah apel pagi berakhir, seluruh murid masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti pembelajaran.
“Baik anak-anak Ibu, keluarkan modul sainsnya. Hari ini kita akan belajar tentang Sistem Pencernaan,” kata Bu Lina.
Tak terasa satu jam pelajaran berlalu..
TENG-TENG-TENG.. lonceng berbunyi, waktunya istirahat.
“Cyra, ke kantin yuk!” ajak Aisyah.
“Oke...” kataku sambil mengambil uang di tasku.
Kantin sudah mulai ramai. Di satu meja terjadi kehebohan. Tanpa sengaja aku mendengar obrolan mereka.
“Iya tau... ngeri banget..!! Tiba-tiba datang dari atas...!!” kata salah seorang dengan wajah ketakutan.
“Iya.. Aku aja sampai tutup mata...!” kata teman yang lain.
Saking penasaran, aku mendekat untuk bertanya kepada temanku. Ternyata di sana ada Hilda temanku yang paling cerewet.
“Hai Hil, ada apa nih?” tanyaku kepo.
“Ini tuh lagi ngobrolin film horror, judulnya Hantu Nina Bobo. Sereeem tau...!! Eh kamu udah nonton belum?” tanya Hilda.
“Emm..belum. Beneran serem ya?” aku balik bertanya.
“Pokoknya aku mau besok kamu udah nonton film itu. Kalau enggak, aku bakal bilang ke Aisyah kalau kamu sebenarnya benci dia. Hahaha...” katanya sambil tertawa.
“Aku kan nggak benci Aisyah, malah aku sahabatan sama dia,” ujarku membenarkan ucapannya.
“Yaa.. aku asal ngomong aja... Udah deh pokoknya kamu harus nonton!!” ucapnya sambil menatapku tajam.
“Emm.. Ya, ya.. baiklah,” kataku dengan nada takut.
TENG-TENG-TENG... lonceng berbunyi pelajaran terakhir telah usai. Aku dan Aisyah bergegas membereskan buku, memasukkan ke dalam tas.
“Baik anak-anak, sudah waktunya pulang. Kita tutup dengan berdoa bersama. Cyra.. pimpin doa ya,” kata Bu Vina.
“Teman-teman sebelum kita pulang, marilah kita berdoa bersama-sama. Berdoa dimulai!” ucapku memimpin doa.
Semuanya dengan khusyu’ menundukkan kepala, berdoa.
“Berdoa selesai!” ucapku lagi.
“Baik anak-anak, jangan lupa selalu belajar di rumah. Jangan terlalu banyak bermain, lebih baik mengisi waktu luang dengan belajar atau membaca Al Qur’an!” pesan Bu Vina panjang lebar.
“Baik Bu..” ucap kami serempak.
“Ibu undur diri dulu.. Assalaamu’alaikum...” pamit Bu Vina.
“Wa’alaikumussalam...” jawab kami semua.
Keluar dari kelas, aku melihat mobil Abi terpakir di halaman sekolah. Aku langsung menuju mobil Abi untuk segera pulang.
*****
“Assalaamu’alaikum... Cyra pulang...!!” ucapku sesampai di rumah.
“Wa’alaikumussalam... Wah... anak Ummi sudah pulang ternyata,” kata Ummi menyambutku dengan ceria.
“Hehehe... iya Ummi, aku ke kamar dulu ya,” pamitku.
“Iya sayang, silahkan,” kata Ummi.
Di dalam kamar, aku teringat pesan Hilda. Dia menyuruhku menonton film Hantu Nina Bobo. Dengan gemetar aku mengambil ponsel yang ada di atas mejaku. Aku memberanikan diri membuka aplikasi youtube dan langsung search film Hantu Nina Bobo. Saat menonton aku meremas tanganku yang bertambah gemetar. Syukurlah, tak berapa lama Ummi memanggilku untuk shalat Ashar. Aku langsung berwudhu ke kamar mandi. Tapi ternyata aku masih teringat tontonan film tadi. Aku segera membuang pikiran itu dan memulai shalat.
Malamnya, selepas shalat Maghrib Ummi memanggilku untuk makan malam. Di meja makan aku terus termenung, belum ada satu suapan pun yang masuk ke mulutku. Aku pun tak menyadari kehadiran Ummi di sampingku.
“Sayang... kenapa belum makan?” tanya Ummi.
“Eh... iya Ummi, ini mau makan,” kataku masih terbayang film horror itu.
Ketika malam semakin larut, aku langsung naik ke tempat tidur, berharap segera terlelap dan melupakan film itu. Tapi entah kenapa, aku bertambah merinding. Aku tak bisa tidur sama sekali. Angin pun bertiup kencang. Tiba-tiba... ada sebuah bayangan besar mendekat! Aku langsung berteriak sekencang-kencangnya.
“Aaaa...!! Tolong...!! Ada hantu...!!” teriakku ketakutan.
“Ada apa sayang? Ini Ummi. Ummi cuma mau memastikan kamu sudah tidur apa belum,” kata Ummi.
“Oh, ternyata Ummi. Aku takut sekali Mi. Tadi siang aku nonton film horror, jadi sekarang aku tak bisa tidur,” kataku dengan gemetar.
“Sayang apa yang kamu takutkan? Kan ada Allah. Percayalah, makhluk ghaib tidak bisa kita lihat. Lagipula, kenapa kamu menonton film seperti itu sayang?” tanya Ummi.
“Disuruh temanku Hilda, Mi. Jadi bagaimana sekarang Mi? Aku tak bisa tidur,” kataku masih takut.
“Bacalah Al Quran sayang, ia akan menenangkan hatimu yang gelisah. Al Quran adalah teman kita yang sangat mulia. Ketahuilah, Al Qur’an itu penenang hati,” jelas Ummi sambil tersenyum.
“Baik Ummi akan kucoba,” kataku berusaha untuk tersenyum.
Aku mengambil Al Qur’an yang berada di rak kamarku, dan langsung membacanya dengan pelan dan khusyu’. Entah kenapa, tiba-tiba hatiku merasa tenang. Alhamdulillah aku tidak merasa gelisah dan takut lagi. Ternyata Ummi benar, Al Qur’an itu penenang hati . Tak terasa aku pun tertidur sambil memeluk Al Qur’an kesayanganku.
----------------------------------
Terimakasih Teman-teman ! yang telah membaca cerita ini sampai selesai, Aku minta maaf kalau ada salah dalam cerita ini. Wassalamu'alaykum 😘
~ Salam Hangat Kays ~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Allahummarhamna bil Quran...