Ghaniyya Arthari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 1. Si Penakut Belajar Silat

BAB 1

Si Penakut Belajar Silat

Dhani adalah anak yang pemalu dan berbicara seperlunya saja. Ia jarang bergaul dengan teman- temannya dan selalu bermain sendirian di rumah. Dhani kurang pandai bergaul karena orang tuanya selalu melarang Dhani keluar rumah, kecuali kalau ada hal- hal penting saja. Itupun mesti dikawal oleh orang tuanya. Hal ini karena orang tuanya sangat sayang pada Dhani. Ia anak perempuan satu-satunya dan orang tuanya khawatir jika Dhani terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik. Kalau ada keperluan di luar jam sekolah, orang tuanya selalu menemani ke manapun Dhani pergi. Jika berada di rumah ia hanya membaca buku dan menonton televisi.

Dhani terbiasa menyendiri . Ia tumbuh menjadi anak pendiam dan penakut. Satu-satunya teman Dhani adalah Mawar. Mawar adalah tetangga Dhani. Ibunya seorang guru yang mengajar di sekolah tempat Dhani menuntut ilmu. Karena berdekatan rumah, mereka sering berjumpa namun jarang bermain bersama .Orang tua Dhani tidak mengizinkan anaknya pergi bermain, kecuali hari libur. Itupun kalau Dhani tidak pergi liburan keluarga. Biasanya setiap libur orang tuanya mengajak Dhani pergi berenang atau ke tempat wisata..

Di sekolah Dhani selalu juara kelas, namun sikap pendiam dan penakutnya itu belum juga berubah. Teman-temannya sering mengejek Dhani dan memanggilnya Si Penakut. Kadang –kadang anak nakal di kelas suka usil menyembunyikan buku Dhani.Ia kelabakan mencari bukunya tanpa berani memarahi teman-temannya. Mawar yang geram melihat anak nakal tersebut langsung turun tangan menolong. Ia membantu mencarikan tas Dhani dan memarahi temannya yang usil tersebut. Selama ini Mawarlah yang selalu membela Dhani dan menolongnya. Selain ibunya guru di sekolah tersebut, Mawar juga jago silat. Teman-temannya takut dan segan pada Mawar.

Melihat Dhani yang penakut dan sering di olok-olok teman, Mawar jadi kasihan. Ia berkeinginan mengajak Dhani untuk ikut belajar silat. Agar Dhani berubah dari anak penakut menjadi anak yang percaya diri. Niat baiknya diutarakan pada Dhani ketika mereka bertemu di sekolah. “ Dhani, ayo ikut belajar silat di perguruan Pak Mustafa tempat aku belajar silat. Di sana kita akan belajar ilmu bela diri dan banyak bertemu teman-teman yang baik, mau nggak?” ucap Mawar meyakinkan sahabatnya. Dhani menggeleng tanda tidak mau menerima ajakan Mawar.

Dhani menolak karena ia malu jika ditertawakan oleh teman-temannya. Dulu Dhani terjatuh kedalam genangan air hujan, teman-teman menertawakannya. Sejak itu Dhani trauma ditertawakan oleh teman- temannya. Mawar merasa sedih melihat Dhani sering diejek karena sifatnya yang pendiam dan pemalu.

Untuk kedua kalinya Mawar mengajak Dhani ikut belajar silat. “ Ayolah Dhani ikut ya, nanti aku minta tolong pada ibuku untuk berbicara dengan ibumu. Kita pergi latihan bareng. Kamu tidak akan menyesal, percayalah pada sahabatmu ini. Nanti tidak ada lagi yang mengatakan kamu si penakut,” ucap Mawar dengan wajah memelas. Namun sekali lagi Dhani menolak ajakan Mawar. Mawar merasa marah dan kecewa karena Dhani telah menolak ajakannya untuk kedua kalinya. Mawar tidak ingin lagi ikut campur tentang Dhani karena merasa Dhani membencinya dan tidak menghargai niat baiknya.

Keesokan harinya pada saat berada di sekolah, Mawar melihat Dhani diejek dan ditertawakan oleh teman -temannya. Mawar yang semula acuh berubah menjadi kasihan. Ia tidak tega melihat sahabatnya yang pendiam dan baik hati dipanggil si penakut. Mawar datang menghampiri Dhani, “kalian jangan pernah mengejek orang yang pendiam” ucap Mawar dengan suara lantang. Mendengar ucapan Mawar, anak anak yang itu langsung pergi. Karena Mawar adalah anak guru. Mereka takut apabila dilaporkan kepada ibunya.Ibu Mawar adalah guru yang tegas, ia sering menasehati anak-anak yang nakal. Bahkan ada anak yang dipanggil orang tuanya ke sekolah karena berkali-kali melanggar aturan sekolah. Dhani mengucapkan terima kasih kepada Mawar karena telah membuat anak- anak nakal itu pergi. Mawar menanggapi dengan senyuman dan mengangguk lalu pergi meninggalkan Dhani.Dhani merasa sedih karena Mawar meninggalkannya begitu saja tanpa berbicara apapun.

Pulang sekolah Mawar mampir ke rumah Dhani.Dhani kaget karena tidak menyangka Mawar akan datang ke rumahnya setelah kejadian di sekolah tadi. “Ada apa Mawar?, tumben datang ke rumahku setelah kau meninggalkan aku begitu saja tadi siang.” Tanya Dhani. Mawar hanya diam. Dengan heran Dhani melanjutkan pertanyaannya. “kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku ?” ucapnya. Akhirnya Mawar pun menjawab “aku senang melihatmu memulai percakapan terlebih dahulu Dhani” ucapnya sambil tertawa. Dhani pun tersenyum,sambil berkata, “aku kira kamu tidak menyukai sikapku karena tidak mau ikut silat”. “ Bukan begitu sobat, sebenarnya aku kesal karena sikap teman-teman terhadapmu . Aku ingin membantumu agar tidak diledek si penakut lagi. Aku ingin menunjukkan kepada teman-teman di sekolah bahwa kamu bukanlah gadis lemah seperti mereka katakan. Tapi kalau kamu tidak mau ikut tidak masalah, aku tidak akan memaksamu.Yang penting kamu bisa tersenyum kembali.” Ucap Mawar pada sahabatnya. Dhani bahagia mempunyai teman yang baik dan hebat serta bisa membuatnya tersenyum.

Sebenarnya Dhani merasa ucapan Mawar memang betul, namun rasa takut ditertawakan membuatnya tidak percaya diri. “sampai kapan aku akan seperti ini?” ucapnya dalam hati.” Mawar, kalau kita belajar silat, tidak ditertawakan orang, kan?”ucapnya ragu. “Tidak ada yang menertawakanmu Dhani, percaya padaku,”jawab Mawar sunguh-sungguh. Ia melihat Dhani sudah mulai berubah fikiran. Akhirnya dengan kepercayaan yang besar Mawar kembali menanyakan apakah Dhani mau ikut belajar bersamanya. “Kesuksesan kita tergantung pada usaha kita, bukan pada orang lain.Aku yakin kamu pasti bisa. Jangan pedulikan orang-orang yang mengejekmu ” ucap Mawar memberikan dukungan kepada sahabatnya. Mendengar ucapan Mawar yang sangat meyakinkan, Dhani akhirnya bersedia ikut belajar silat.

Orang tua Dhani ikut mendukung kegiatan putri mereka. Ayah dan ibunya selalu menemani Dhani berlatih. Walaupun awalnya belum bisa namun tidak ada teman yang menertawakan dan mengejeknya. Sejak saat itu ia mempunyai kepercayaan diri yang lebih besar. Ia tekun berlatih hingga akhirnya pandai bersilat. Walaupun Dhani sudah pandai bersilat, namun di sekolah ia tidak sombong dan tetap bersikap seperti biasanya.Cuma bedanya ia merasa lebih percaya diri dan tidak cengeng.

Sepulang sekolah Dhani berdiri di depan gerbang sekolah menunggu ayahnya menjemput. Biasanya Mawar pulang berbarengan dengan Dhani. Namun karena ada keluarganya yang sakit, mawar pulang labih awal. Tiba-tiba lewatlah anak nakal yang suka mengganggu. “Si Penakut” teriaknya pada Dhani. Dhani diam dan tidak menggubrisnya. “ Mawar sudah pulang, ya. Kamu mau mengadu pada siapa,” teriaknya. “ Kalau mengganggu lagi akan aku laporkan pada guru” jawab Dhani santai. “Coba saja kalau berani” katanya sambil menarik hijab Dhani. Dengan cekatan Dhani menepis tangan anak tersebut dan mencekalnya. Anak itu berteriak agar Dhani melepaskan cekalan tangannya.

” Ayo, ikut aku ke ruang guru,” kata Dhani yang tidak mau melepaskan cekalan tangannya. Anak itu mengikuti perkataan Dhani. Dalam hatinya bertanya-tanya dan heran dengan perubahan Dhani. Dhani yang sekarang bukanlah Si penakut yang sering diledeknya. Sesampainya di ruangan guru, Dhani melaporkan perbuatan anak tersebut pada guru. Guru menasehatinya sehingga ia menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada Dhani. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.Dhani memaafkan kesalahan temannya tersebut. Guru juga menasehati Dhani agar melaporkan semua masalah yang terjadi di sekolah pada guru.

Ada dua hal yang menjadi pelajaran bagi Dhani. Pertama, Dhani menyadari kesalahannya selama ini, seharusnya ia memberitahu guru tentang anak yang suka mengganggunya di sekolah. Sehingga anak tersebut menyadari kesalahannya. Guru adalah orang tua di sekolah, apapun masalah yang terjadi di sekolah laporkan pada guru agar bisa diselesaikan.

Pelajaran kedua, Dhani bersyukur mempunyai sahabat yang baik seperti Mawar yang selalu membantu dan mengarahkan Dhani ke arah kebaikan. Sehingga Dhani menjadi percaya diri dan memiliki keterampilan silat. Tanpa dukungan Mawar mungkin ia akan menjadi anak penakut. Di samping itu Dhani menyadari bahwa memiliki keterampilan bela diri bermanfaat untuknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post