Planet Asing?
Pada sore hari yang cerah, Dika sedang asyik membaca buku sains favoritnya di taman dekat rumah.
“Hei, Dika! Lagi baca apaan?” tanya Tama, sahabatnya, sambil membawa teleskop kecil.
“Baca tentang planet-planet, nih. Seru banget ngebayangin gimana rasanya kalau bisa jalan-jalan ke planet lain” jawab Dika sambil tersenyum.
Tama duduk di sebelah Dika, menaruh teleskopnya. “Kalau aku bilang kita bisa pergi ke planet lain, percaya nggak?”
Dika tertawa kecil. “Maksud lo? Naik roket NASA? Bercanda aja lo, Tam!”
“Bukan roket. Gue punya alat ini,” kata Tama sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna perak dari tasnya. Kotak itu penuh dengan tombol warna-warni yang berkilauan.
“Apa itu?” tanya Dika, penasaran.
“Ini portal antariksa. Dengan alat ini, kita bisa langsung pergi ke planet lain. Lo mau coba nggak?” jawab Tama dengan mata berbinar.
Dika terdiam sejenak, antara ragu dan penasaran. “Serius lo, Tam? Jangan ngibul, deh!”
“Serius banget. Nih, gue kasih liat.” Tama menekan beberapa tombol, dan tiba-tiba di depan mereka muncul lingkaran bercahaya biru besar seperti cermin yang berputar.
Dika melongo. “Astaga! Itu apa?! Portal beneran?!”
“Iya! Yuk, kita masuk ke dalam!” ajak Tama sambil menarik tangan Dika.
Dengan sedikit ragu tapi penuh rasa ingin tahu, Dika mengikuti Tama masuk ke dalam portal. Dalam sekejap, mereka berdua tiba di sebuah planet dengan langit berwarna ungu dan dua matahari di cakrawala.
“Wah… Ini gila banget!” seru Dika sambil melihat sekeliling. Di sana, ada makhluk aneh berbentuk bola dengan kaki-kaki kecil yang melayang di udara. Bangunan di planet itu berbentuk seperti kristal besar yang bercahaya.
“Keren, kan? Ini namanya Planet Xyra. Gue udah ke sini beberapa kali" kata Tama dengan bangga.
Dika berlari kecil, mencoba menyentuh salah satu makhluk bola melayang. “Ini… Ini nggak nyata! Tapi juga nyata banget! Tam, lo gila sih bisa nemuin alat kayak gini.”
Mereka menghabiskan waktu menjelajahi Planet Xyra, melihat bunga-bunga yang bisa bernyanyi, air terjun yang melayang, dan makhluk-makhluk unik yang ramah.
“Tam, gue nggak bakal lupa pengalaman ini seumur hidup" kata Dika sambil tersenyum lebar.
“Sama, Dik. Tapi kita harus balik sebelum malam. Portalnya cuma tahan beberapa jam” ujar Tama sambil memencet alatnya lagi.
Dalam sekejap, mereka kembali ke taman tempat mereka berangkat. Langit mulai gelap, dan suasana kembali normal.
“Tam, gue nggak percaya ini beneran terjadi" kata Dika sambil menatap Tama.
“Percaya, deh. Dan kapan-kapan kita bisa eksplor planet lain lagi" jawab Tama sambil tertawa kecil.
Dika hanya tersenyum lebar. Sore itu jadi pengalaman yang tak akan pernah ia lupakan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar