BAB 2
2. BAZAR
“Ma, Kejora berangkat dulu ya! Mau sekalian jemput Zahra dulu.” ucap Kejora pada mamanya. “Loh, nggak sarapan?” tanya mamanya Kejora. “ Udah bawa mah, Kejora cepet cepet nih. Nanti mama jangan lupa dateng ya!” ujar Kejora sembari mencium tangan mamanya. “ Iya nak, hati-hati ya!” kata mamanya Kejora. Kejora segera keluar rumah dan masuk mobil. Mobil pun melaju ke rumah Zahra yang hanya berjarak 1 KM. “ assalamualaikum Zahra” Kejora mengetuk pintu rumahnya Zahra. “ waalaikum salam” terdengar suara menjawab salam dari dalam rumahnya. Seorang ibu yang ramah keluar dari pintu rumahnya. Ya! Itu ibunya Zahra. “Eh,, nak Kejora.. silahkan masuk! Zahra masih sarapan sebentar. Nak Kejora sudah makan?” ucap ibunya Zahra. “ Belum, nanti saja di sekolah” jawab Kejora. “ Oh ya udah” sambung ibunya Zahra. “ Assalamualaikum, Zahra pamit ya buk.. nanti ibuk jangan lupa datang ke sekolahan!” kini Zahra sudah selesai sarapan dan berpamitan kepada ibunya. “ Iya.. waalaikum salam.. hati-hati ya kalian!” pesan ibunya Zahra. Zahra dan Kejora pun menghilang dari pandangan ibunya Zahra. Mereka berangkat ke sekolah tak seperti biasanya, sangat pagi. Karena apa? Yup! Karena hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu dua sahabat tersebut! Hari dimana sekolah mereka mengadakan bazar! “ Wah,, sekolah kita hari ini terlihat berbeda ya!” kata Kejora. Memang kali ini di lapangan sekolah dipasang panggung dan kursi-kursi ditata rapi. Di pojok sekolah juga terlihat kedai yang akan dibuat bazar. Kejora, Zahra dan dibantu sopirnya Kejora segera mengangkat bahan-bahan yang akan di pakai buat memasak minuman. Mereka berhenti dan meletakkannya di kedai No.5, sesuai nomor yang di berikan bu Luna. Menata barang sana-sini, membersihkan sana-sini, Ya! Mereka sangat repot! Setelah semuanya tertata, mereka berkumpul di dekat panggung untuk mengikuti pembukaan dari bapak kepala sekolah. Kejora dan Zahra tampak antusias mengkuti acara pembukaan. Tapi, Zahra juga tampak khawatir karena melihat keluarganya belum ada yang datang. “Kejora, keluargaku kok belum ada yang datang ya?” tanya Zahra. “ Gak papa zah, mungkin nanti datang juga. Itu mamaku sudah datang, kamu menganggap mamaku mama kamu juga kan?” ucap Kejora sambil menunjuk mamanya yang ada di kursi belakang. Zahra mengangguk, tapi dia malah tambah sedih. Kejora yang menyadari kalau apa yang diucapkannya salah langsung mengelus pundak Zahra. Ia juga khawatir kalau Zahra jadi tambah sedih. Tak berapa lama pembukaan pun usai. Seluruh murid kembali ke kedai masing-masing dan ada juga yang sibuk melihat-lihat barang,makanan dan minuman apa yang dijual di kedai-kedai temannya. Kejora dan Zahra duduk termenung di kedainya, menunggu pembeli mendekat ke kedainya. Zahra sudah tak tampak sedih karena merasa terhibur oleh Kejora. Beberapa orang tampak mendekati kedai mereka, itu pembeli! Mereka ada yang pesan 2 chocholate milkcool dengan toping oreo, ada juga yang beli mango milkcool dengan toping boba. Hampir semua varian rasa sudah dicoba oleh pembeli. Dan tahukah kalian apa yang paling laku? Ya! Jawabannya adalah lemon tea milkcool! Para pembeli merasa tertarik dengan rasa baru tersebut. Ada yang mencoba beli 1 dan karena ketagihan dia sampai beli lagi 5! Kejora dan Zahra pun heran tak percaya. Ternyata banyak yang suka dengan rasa baru yang mereka buat itu. Kejora dan Zahra juga senang karena telah mendapatkan banyak pengunjung. “ Wah ternyata kalian disini ya.. mama dah muter-muter semua kedai. Mama beli 3 ya! Rasa coffe satu dengan toping meses, rasa strowbberry satu dengan toping coklat parut dan lemon tea dengan toping boba.” Seorang perempuan datang memesan yang ternyata mamanya Kejora. “ Oke ma.” Jawab Kejora. Kejora dan Zahra segera menyiapkan pesanan mamanya Kejora. “ Ini tante, silahkan diminum!” kali ini Zahra yang menyodorkan minuman yang dipesan mamanya Kejora. “ Oh iya makasih” ucap mamanya. “Sama - sama” ucap Kejora dan Zahra bebarengan. “Gimana rasanya tante?” lanjut Zahra. “Hmm.. yummy! Seger! Enak banget! Ini uangnya ya.. mama mau pulang dulu, banyak kerjaan di rumah. Dadah... semoga jualan kalian laku banyak ya.” mamanya Kejora menyodorkan uang dan disambut senyuman manis oleh Zahra dan Kejora. Setelah mamanya Kejora pergi, Zahra tampak sedih karena ibunya tak tampak walau batang hidungnya saja. “Ibuku mana ya? Kok belum datang juga ya? Padahal setengah jam lagi bazar tutup.” Ujar Zahra sedih. “ tenang zah, ibumu pasti datang kok.” Kata Kejora menenangkan. Setengah jam berlalu, bazar telah usai, ibunya Zahra tetap tidak datang. Kini telah penutupan, diumumkan juga kedai siapa yang paling laris. Kejora senang karena kedai merekalah yang paling laris. Tapi, menyadari Zahra yang masih sedih akhirnya Kejora pun ikut merenung. “ Ayo pulang saja” ucap Zahra. “ baiklah,, mungkin saja ibu kamu lagi ada di rumahku” kata Kejora pasrah karena tak bisa menghibur Zahra lagi. Mereka berdua pun memberesi kedai mereka dan menunggu didepan halte sekolah. “ Pak, saya bersama Kejora mau pulang. Ditunggu didepan halte sekolah ya pak!” terdengar Kejora sedang menelepon pak sopirnya. Setelah menunggu kesekian menit, terlihat sebuah mobil yang mirip dengan mobilnya Kejora. “ Itu mobilnya, yuk masuk!” kata Kejora. Zahra sedikit curiga karena menurutnya terdapat perbedaan antara mobil yang ada didepannya dengan mobilnya Kejora. Tapi kecurigaan itu cepat-cepat dihilangkan dari pikirannya karena dia juga tidak tau apa perbedaannya. Kejora masuk dahulu, sedangkan Zahra masih diluar siap-siap mengangkat barang dari bazar mereka. Zahra siap memasukkannya kedalam mobil, tapi mobil tersebut hilang. Ya! Hilang bersama Kejora. Zahra secara reflek menjatuhkan barang yang akan dimasukkan ke mobil dan berlari mengejar mobil yang membawa Kejora. Dari belakang sebuah mobil menyalip Zahra. “Zahra, dimana Kejora? Kenapa kamu berlari-lari?” tanya sopir mobil tersebut. Mobil tersebut adalah mobil asli Kejora, lalu mobil yang membawa Kejora mobilnya siapa?. “Eh pak, kejar mobil itu cepat!” tanpa menceritakan apa yang terjadi, Zahra langsung masuk mobil dan menyuruh pak sopir mengejar mobil yang membawa Kejora. “Iya,, tapi ada apa sebenarnya zah?” tanya pak sopir yang sedikit khawatir. “ jadi, tadi itu ada sebuah mobil yang sangat mirip dengan mobil ini. Kejora menunjuk mobil tersebut dan bilang bahwa itu mobilnya. Saya sedikit curiga, tapi Kejora nggak curiga dan malah langsung masuk mobil tersebut. Ketika aku sedang mengangkat barang dan mau memasukkannya ke mobil, tiba-tiba mobilnya sudah tidak ada. Tadi aku berusaha mengejar mobil tersebut, alhamdulillah bapak datang tepat waktu. Sekarang kita kejar mobil itu ya pak!” Zahra menjelaskan semuanya. “ baiklah” ucap pak sopir sembari menambah kecepatan mobil yang sedang dikendarainya. Di perempatan jalan, mobil yang ditumpangi Zahra terhenti oleh lampu merah sedangkan mobil yang membawa Kejora melaju dengan cepat. Setelah lampu lalu lintas menunjukkan warna hijau, pak sopir langsung ngebut mengejar mobil yang membawa Kejora. Di perempatan kedua, “Waduh zah, gimana ini? Mobilnya pergi kearah mana ya?” tanya pak sopir kebingungan. “ Lurus saja pak, bismillah” ucap Zahra. “ Baiklah.. bismillah saja ya zah” jawab pak sopir. Mobil mereka pun melaju ke arah depan dengan harapan masih bisa ketemu mobil yang membawa Kejora. Di perempatan ketiga, “Gimana nih zah? Kita belum ketemu juga. Apa kita pulang saja ya zah? Nanti kita bilang ke mamanya Kejora tentang apa yang sedang terjadi?” pak sopir kelihatannya sudah pasrah. “ Ya sudah pak, kita pulang saja. Semoga mamanya Kejora nggak marah ya..” kata Zahra yang juga sudah pasrah. “ Insya allah nggak marah zah” lanjut pak sopir. Zahra dan pak sopir pun putar balik, kembali ke sekolah untuk mengambil barang yang tadi dijatuhkan Zahra. “ kita nggak ngomong tentang Kejora ke kepala sekolahnya nih?” tanya pak sopir. “ Jangan dulu pak..” jawab Zahra. Mereka pun akhirnya pulang kerumah dengan cemas. “ O ya zah, bapak mau ngomong sesuatu boleh?” tanya pak sopir. Zahra tak menjawab, ia sangat sedih karena tak bisa mengikuti mobil yang membawa Zahra. Pak sopir ingin memberitahu bahwa ibunya sedang tidak bekerja di rumah Kejora, entah kenapa pak sopir juga tidak tau. Tapi karena pak sopir tau Zahra sedang sedih, akhirnya ia tidak jadi bercerita. Bahkan, karena kesedihan tersebut Zahra sampai lupa kesedihannya ketika disekolah karena ibunya tidak ikut acara bazar. Sampai rumah pun Zahra masih sedih, ia di turunkan dahulu di rumah Kejora untuk menjelaskan semuanya. “ Nak Zahra, dimana Kejora?” tanya mamanya Kejora ketika ia menemui bahwa Zahra datang sendirian. “ Maaf tante, Kejora.... di..di...dibawa orang pake mobil yang mirip banget dengan mobil tante.” Zahra menjelaskan dengan terbata-bata dan raut muka sedih yang hampir menangis.“ gimana ceritanya itu? Haduuhh Kejora.. Kejora... kemana engkau nak?” kata mamanya Kejora khawatir. “ Jadi begini nyonya..” pak sopir yang tiba-tiba berada disamping Zahra siap menjelaskan semuanya karena beliau menyadari bahwa Zahra sudah sangat sedih dan takut untuk menjelaskan semuanya. “Tadi itu sepulang sekolah ada sebuah mobil yang sangat mirip dengan mobil nyonya yang lewat didepan nona Kejora dan Zahra. Nona Kejora menunjuk mobil tersebut dan bilang bahwa itu mobil nnyonya. Sebenarnya Zahra sudah sedikit curiga, tapi nona Kejora nggak curiga dan malah langsung masuk mobil tersebut. Ketika Zahra sedang mengangkat barang dan mau memasukkan nya ke mobil, tiba-tiba mobilnya sudah tidak ada dan nona Kejora dibawa mobil tersebut. Tadi Zahra dan saya juga sudah berusaha mengejar mobil tersebut. Tapi kami tidak bisa menemukan mobil tersebut setelah kami terhenti oleh lampu merah. Maaf kan kami nyonya.” Jelas pak sopir. Mamanya Zahra mulai memahami apa yang terjadi, ia tidak marah karena memang Zahra dan pak sopir tidak salah, mereka malah membantu. Terlihat mamanya Kejora berlari-lari kebingungan, terlihat juga ia sibuk menelepon seseorang yang mungkin ayahnya Kejora. Telepon tersebut tidak diangkat,mungkin ayahnya Kejora sibuk. “Gimana ya? Kalau kita cari kita juga tidak tau mobilnya pergi kemana. Kota ini sangat besar. Apa kita laporkan saja ke polisi ya?” tanya mamanya Kejora yang sangat khawatir.” Jangan tante! kita tunggu dulu, kalau sampe 24 jam belum ketemu, kita laporkan ke pada pihak polisi!” ada ide terlintas di penak Zahra, ia keluarkan semuanya. “ iya nyonya,, kita ikuti saja ide Zahra. Sekarang kita berdoa semoga nona Kejora cepat ketemu.” Sambung pak sopir.” Hmm.. ya allah cepat kembalikan anak hamba.. cepat pulangkanlah ia ya allah!” ucap mamanya Kejora berdoa. “ ibu Zahra mana ya?” tanya Zahra. “ maaf zah, tante juga tidak tau. Hari ini ibu kamu nggak kerumah tante, tante juga tidak tau kenapa. Tadi ada telefon dari rumah kamu sepertinya ada kabar dari rumah kamu, tapi tante belum sempat ngangkat sudah dimatiin.” Kata mamanya Kejora.” Iya zah, cepet kamu pulang. Tadi bapak juga dapet kabar dari rumah kamu tapi bapak juga tidak tau apa.” Sambung pak sopir. Raut muka Zahra semakin sedih, ia ingat lagi dengan kesedihannya ketika disekolah tadi. Ibunya tidak datang ke bazar! Dan sekarang ibunya juga tidak bekerja! “Ada apa ya dengan ibu?” kata Zahra dalam hati. “ Ya allah, aku harus segera pulang!” tekadnya dalam hati. “ tante, bapak, saya pulang dulu ya.. assalamualaikum” ucap Zahra pamit. Ia berlari kencang menuju rumahnya. Rumahnya sudah tampak didepan mata! Tapi ada pandangan yang berbeda. Ada apa dengan ibunya? Atau malah keluarganya yang lain? Ikuti kisah selanjutnya!
*^*
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar