Penuntun Jalan Suksesnya Cita-Cita
Oleh: Afifah Fitria Zahrah
Guru, kata yang paling sering kita dengar di kehidupan sekolah kita. Temen-temen, setiap guru pasti mengajarkan sesuatu yang baik untuk diri kita sendiri dan juga orang lain. Di kehidupan sekolah kita, beberapa guru mengajarkan pelajaran-pelajaran yang nantinya akan digunakan untuk bekal masa depan kita. Saat mengajar inilah guru mendapat tantangan-tantangannya tersendiri. Sehingga beberapa guru menggunakan cara spesial untuk mendidik muridnya. Cara mengajarnya yang spesial, bisa saja membekas di ingatan muridnya.
Temen-temen, ada loh salah satu guruku yang cara mengajarnya masih membekas di ingatanku. Bu Ima, salah satu guru SD-ku dulu. Cara mengajarnya yang ceria tapi tegas, masih membekas di ingatanku. Bahkan ketika aku sudah duduk di bangku MTs. Dulunya, Bu Ima ini sering membimbing aku untuk persiapan olimpiade ketika aku masih kelas 4 SD. Terutama olimpiade matematika. Jadi kalo ada olimpiade matematika, Bu Ima sudah mulai bimbingan 2 bulan sebelum lomba.
Aku dulu seneng banget kalau ada bimbingan olimpiade matematika. Soalnya pas bimbingan kadang Bu Ima ngajak bercanda bareng. Jadi pas bimbingan aku jadi nggak terlalu tegang. Apalagi pas aku ngerjain soal matematika, aku jadi rileks. Bimbingan jadi seru, deh. Ditambah Bu Ima yang nggak pernah ngajar di kelasku. Jadi, ya pas bimbingan aja deh ketemuannya.
Bimbingan yang paling membekas di ingatanku pas bimbingan persiapan KMNR (Kompetisi Matematika Nalaria Realistik). Waktu itu, aku bimbingan kurang lebih 5 bulan sebelum lomba. KMNR saat itu ada babak penyisihan, semifinal, dan final. Anehnya di bimbingan ini, Bu Ima selalu memberi motivasi setiap kali bimbingan akan selesai. “Man jadda wa jada”. Artinya, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Itu kata motivasi yang Bu Ima sering ucapkan setiap kali bimbingan mau selesai. “Semangat Zahrah! Man jadda wa jada!” Bu Ima mesti bilang gitu.
Akhirnya KMNR ke-14 dilaksanakan. Dimulai dari babak pertama, babak penyisihan. Ternyata aku lolos sampai ke babak terakhir, babak final. Aku nggak nyangka kalau bisa lolos sampai ke babak final. Karena sebelumnya, aku belum pernah lolos sampai babak ini. Tentu saja, aku harus menyiapkan final ini dengan bimbingan lebih giat. Bu Ima saja harus bolak-balik izin ke wali kelasku karena aku harus meninggalkan pelajaran dan fokus bimbingan.
Di bimbingan persiapan final ini, Bu Ima memberi 2 tips belajar matematika. Tips pertama, saat kita sedang belajar matematika jangan menghafal rumus. Tapi mempelajarinya dengan mencoba latihan soal yang menggunakan rumus tersebut. Karena kalau kita menghafal, nanti bisa saja lupa di tengah jalan. Kedua, kalau lagi belajar matematika jangan hanya dibaca saja. Belajar matematika harus dengan mencoba berbagai latihan soal. Karena nantinya, kita perlahan terbiasa dengan soal-soal tersebut. Kedua tips ini aku terapkan hingga sekarang.
Final KMNR pun tiba. Final KMNR ini berlangsung di Jakarta. Bu Ima kali ini tidak bisa mendampingiku ke Jakarta. Karena tidak ditugaskan oleh pihak SD-ku. Aku kecewa karena Bu Ima tidak bisa mendampingiku ke Jakarta. Sebelum final dimulai, aku mendapat dukungan dari Bu Ima melalui video call. Rasanya udah seneng banget bisa video call meskipun cuma sebentar.
Setelah final selesai dan pengumuman keluar, ternyata aku belum bisa menyabet medali. Tapi di KMNR kali ini aku sudah bersyukur banget bisa lolos sampai ke babak final. Ini sudah menjadi pengalaman terbaikku di KMNR. Sayangnya, saat aku kelas 5 SD aku sudah tidak dibimbing lagi sama Bu Ima. Yah, padahal Bu Ima kalau ngajar enak. Ada sedikit candaan saat bimbingan.
Memang, setiap guru pasti mempunyai cara mengajar yang berbeda-beda untuk membekali kesuksesan muridnya. Ada beberapa guru yang galak, tapi sayang dengan muridnya. Ada juga guru yang setiap kali mengajar menambahkan sedikit candaan agar muridnya tidak tegang saat pelajaran berlangsung.
Buat temen-temen yang sudah membaca sampai sini, jangan lupa terapkan 2 tips belajar matematika tadi, ya! Tips ini bisa membantu saat belajar matematika dengan diselip doa dan usaha. Man jadda wa jada! Terima kasih buat temen-temen yang sudah membaca! Selamat Hari Guru!
Biodata Penulis
Kenalin nih.. Afifah Fitria Zahrah biasanya dipanggil Afifah atau Zahrah. Sahabat bisa panggil Afifah. Afifah lahir di Jember, Jawa Timur. Tepatnya pada tanggal 09 Oktober 2008. Saat ini ia sedang menempuh pendidikannya di MTsN 2 Jember. Afifah saat ini duduk di bangku kelas 9. Untuk lebih dekat, sahabat bisa menghubungi surel [email protected]. Sekali lagi terima kasih sudah membaca ya!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar