Di era modern pada pendidikan di Indonesia, siswa-siswi dituntut untuk memiliki kemampuan literasi dan kemampuan numerasi. Kedua kemampuan tersebut mempengaruhi raport pendidikan disekolah kita. Kemampuan literasi merupakan kemampuan individu untuk membaca, menulis, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan keluarga, dan masyarakat (National Institute for Literacy). Sedangkan kemampuan numerasi adalah kecakapan untuk menggunakan berbagai angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari (Direktorat Sekolah Dasar).

Berawal dari ulangan Bahasa Indonesia yang saya amati bahwa Bu Yuni melihat tulisan saya dan kemudia Bu Yuni mengajak saya untuk menulis literasi dan disamping itu ada juga yang mendukung saya untuk mengikuti kegiatan literasi. Pada saat itu, saya sempat bingung dengan literasi yang dimaksud oleh Bu Yuni. Setelah beliau menjelaskan saya sedikit paham apa yang dimaksud dengan literasi. Selain saya, Bu Yuni juga mengajak empat anak yang dipilih nya untuk mengikuti literasi. Dikemudian hari saya dan keempat teman saya diajak oleh Bu Yuni ke perpustakaan.

Di perpustakaan Bu Yuni menjelaskan tentang Sasisabu. Beliau menjelaskan bahwa Sasisabu adalah singkatan dari satu siswa satu buku, yang artinya setiap siswa harus menerbitkan sebuah buku yang menceritakan kehidupan dirinya sendiri maupun kehidupan yang dialami oleh seseorang lalu diceritakan melalui tulisan. Awalnya saya sudah menjalankan karya tersebut, namun ditengah perjalanan saya gagal melanjutkan nya karena saya tidak yakin dengan cerita tersebut disisi lain juga saya belum terlalu matang untuk memikirkan akhir dari cerita itu. Akhirnya saya mendiskusikan hal tersebut dengan Bu Yuni, beliau menyarankan agar saya mengikuti lomba menulis yang diadakan setiap bulan. Alhasil saya mempunyai banyak kesempatan untuk belajar membuat cerita.

Pada awal bulan tema lomba diumumkan di blog Sasisabu, sebelum saya menulis saya bertanya kepada Bu Yuni apa yang dimaksud dari tema tersebut. Beliau menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan tema tersebut dan contoh dari ending cerita yang sesuai dengan tema yang dimaksud. Mendengar penjelasan dari Bu Yuni saya dapat menceritakan salah satu keinginan saya dengan mengikuti kegiatan lomba menulis ini. Ketika saya membuat naskah tersebut saya tidak segan untuk bertanya kepada beliau bagaimana cara menempatkan kata yang benar. Setelah naskah saya selesai diproses Bu Yuni menyarankan saya agar secepatnya untuk mengirim naskah tersebut pada link lomba. Mendengar saran dari Bu Yuni saya segera mengirim naskah saya pada link lomba. Setelah saya mengirim naskah tersebut pada link lomba, tak segan saya bertanya pada Bu Yuni cara memperbagus tulisan.

Seiring dengan berjalannya waktu akhirnya pengumuman pemenang lomba diumumkan di blog Sasisabu. Melihat pengumuman tersebut saya merasa takut akan nama saya tidak terdapat pada pengumuman pemenang lomba. Namun sebelum hari dimana naskah tersebut diumumkan, Bu Yuni berkata "Menang ataupun kalah, hal tersebut sudah biasa dalam perlombaan. " Ucapnya. Akhirnya dengan percaya diri saya membuka pengumuman pemenang lomba menulis. Ketika saya melihat pengumuman tersebut ada banyak sekali siswa-siswi yang menang dalam lomba tersebut, namun nama saya tak kunjung ditemukan. Selang beberapa waktu kemudian akhirnya saya menemukan nama beserta judul dari naskah yang saya buat. Saya merasa sangat senang karena berhasil dalam lomba menulis tersebut. Dan pada akhirnya itulah hasil karya yang pertama kali liris.

Dan sampai saat ini saya masih mengikuti lomba menulis di Madrasah saya. Walupun saya sering kalah tak ada kata menyerah bagi saya, jika saya merasa ingin menyerah. Namun masih saya pikirkan dua kali. Alhasil saya tak pernah menyerah untuk mengikuti lomba menulis tersebut walaupun saya merasakan kegagalan. Hal tersebut lah yang akan merubah saya untuk menjadi lebih baik dimasa depan.