Fian pratiwi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Lupakan Yang Ada Disekitar Dan Lanjut Lah Berkarya

Lupakan Yang Ada Disekitar Dan Lanjut Lah Berkarya

Lingkungan sekitar dapat menentukan sikap kita, karena hal itu kita harus menjaga pergaulan bebas kita. Lingkungan dapat menentukan sikap kita kepada orang lain, apabila lingkungan kita baik, maka sikap kita terhadap orang lain akan baik pula. Terkadang kita tidak tau cara mencari lingkungan yang baik untuk kita, karena itu kita harus berhati-hati dari pergaulan bebas.

Dulu, aku adalah anak yang tidak pernah suka keluar rumah, karena bagiku, rumah adalah tempat paling tenang. Aku lebih suka menonton televisi, belajar, dan melakukan banyak hal didalam rumah. Aku juga sangat dijaga dari pergaulan bebas oleh orang tuaku. Sehingga suatu saat, aku dan teman-temanku mendapatkan tugas sekolah untuk bekerja kelompok. Lalu kami memutuskan untuk melakukan pekerjaan kelompok tersebut dirumah salah satu teman ku yang berada di daerah perbukitan,sana aku melihat pemandangan yang sangat indah dari tepi bukit, disaat itu pula aku merasa lebih nyaman berada di lingkungan luar dari pada didalam rumah, dan aku lebih sering berada di luar rumah tanpa adanya kepentingan.

Pada awalnya aku sudah menyadari kesalahanku, namun aku tak terlalu memperdulikan nya. Hingga suatu saat aku ditanya oleh ibuku, " Mengapa kamu sekarang berbeda dari yang dulu?, padahal kamu dulu jarang untuk keluar rumah." Begitu ucapan Ibuku kepadaku, aku hanya berpikir dan mengherankan diriku sendiri. "Mengapa aku sekarang merasa salah dalam pergaulan? " Hingga suatu saat aku disekolah mencoba untuk tidak berbicara kepada teman sekelas ku dalam 1 bulan.

Dari saat itulah aku sudah merasa tidak terlalu bebas dalam pergaulan, namun teman-temanku tetap seperti itu dan sering mengajak ku untuk pebergian. akan tetapi aku tetap menolak nya. Dengan alasan bahwa aku tidak ingin salah dalam pergaulan bebas,dengan alasan tersebut aku dianggap sebagai orang yang sombong dan disebut sebagai anak yang kurang pergaulan. Namun aku tetap mengabaikan ucapan tersebut.

Untuk mengabaikan pergaulan bebas, aku mencoba untuk mengikuti Olimpiade. Olimpiade tersebut didaftarkan oleh sekolah ku, pada awalnya aku tidak menyangka bahwa aku akan di daftarkan Olimpiade oleh sekolah ku. Untuk melupakan pergaulan bebas, aku memutuskan untuk mengikuti Olimpiade tersebut. Hingga disaat pengumuman pemenang, nama ku tercantum dalam pemenang Olimpiade tersebut. Pada awalnya aku berpikir, "jika aku memenangkan Olimpiade tersebut, mungkin mereka akan berubah dan akan menuju kejalan yang lebih bermanfaat bagi kehidupan mereka" Namun sayangnya, mereka malah mengejekku dengan kata-kata yang tidak pantas. Aku pun sudah lelah untuk menasihati mereka.

Hingga suatu saat, Anak-anak tersebut ditemukan dalam keadaan mabuk oleh orang tua masing-masing. Orang tua mereka merasa marah kepada sikap mereka yang tidak pantas untuk diterapkan. Ibuku yang mendengar kabar tersebut, terkejut akan perbuatan teman-temanku. Dan ibuku bertanya kepada ku "Apakah kamu pernah berbuat seperti mereka? " Aku pun berkata jujur bahwa aku tak pernah menerapkan sikap seperti itu dalam diriku. Bukannya berubah untuk lebih baik, sikap mereka malah menjadi lebih buruk dari pada sebelumnya. Mereka berencana untuk membakar perpustakaan sekolah, namun hal itu dapat dicegah oleh guru dan karyawan dari sekolah. Agar mereka merasa jera terhadap perilaku yang mereka lakukan, guru kepala sekolah akhirnya turun tangan. Jika mereka masih menerapkan sikap tersebut, mereka diancam akan dikeluarkan dari sekolah. Hingga dua bulan berlalu, kericuhan disekolah ku pun masih berlanjut. Namun sudah ada beberapa siswa yang sudah tak berbuat seperti itu lagi, dan mereka sudah memfokuskan diri mereka kepada pelajaran nya Masing-masing. Hingga disaat hari terakhir kelulusan, mereka baru merasakan penyesalan terhadap perilaku mereka selama ini. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur terjadi. Agar membuat mereka jera, orang tua dari siswa tersebut mengirim mereka ke pondok pesantren. Namun ada beberapa anak yang tidak mau untuk meneruskan pendidikan mereka di pondok pesantren, dan pada akhirnya mereka tak melanjutkan sekolah menengah pertama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post