Guru Terbaikku
Saat saya masih duduk di bangku kelas 3 SD, belajar saya masih kurang maksimal. Ternyata, di sekolah ada guru baru sekaligus pengganti wali kelas saya. Beliau bernama Bu Watik. Ketika Bu Watik mengajar di kelas, saya masih belum terbiasa dengan hal tersebut. Akan tetapi berjalan dengan waktu, saya mulai betah ketika Bu Watik mengajar.
Selang beberapa bulan, saya mulai suka terhadap Bu Watik. Karena beliau, setiap menjelaskan pelajaran selalu seru, terkadang di sela-sela pelajaran Bu Watik mengajak untuk bermain. Ketika saya mempunyai pertanyaan, beliau selalu menjawab dengan pelan. Dengan penjelasan itu, saya mudah faham dengan materi yang dijelaskan. Pada saat itu Bu Watik adalah guru favorit saya.
Ketika Bu Watik Mengajar di kelas, saya adalah orang yang paling aktif saat pelajaran. Sering kali saya menjawab pertanyaan yang diberikan saat pelajaran. Sampai Bu Watik bertanya Kepada saya “Kamu kok senang banget kalo belajar, emang apa cita-citamu nak?” Saya pun menjawabnya “Ketika dewasa nanti, saya ingin menjadi Polisi bu” Ketika Bu Watik mendengar jawaban saya, Bu Watik berkata “Kalau mau jadi Polisi, kamu harus pintar dan fisiknya juga harus kuat. Oleh karena itu kamu harus lebih giat belajar dan sering-seringlah untuk berolahraga." Mendengar nasihat dari Bu Watik, saya mempunyai niat untuk belajar dengan giat dan memperbagus fisik saya dengan olahraga, tetapi saya kesulitan untuk belajar sendiri. Akhirnya saya pun bercerita kepada Bu Watik, dan Bu Watik menyarankan saya untuk les.
Kemudian, saya meminta orang tua saya untuk les. Orang tua saya tidak keberatan untuk mengelesi saya di sana. Keesokan harinya saya pun les di sana. Saat pertama kali saya les di sana, saya dapat belajar banyak hal, dan pengetahuan saya lebih luas. Akhirnya, nilai–nilai saya di sekolah ada peningkatan.Selang beberapa waktu, akhirnya saya bisa mengejar keinginan saya, dan fisik saya juga ditingkatkan oleh saya. Kemudian guru saya mengatakan " Kalau kamu ingin melanjutkan pendidikan di AKPOL, kamu harus banyak prestasi juga” Saya pun berusaha untuk mengikuti Olimpiade dan lomba.
Ketika saya sudah duduk di kelas lima, saya mencari lomba dan Olimpiade yang saya bisa. Tak lupa, saya juga dibantu oleh Bu Watik. Untuk persiapan lomba agar mendapatkan hasil yang maksimal. Akhirnya, saat pelaksanaan lomba. Saya hanya bisa berusaha dengan kemampuan saya. Saat pengumuman pemenang, saya meraih juara ke-3. Bu Watik bangga dengan hal tersebut. Orang tua saya juga bangga melihat saya meraih juara lomba.
saya terus-menerus mencari prestasi tingkat provinsi, saya pernah kalah. Namun, saya tidak pantang menyerah, dan guru saya tidak marah dengan kekalahan saya. Karena kekalahan itu hal biasa dalam perlombaan. Jadi, saya tidak mudah menyerah untuk mencapai prestasi. Saat saya sudah duduk di kelas enam. Saya mulai fokus untuk masuk di sekolah Lanjutan. Tak lupa, saya juga masih didampingi oleh Bu Watik.
Dengan naskah ini, saya ingin mengucapkan rasa terimakasih saya untuk beliau. Walaupun bukan sesuatu yang mewah, setidaknya saya dapat menceritakan beliau melewati tulisan ini. Beliau sangat berjasa bagi saya, dan berkat beliau saya mendapatkan pengalaman selama 3 tahun. Sampai saat ini, saya tetap didampingi Bu Watik. Karena beliau adalah guru les saya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar