Si Pemberani Pernah Dibully?! Bab 4 (Tamat)
“ ‘Kenapa kalian membawaku kesini?.....’ aku bertanya pelan dengan suara yang sangat kecil karena ketakutan. ‘Kau masih bertanya kenapa?! Kau tahu salahmu apa?!!’ Kakak kelas tadi bertanya dan membentakku, aku yang ketakutan menggeleng cepat.”
“ ‘ Heh! Kamu udah bikin gara gara masih nanya kenapa!? Anak aneh!!’ salah satu diantara anak anak pembully itu berteriak menghinaku. Karena tempatnya lumayan jauh dari gedung sekolah, siapapun yang berteriak tidak akan terdengar, untungnya aku tahu tempat itu. Jadi aku bisa melarikan diri.”
“ Setelah mereka puas menghinaku, untuk yang kesekian kalinya mereka bertanya sekaligus membentakku tanpa ampun. ‘Kau mau tahu apa salahmu?!!’ aku mengangkat kepalaku, ‘ sejak kamu bersekolah disini, peringkat kami turun!’ aku yang saat itu masih polos tak sepenuhnya memahami kalimat tadi.”
“ ‘maaf...’ satu kata akhirnya terucap dari bibirku setelah beberapa menit diam. ‘heh! Maaf? Hanya itu? Kau butuh diberi pelajaran!’ Aku mencicit ketakutan, mereka memukuliku tanpa ampun. Ya, kakak kelas 3 itulah yang mengajari anak pembully lain cara membully.”
“Badanku lebam, seluruh persendianku terasa sakit. Mereka masih saja memukuliku dan menghinaku, aku seperti setengah sadar. Tak melawan sedikitpun. Aku, yang awalnya memiliki rencana melarikan diri dan melapor, sudah pasrah dengan apa yang terjadi.”
“ Disaat saat aku putus asa, pasrah jika aku tiada karena dicekik berulang kali. Ketika harapanku sudah habis, seseorang berdiri di depan lorong dengan gagah. Aku tak tahu siapa dia, dia berlari kearah anak anak pembully itu. Membalas perbuatan mereka yang telah menyiksaku, ia... yang dengan gesit menangkis serangan serangan lawan. Bagaikan seorang pahlawan.”
“ setelah itu, aku dirangkulnya, pelan pelan ku amati wajahnya. Ternyata itu Kak Asiyah, kakak kelas 5. Sifat pemberaninya muncul dihadapanku. Ia segera membawaku ke UKS dan melapor kepada Kepala Sekolah, anak anak lain sibuk melihatku dan membantuku. Entah kenapa tiba tiba seisi kelas perhatian denganku.”
“ Setelah itu, aku bersahabat dengan Kak Asiyah, ialah yang menumbuhkan sikap percaya diriku selain Ayah, Ibu dan Bu guru. Hinga akhirnya aku berubah drastis. Aku tidak polos, aku pemberani, aku tak mudah ditindas. Dan sejak saat itu, aku selalu membela yang dibully, karena aku tahu rasanya dibully.”
“ Dan nasib anak anak pembully itu sudah bisa ditebak, mereka dikeluarkan dari sekolah secara paksa. Masa lalu ku sungguh kelam, dan akhirnya aku memulai dari awal, memulai hidup baru. Ingat! Bully sangat tidak manusiawi. Kalau ada pembully, jangan takut! Tunjukkan dirimu itu kuat!”
Ceritanya berakhir, aku segera masuk kelas setelah bel berbunyi.
TAMAT.
Hai Sobat sasisabu! akhirnya Si Pemberani Pernah Dibully?! tamat.
Kalo seru komen ya! Bye!
salam: Fatimah Aida
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
Makasih kk