Rahasia Di Balik Foto Profil

“Pagi dunia!” seorang gadis berambut pirang itu menyambut matahari yang baru saja tiba dilangit, membuka tirai jendela kamarnya, mempersilahkan sinar matahari memasuki kamarnya. tak hanya gadis itu yang menyambut datangnya sang mentari, burung burung pun menyambut kedatangan sang mentari. Berkicau tanpa lelah, merasakan hangatnya sinar matahari. “Alyssa! Sudah bangun belum?” seseorang mengetuk pintu. “Sudah kak!” kata Alyssa yang menjawab pertanyaan kakak nya. Ya! Itulah nama gadis itu, Alyssa.

Alyssa adalah seorang anak perempuan kelas 5 SD, ia adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Pagi ini, seperti biasa, ia melakukan rutinitas paginya dan menyalakan laptop hitamnya. “Kak Ayla, Alyssa pinjam laptop Kakak ya?” “buat apa?” “belajar lah!” “memang laptopmu kenapa?” Alyssa terpojok. Kemarin laptopnya rusak karena jatuh ke tanah. Begini ceritanya.

Kemarin, Alyssa berlari masuk kedalam rumah dengan membawa laptop. Tidak ada yang tahu Alyssa pergi kemana membawa laptop tadi, ia tidak memperhatikan jalan dan terpeleset mainan adiknya. Ia baik baik saja, tetapi laptopnya yang rusak. Padahal di masa masa pandemi begini ia sangat membutuhkan laptop.

“Ee, anu kak! Laptop Alyssa.. ee...” Alyssa mencari cari alasan. “Rusak? Iya kan? Nih! Kakak pinjamkan, tapi jangan sampai rusak! Ingat itu!” Kak Jilan berlalu dengan wajah serius, Kak Jilan adalah kakak perempuan Alyssa. Sifatnya yang lembut tapi tegas membuat nya terkenal dikeluarganya, apalagi ia orang paling berkuasa setelah Bunda Alyssa. Alyssa tersenyum, “terima kasih Kakakku yang cantik!” Alyssa berseru senang.

Ia segera membawa laptop itu menuju kamarnya, menyalakan laptop itu dan segera belajar. Meskipun online, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, bahkan pertengkaran teman temannya tidak berhenti walaupun bertengkar lewat chat. Yeah, tidak ada bedanya dengan hari hari biasa sebelum pandemi. Pagi pagi, Bundanya berteriak menyuruhnya sarapan, Ayahnya juga tetap bekerja walaupun hanya dirumah.“Assalamu’alaikum Bu Guru,” kata Alyssa saat baru saja bergabung di kelas. Kelasnya memang online, tetapi tetap saja ramai.

***

“Akhirnya selesai!” Alyssa merebahkan tubuhnya dikasur nya, kelas sudah selesai, tugas tugasnya pun sudah selesai, ia juga sudah makan siang. Baginya, pukul 1 siang adalah jam bebas, ia membuka ponselnya, mengecek apakah ada pesan yang masuk. “Hah? Apa ini?” Alyssa terkejut melihat banyaknya pesan yang terkirim di Watssapnya ‘Hah? 1.486 pesan? Benarkah? Ngga salah nih?’. Akhirnya ia membuka Watssapnya, “grup apa nih?”.

“Hi! Ini grup online!” pesan pertama yang Alyssa baca, setelah beberapa saat membaca pesan pesan digrup online itu, ia mulai paham. Grup itu adalah grup umum, siapa saja boleh masuk. “Ting!” notifikasi ponsel Alyssa berbunyi, ternyata ada pesan masuk.

“Hai! Salam kenal, namaku Deva!” Alyssa mengecek info no. Telepon Deva, ternyata ia juga ada di grup Online itu. “Hai! Aku Alyssa!” ia menjawab pesan itu, mereka saling mengobrol. Alyssa memerhatikan foto profil Deva, gambarnya adalah anime seorang anak yang duduk di pinggir tebing, sendirian... bertemankan kegelapan. Apakah ini aneh? Entahlah, Alyssa juga berpikir itu aneh.

“Hei... aku iri denganmu...” alis Alyssa mengernyit, apa maksudnya? Apa yang ia bicarakan? Gumam Alyssa. “Maksudmu?” “jangan beritahu siapapun” “baiklah, aku janji” Alyssa berjanji.

“Kau tahu? Aku berbeda denganmu... kamu sangat beruntung, keluargamu utuh, tidak berkurang. Kau tahu? Ayahku meninggal saat aku masih berumur 3 tahun, aku ingin merasakan keluarga yang utuh. Bersyukurlah... kau beruntung!” Alyssa teridam membaca pesan itu. Ia bingung sekaligus kaget, baru saja ia kenal dengan Deva, tetapi Deva sudah bercerita tentang keluarganya.

“Hei... kau berpikir aku aneh bukan?” pesan yang membuat Alyssa kaget, ‘bagaimana kalau dia... Indigo?! Dasar bodoh! Mana mungkin dia indigo!’ Alyssa menepuk nepuk kedua pipinya, berusaha berpikir positif. “Aku tahu, kau bingung kenapa ketika kita baru saja saling mengenal aku sudah bercerita masalahku, benar bukan? tak apa, aku hanya tidak punya teman untuk bercerita,” sebuah pesan yang kali ini membuat Alyssa tertegun.

“Deva, tak apa kamu tidak punya keluarga yang lengkap. Kamu masih punya Ibu kan? Tidak ada kasih sayang yang melebihi kasih sayang seorang Ibu,” Alyssa akhirnya menjwab pesan Deva setelah beberapa saat hening. Senyum terlukis secara tiba tiba di bibir Alyssa, ‘bagaimana mungkin aku tidak bersyukur? Aku tinggal dikeluarga yang utuh! Alhamdulillah....’ gumam Alyssa. Alyssa memandang keluar jendela, di halaman rumahnya, Kak Jilan tersenyum sembari menunjukkan snack di tangannya. Alyssa yang melihat kakaknya itu dari lantai dua tersenyum, segera berlari turun menjemput kakaknya.

Tamat

Assalamu'alaikum semua!

Kon'nichiwa! (buat yang di Indonesia)

maaf cerpen nya baru ku post sekarang hehe.

Soalnya ini cerpennya ada 3 hal.

makanya lama hehe.

Ohya, mungkin... cerbungku ngga dilanjutin...

Tapi insyaallah aku post cerpen cerpen kaya gini!

Dan, makasih udah baca yaa!

Arigatougozaimashita!

Je Matane!

Bye!

wassalam

Salam: Fatimah Aida