Duduk Di Jendela, Dan Melihat Dunia. Bab 8
Bab. 8 (Setelah hujan akan ada pelangi)
“Ma, Noora lelah, lanjutkan besok saja ya?” aku merengek. Sudah 3 jam aku belajar matematika dengan Mama malam ini, sekarang aku sudah kelas 6, sebentar lagi aku akan ujian kelulusan. Hanya karena ujian kelulusan, sekolah menambah jam latihan untuk kelas 6, malam nya Mama masih menyuruhku belajar. Masa masa seperti ini memang cukup membuat otakku terlilit benang soal! Mama masih menyuruhku mengerjakan soal matematika. Tidak ada ampun sepertinya, aah! Menyebalkan! Kenapa seperti ini? Kukira menjelang ujian kelulusan akan berjalan santai, semuanya terbalik dari dugaanku.
Sudah pukul 9 malam, akhirnya Mama menyuruhku istirahat. Akhirnya... rasanya otakku sudah tidak mampu memecahkan soal lagi, tanganku juga pegal menulis ribuan angka yang tidak ada habis nya. Ditambah lagi Mama mengomel karena tulisanku yang seperti cacing kepanasan, jelas saja tulisanku jelek! Di sekolah aku menulis seharian, dirumah menulis lagi. Mana bisa aku sabar menulis satu angka pelan pelan?
“Akhirnya...” aku merebahkan tubuh di kasur seempuk awan ini, mengambil handphone. “Noora! Jangan bermain handphone! Cepat tidur, besok kamu sekolah!” aargh! Baru saja mengambil belum sempat dinyalakan Mama sudah menyuruhku meletakkan benda ajaib itu! Sudahlah! Dari pada bertengkar dengan Mama sebaiknya aku segera tidur. Sekarang Tante Laras sudah benar benar menjadi Ibu!
Memang keren, baru setahun mengurusku Mama sudah berubah menjadi Ibu pada umumnya.
“Noora! Bangun, kenapa tidak di matikan jam wekernya?” Mama membangunkanku, karena kelelahan aku merasa baru saja memejamkan mata langsung harus bangun, kalau begini rasanya aku ingin kembali menjadi bayi! Akupun sholat subuh lalu masuk kamar dan menelfon Anna dan Kayla. Aku belum pernah bercerita tentang Kayla sebelumnya, ia juga sepupuku, sama seperti Anna. Tetapi ia sangat feminin! Lebih feminin dari pada aku.
Kami bertiga video call, aku menelfon karena tak tahan ingin memuntahkan seluruh rasa sebalku menjelang ujian kelulusan ini.
“Aku kesal sekali! kemarin sore, Bunda menyuruhku les karena sebentar lagi ujian kelulusan, ternyata menjelang ujian kelulusan lebih buruk dibanding yang ku bayangkan!” Anna mengomel panjang.
“sepertinya Mama sekejap berubah menjadi guru yang galak,” aku menanggapi, ikut ikutan mengomel.
“Kak Anna, Noora, apa sih susahnya ujian kelulusan? Kalian hanya perlu belajar,”
“Jangan anggap remeh belajar kami ya Kayla! Kau kira belajar kami seperti membaca satu kalimat sepertimu?”
“Anna benar! Kau tahu? Tantemu itu sekarang sudah berubah menjadi guru! Kau tahu? Ada 30 soal yang harus ku kerjakan dalam satu malam!”
Aku masih terus mengomel, Kayla tiba tiba mematikan tefonnya, mungkin malas medengar celotehan tak berguna kami. Sudah pukul 8, waktunya aku berangkat les matematika dan bahasa indonesia, hari sabtu pun aku masih harus berangkat les. Sebagian anak di kelasku meilih fokus belajar tahun ini, setiap hari mereka selalu ikut les dan belajar mandiri, padahal Bu Nia sudah menambah jam belajar untuk persiapan ujian kelulusan. Sayngnya aku bukan salah satu dari anak anak rajin itu, aku juga bukan salah satu dari anak anak pemalas yang seperti tidak ada niat belajar, aku tidak terlalu rajin tapi juga tidak terlalu malas. Berada di tengah tengah.
“Ma, Noora berangkat les ya, Assalamualaikum!” aku pamit, aku berangkat les diantar Bibi Riri menggunakan mobil, Bibi Riri adalah satu satunya asisten rumah tangga perempuan kami yang bisa mengemudi mobil. Aku sudah sampai, aku turun dari mobil dan berjalan menuju tempat les, “selamat pagi Kak Angga dan teman teman!” aku menyapa semua yang ada dikelas, “pagi juga Noora!” jawab teman sekelas. Aku menyimak penjelasan dari Kak Angga, guru les ku.
“Baik, adik adik semua! Kerjakan semua soal di papan tulis!” mata ku terbelalak, sungguh? Tidak pura pura? Soal di papan tulis jumlahya ada 35 lebih! Dan ini bukan soal mudah, harus menggunakan rumus dan wajib ditulis cara nya. Mau bagaimana lagi? Aku terpaksa mengerjakan semua soal itu, semua sudah selesai setelah satu setengah jam kemudian, tanganku rasanya seperti baru saja mencuci 3.000 piring! Pegal sekali. Belum lagi pikiranku, sudah tidak sanggup berpikir keras rasanya!
Akhirnya tugasku selesai, baru saja keluar kelas dengan tangan pegal dan otak yang sudah seperti terlilit benang. Tiba tiba, Ali berlari dari arah yang brlawanan, dan akhirnya... “Duak!” aku bertabrakan dengannya.
“Ali! Kalau jalan lihat lihat!”
“Kau juga tidak lihat lihat!”
Dasar anak ini! Jelas jelas dia yang salah! Begitupun ia tak mau disalahkan! Ali, anak paling menyebalkan satu dunia! Entah ia kena virus apa sampai senakal dan semenyebalkan itu!
“Tin!” Bibi Riri membunyikan klakson, aku segera berlari kearah mobil setelah menampilkan wajah tergalak ku kepada anak menyebalkan itu.
bersambung...
Assalamualaikum! Aloha semua!
Bab 8 kali ini aku posting setengah dulu ya, soalnya tanganku pegel, sama kaya Noora wkkwk.
Makasih semua udah dukung aku sampai bab 8 jadi!
And see you next time!
Bye!
wassalam!
Salam: Fatimah Aida
*maaf banyak typo
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantapp abiss
Wkwk makasih caesaaa,
Sma" Ahya! Km kls brp?
5 ca
Owhh aku 6
Huaaa, aku gasopan banget manggil nama doang. maaf ya Kak caesa
Udhhh santuy ajaa panggil aja nama biasa Km lahir nya tahun 2010 kah?
bukan, 2009
Bulan? Aku jg 2009 lho
20009 april tgl 20
Bulan? Aku jg 2009 lho
Agustus kak
Cuman jarak 4 bulan doang
piki piki, nyimak
hihiii