Duduk Di Jendela, Dan Melihat Dunia. Bab 2 ( Pencuri)
Duduk Di Jendela Dan Melihat Dunia Bab 2 (Pencuri)
Malam yang indah, bintang bintang memenuhi langit. Bulan bersinar terang, menghiasi langit malam yang gelap. Aku dan Aisha sedang berjalan menyusuri jalanan kampung yang gelap, jadi kami membawa senter. Kami baru pulang dari warung, disuruh Bunda membeli garam di warung.
“Aisha, dingin tidak sih?” tanya ku sembar menggosok gosokkan kedua telapak tanganku agar hangat. “Tidak. Itu karena aku hebat, sedingin apapun udaranya aku tetap tahan!” jawabnya dengan nada sombong. Aku diam tak menanggapi, hanya meliriknya sebal, iapun hanya cekikikan.
“Eh! Ra, lihat! Kok orang itu aneh?” Aisha berbisik ditelingaku, aku melihat kearah yang ditunjukkan Aisha. “Tidak ada apa apa,” aku tak melihat apapun selain kebun gelap yang menyeramkan, “iiih! Itu lho! Perhatikan!” Aisha berseru gemas. Aku berusaha memerhatikan, mataku membulat, Aisha benar. Terlihat 3 orang pria yang aneh penampilannya.
Salah satu dari laki laki itu menggunakan masker, kacamata, jaket hitam, dan sandal jepit. Dua orang lainnya seperti bapak bapak pada umumnya, menggunakan kaos dan sandal jepit, tak memakai masker dan kacamata juga. Salah satu dari mereka melihatku dan Aisha berdiri termangu di jalanan desa, “Ada yang melihat!” teriakan itu membuat jantungku berdetak lebih kencang. Kaget.
Dan teriakan itu pula yang spontan membuat Aisha menarik tanganku dan segera berlari pulang. Jalanan gelap, suara burung hantu, dan jangkrik yang terus terdengar serta suara langkah kaki 3 orang tadi mengejar kami membuat aura semakin mencekam.
Tepat sekali didepan sana ada pos dan beberapa bapak bapak yang sedang jaga malam, kami segera berlari menuju pos itu, 3 orang tadi berbalik dan berhenti mengejar kami. “Ada apa Aisha? Noora?” salah satu bapak bapak yang berada di pos bertanya. Aku menggeleng, entahlah, aku merasa kejadian tadi hanya halusinasiku dan Aisha.
Bapak bapak dipos tidak terlalu memerhatikan kami yang terengah engah, mereka kira kami usil mengganggu kelelawar lalu dikejar dan lari terbiri birit, anak anak kampung biasa melakukannya. Akhirnya setelah melihat situasi kami bergegas pulang.
“Kalian ke mana saja?” Bunda menyambut kami dengan pelototannya di depan pintu, kami menunduk, tidak menjawab. Bunda menghela napas dan akhirnya pergi meninggalkan kami. “Fiuh” aku menghela napas lega, pulang ketakutan malah disambut pelototan, menyebalkan!
Siang, aku, Aisha, dan Ima (teman satu kamarku) sedang duduk duduk diteras panti asuhan. Kami memerhatikan orang yang berlalu lalang melewati panti asuhan. “Ra, itu orang orang ngapain sih bolak balik dari rumah Bu Ina?” Ima bertanya, oh, ternyata dari rumah Bu Ina. Manaku tahu” aku menjawab santai, Ima menatapku sebal.
“Aku penasaran, mau kesana” aku bangkit, sangatpenasaran! “Ada apa sih Pak?” aku bertanya kepada salah seorang polisi yang berada di rumah Bu Ina, “tadi malam ada pencuri yang mencuri perhiasan Bu Ina,” jawab Pak Polisi. “Kejadiannya bagaimana Pak?” aku masih penasaran, bertanya kepada Pak Polisi.
“ Malam itu tidak ada yang ganjil nak, Bu Ina dan keluarga sudah tidur. Paginya keadaan rumah Bu Ina begitu berantakan, lemari Bu Ina berantakan, terbuka lemarinya. Kondisi rumah saat itu benar benar berantakan. Saat lemari Bu Ina diperiksa, satu kotak berisi 3 perhiasan dari emas dan 1 dari perak hilang. Tidak ada barang lain yang hilang kecuali perhiasan tadi.”
“ Kaca di kamar Bu Ina pecah, tapi tidak ada yang mendengar kaca pecah.” Jelas Pak Polisi. Lalu aku meminta izin Bu Ina memasuki kamarnya untuk mengecek, Bu Ina mengizinkanku, aku merhatikan seluruh ruangan Bu Ina yang ‘sengaja’ tidak dibersihkan untuk bukti saat melapor polisi.
Aku menemukan kaca yang pecah,dan beberapa jejak kaki. Ada batu yang ‘mungkin’ digunakan pelaku untuk memecahkan jendela. Tapi, setelah kupikir pikir lagi, sepertinya tidak menggunakan batu karena tidak ada yang mendengar suara kaca pecah. Sedangkan kalau memecah kaca menggunakan batu pasti suaranya keras.....
Bersambung
Hai sobat sasisabu semua! Assalamualaikum! maaf ya diposting nya sore soalnya pagi aku main jadi lupa nulis hehe.
nah aku juga mau minta maaf karena bersambung. aku bikin bersambung karena ceritanya panjang.
oke segitu dulu jangan lupa komen dan tunggu bagian 2 nya.
Bye!
Salam: Fatimah Aida
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar