Pengabdiannya Tak Terbatas

oleh Farras Zaky Kurniawan

SMA Al Muslim Tambun - X IPA 1

Guru selalu membantu kita dikala kita memiliki masalah. dengan demikian, kita sebagai muridnya harus menghormati dan berterima kasih kepadanya atas jasa-jasanya yang telah diberikan kepada kami. dikala kita sedih juga, guru juga akan mendampingi kita dan menenangi kita agar kita tidak terlalu sedih.

Guru pun juga bisa marah layaknya manusia biasa, namun marahnya guru itu bukan berarti guru kita tidak peduli terhadap kita. tetapi, kemarahannya itu menginginkan kita untuk tetap ingat akan kewajiban kita sebagai murid dan juga merupakan tanda kasih sayang kepada kita.

Tak bisa dimungkiri, semua kepedulian dan semua jasa-jasanya yang guru berikan kepada kita karena guru telah menanggap kita sebagai layaknya anak sendiri. mereka pun rela untuk menguras tenaganya beserta pikirannya demi mengajarkan kami, membimbing kami, bahkan mereka juga rela dan sangat sabar untuk dicap sebagai guru killer ataupun galak oleh murid-muridnya demi kebaikan kepada kita sebagai muridnya.

Kadang kala, kita juga sering kali mengeluh mengapa diberikan tugas sebanyak ini hingga membuat kita kelelahan bahkan sampai sakit. meski demikian, guru kita juga ingin mendidik kita agar menjadi siswa yang disiplin dan tidak menjadi siswa yang malas, bahkan, guru pun juga mengharapkan kita agar kita bisa sukses di masa depan.

Hari demi hari telah berlalu, materi yang diberikan pun tentunya akan semakin sulit. dengan demikian, guru akan selalu menerangkan materi secara terus-menerus hingga kita paham betul terhadap materi yang telah diberikan. jikalau kita masih tidak mengerti ataupun tidak paham, guru pun tidak segan untuk membantu kita dan membimbing kita agar kita menjadi lebih paham atau mengerti terhadap materi yang telah diberikan.

Dikala kita bahagia, guru pun juga akan bahagia. dikala kita sedih, guru berada di sisi kita untuk menenangi kita. dikala kita bersalah, guru juga akan memahami atas kesalahan kita. Dikala kita memiliki masalah, guru pun akan memberikan solusi untuk memecah masalah yang kita miliki.

Dan terkait dengan guru, saya pun memiliki pengalaman tersendiri, puluhan bahkan beratus guru yang pernah saya temui dari TK sampai sekarang di SMA, banyak kenangan yang dimiliki, baik kenangan yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, namun, dengan demikian, itu tetaplah hal yang luar biasa. Begitu pun saya, saya pun memiliki kenangan yang luar biasa dengan guru-guru saya, dan di antara guru-guru itu, ada sosok-sosok guru yang melekat dalam pikiran saya.

Yang pertama, saya sangat teringat atas guru Matematika saya pada saat kelas 9 SMP, yakni Ibu Adelia Derifni, yang merupakan guru Matematika di SMP Al Muslim Tambun. beliau lah sangat bersabar ketika saya bertanya terhadap materi yang tidak saya pahami, bahkan ketika saya merasa kesulitan dalam menjawab soal-soal yang telah diberikan.

"Anak-anak, apakah ada yang sudah paham?" tanya Bu Adelia kepada kami.

"Masih belum paham sedikit, bu." jawab saya.

lalu teman sebangku saya si Wisdan menyenggol saya dan berkata "ngapain sih lu nanya gini, ras? emang ada yang susah ya?”

“Kenapa sih, emang nggak boleh ya gue tanya gini?” tanya aku.

"Hei, ngapain berantem kalian? Farras itu udah benar kok kalo dia masih belum paham," Bu Adel pun mulai memisahkan pertengkaran kami.

Lalu, saya menjawab "bu, saya masih belum paham untuk cara penghitungannya."

"Baiklah, dibagian mana yang masih belum paham? nanti akan ibu jelasin secara ringkas dan jelas, ya," sahut Bu Adel.

saya pun menjawab "di bagian rumus bangun ruang sisi lengkung, bu," jawab saya.

"Oke, Farras. silahkan disimak dengan teliti dan baik penjelasan ibu, ya," ucap Bu Adel.

Seperti kebanyakan orang pada umumnya, pada mulanya saya tak terlalu menyukai Matematika, pelajaran yang sebenarnya menarik ini. namun, Ibu Adelia memiliki tips and trick tersendiri dalam memecahkan permasalahan soal. dengan demikian, tak heran jika saya sangat mengerti terhadap tips and trick yang telah diberikan dan tak heran juga jika saya mendapatkan nilai lumayan bagus.

Beliau juga sering kali menyemangati muridnya disaat muridnya merasa kesulitan, beliau senantiasa tersenyum kepada muridnya, bahkan yang sangat menarik adalah beliau menanyakan nama panggilan murid-muridnya dan inilah yang semakin mendekatkan beliau dengan kami.

"Semangat, Farras. pasti kamu bisa!" ucap Bu Adel.

"Terima kasih, bu." jawab saya.

Aih, rasanya sedih sekali jika saya selalu mengingat beliau.

beliau pun pernah berkata kepada saya secara pribadi "Ras, biarkan saja perkataan temanmu yang membuatmu sakit hati, jadikan dirimu itu berbeda dari orang lain."

Belum cukup sampai di situ saja, hal lainnya yang paling luar bisa dan menarik adalah ketika beliau memberikan tambahan pelajaran gratis bagi murid-muridnya dan mengajar kami tak kenal lelah, bahkan saat mendekati Ujian Nasional, beliau rela untuk mengajar hingga larut malam.

Namun, apadaya, pandemi Coronavirus Disease-19 pun terjadi, sehingga menyebabkan Ujian Nasional pun ditiadakan. sehingga saya tidak bisa merasakan suasana Ujian Nasional untuk terakhir kalinya, dikarenakan angkatan saya seharusnya merupakan angkatan terakhir yang mendapatkan Ujian Nasional.

Guruku, terimakasih atas jasa-jasamu dan bimbinganmu dengan tanpa pamrih.

Profil Penulis

Halo, perkenalkan, namaku Farras Zaky Kurniawan. aku lahir di Madiun, 12 April 2005. hobiku adalah menggambar dan bermain alat musik, selain itu juga hobiku adalah bersepeda.

aku juga memiliki akun media sosial, lho. mungkin kalian bisa memberikan kritik ataupun saran kepadaku secara langsung.

Instagram : @fklerrrr23